-26- bertemu (2)

26.4K 3.2K 38
                                    

(﷽)

Tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah.

*****

Semua anggota keluarga sudah berkumpul hendak berpergian tertinggal satu diantara mereka yanh bisa menjadi penyebab telat. "Amira, Ayo tinggal kamu doang loh!" ucap wanita paruh baya.

"Iya Umi, bentar!" jawab Amira yang masih berjalan tertatih dengan membawa susu botol.

Lelaki berusia sekitar 21 tahun itu berdecak. Karena kakaknya dari kecil hingga saat ini tetap saja sama. "Dari dulu nggak berubah, lemotnya."

"Ih adek durhaka! Umi.. Atala tuh!" adu Amira.

Sani—Umi Atala. semakin panas rasanya melihat kedua anaknya. "Udah, haduh bertengkar mulu! Amira udah punya anak juga masih aja ngadu! Atala juga suka banget godain kakaknya!"

*****

Setelah lengkap mobil keluarga Ar-Rahman membelah jalanan sore ini. Menuju Masjid untuk sama-sama mengikuti kajian sore hari ini. Bukan sekali, dua kali berpergian bersama sekeluarga menyaksikan kajian. Justru ini adalah kebiasaan keluarga Ar-Rahman. Didikan agama di keluarga ini sangat diutamakan. Jika ada 2 tujuan antara liburan atau kajian mereka akan memilih kajian.

"Om itu pohon apa?" tanya Kirana anak dari Amira yang menunjuk pada pohon besar disamping jalanan.

Atala menghela nafas ketika aktivitas bermain gamenya terhenti. "Mangga." jawabnya singkat.

Kirana—anak dari Amira yang baru saja berusia kisaran 5 tahun. Ia memanggut-manggutkan kepalanya. "Oh mangga ya, kalau malam ada hantunya nggak Om?"

"Nggak tau."

Gadis kecil ini merenggek karena jawaban dari Atala—Om nya. Selalu tidak memuaskan singkat jelas padat. Sedangkan biasa orang yang mengajak Kirana bicara selalu membuat hati gadis ini senang dengan bercerita tapi tidak dengan Atala. "Kalau di buku donggeng Kirana biasanya pohon kalau malem ada hantu sama penyihirnya Om, bener ya?" tanyanya lagi.

Atala tetap diam melihat jalanan.

"Bang, dijawab yang bener atuh!" ucap Sani dari tempat duduk mobil bagian depan.

Atala yang duduk disamping bagian kedua, Amira yang duduk sederet bagian sebrang, dan tengahnya ada anak berusia 5 tahun. Hari ini Amira dan Kirana sedang menginap, Suami Amira tidak ikut karena harus mengurus beberapa pekerjaan.

Atala tetap diam tidak banyak bicara.

"Mama, Oma kok Om Atala dari dulu jahat banget!" tangisan Kirana pecah.

Amira yang sedang memakai bedak terlonjak kaget melihat anaknya yang menangis. Lalu mendekap putri kesayangannya itu. "Dari kecil kali! Om kamu tuh ya dari dulu udah dingin sifatnya kayak batu es di kutub, gimana ada perempuan yang betah sama sifatnya!" Amira terkekeh karena perkataannya yang terakhir dan dibalas dengan tatapan tajam oleh Atala.

"Pokoknya Om harus minta maaf sama aku!" ketus Kirana.

Atala mengerutkan dahi dan menatap Kirana yang masih setengah menangis. Sedangkan Harun—Abah Atala, Sani dan Amira tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu Kirana.

"Kata Bu guru sekolah Kirana, nggak boleh jahat! Kalau udah salah harus minta maaf—"

"Yaudah, maaf." potong Atala.

"Nggak boleh potong omongan orang Om!" ketus Kirana.

Atala karena ia tampak bising dengan ocehan Kirana. "Nanti beli es cream mau?"

Senja Assyifa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang