DASHARA

Satu

Kriiiiinnngggg. Bunyi bel SMA Citra Bangsa berbunyi, tanda bahwa jam pelajaran akan dimulai. Dasha mengambil buku - buku pelajaran yang akan dipelajari di hari Senin itu dengan wajah yang lesu.

Dashara Zienna Giovano, lahir pada tanggal 12 Oktober. Seorang anak bungsu perempuan satu - satunya dari tiga bersaudara. Ia tinggal bersama dengan kedua orang tua dan kedua kakak laki - lakinya.

Kakak pertamanya, Daniel Giovano  telah lulus SMA dan melanjutkan studi Management di Universitas ternama di Jakarta. Ia cenderung memikirkan dirinya sendiri, tidak ingin mencampuri urusan orang lain. Jangankan mengurus urusan orang lain, saat mendengar namanya disebut saja dia tidak mau menoleh. Bukan, Daniel tidak tuli, hanya saja ia telah bosan menoleh dan telah mengetahui bahwa yang menyebut namanya adalah perempuan - perempuan yang sedang mengaguminya. Karena itu ia enggan perduli dengan apapun, baginya perduli itu hanya dengan urusannya sendiri. Tetapi sisi baiknya adalah Daniel seorang laki - laki yang patuh pada orang tua, ia rela saat orang tuanya meminta dia untuk melanjutkan perusahaan yang telah turun menurun di keluarganya. Padahal, sejatinya ia memiliki banyak penghargaan kompetisi bela diri dan sangat menyukai bidang olahraga.

Berbeda dengan kakak yang pertama. Kakak Dasha yang kedua ini namanya Devan Giovano, usianya? Hanya berbeda satu tahun dengan Dasha dengan tanggal lahir yang sama. Bedanya, Devan lahir di bulan Juni . Mamah Dasha dan Devan memang tidak pernah menunda kehanmilan, karena tidak ingin nantinya malah sulit untuk hamil. Namun, karena sudah memiliki tiga anak, orang tua mereka memutuskan untuk cukup dengan tiga anak.

Dasha dan Devan memiliki tingkat kepintaran yang jauh berbeda. Dasha lebih pintar dari Devan, sehingga pada saat Devan baru saja menyelesaikan masa taman kanak - kanaknya, orang tua mereka memilih untuk memasukkan Dasha langsung ke sekolah dasar bersama Devan, karena dirasa perkembangan kognitif Dasha yang sangat cepat terlihat dari pembelajaran yang diberikan orang tuanya di rumah yang sangat memiliki kemajuan pesat. Berbeda denga Devan, yang saat itu perlu bimbingan khusus di taman kanak - kanak. Hasilnya, Devan mulai memiliki perkembangan yang hampir sama dengan Dasha.

Karena saat mulai sekolah dasar Devan dan Dasha sudah selalu bersama, tidak menutup kemungkinan mereka selalu bersekolah di tempat yang sama baik SMP maupun SMA.Tetapi ajaibnya, selama mereka berada di satu sekolah yang sama, sampai saat ini, tidak ada yang mengetahui bahwa mereka adalah kakak beradik. Entahlah, mungkin karena Dasha yang takut dengan teman - teman yang akan menganggap Devan adalah pacarnya. Itu karena, Devan sangat menyayangi Dasha.

Pernah saat kelas dua SMP, Devan mendapati Dasha yang didorong oleh teman laki - lakinya karena Dasha telah menumpahkan makanan yang sedang dipegang oleh anak itu. Tetapi, tiba tiba anak laki - laki itu diserang oleh Devan karena tidak terima adiknya diperlakukan kasar sehingga menyebabkan orang tua Devan dan Dasha harus memindahkan mereka ke sekolah lain. Hal ini membuat Dasha tidak mau mengulanginya lagi. Ia bertekad bahwa ia akan baik - baik saja dan berusaha baik - baik saja hingga Devan tidak perlu membelanya.

Devan memang terkenal memiliki emosional yang tinggi. Apalagi menyangkut dengan keluarganya, ia tidak akan tinggal diam menonton.

"Dashaaaaa.... gimana liburan lo asik gak?" Elen yang baru saja menaruh tas di bangkunya langsung mengagetkan Dasha yang sedang membaca buku pelajaran di semester genap pada kelas 12.

Elen Lavella. Sahabat Dasha sejak kelas satu SD. Tinggal disebelah rumah Dasha, seperti kembar yang tidak bisa dipisahkan. Elen lebih berani dan dewasa dibanding dengan Dasha, Elen yang selalu ada untuk Dasha apapun kondisinya. "The best ever". Elen tinggal bersama ibunya yang memiliki restorant terkenal di Jakarta.

"Eh, ditanya juga diem aja lo kek patung!" Elen kesal dengan Dasha yang masih diam, padahal Elen sudah bersuara keras.

"Berisik ah..." akhirnya Dasha membuka mulutnya yang sedari tadi tidak mengucapkan apapun bahkan ia bernafas atau tidak saja tidak bisa diprediksi.