Delapanbelas

90 4 0
                                    



SREEKK

Suara lengan baju Dasha yang robek ditarik Stephanie dengan kuat dan langsung melayangkan tangannya menampar pipi Dasha.

PLAAKK

"KURANG AJAR LO SAMPAH!. BERANI - BERANINYA LO ABAIKAN OMONGAN GUE!." Stephanie membentak setelah menampar Dasha. Sementara Dasha memegang pipinya yang memerah namun tetap diam.

"ASAL LO TAU YA!...." Baru saja Stephanie ingin menceritakan segalanya tentang Samudra pada Dasha untuk memperingatkan Dasha agar bisa menjauh dari Samudra, tapi pintu toilet sudah dibuka oleh seseorang.

"STEPHANIE!" Samudra yang membuka pintu toilet perempuan itu membentak Stephanie dan menarik Dasha ke belakang tubuhnya.

"Samudra!." Stephanie kaget, aksi kejahatannya ketahuan oleh Samudra untuk kedua kalinya, setelah yang pertama di satu tahun yang lalu.

"Lo yang sampah Phan! Gue denger semuanya, lo nampar dia kan? Gue bener - bener ga habis pikir kalo ternyata lo minta maaf cuma buat main - main sama gue! Ternyata sikap lo masih sama? Gue peringatin sama lo, JANGAN PERNAH GANGGU DIA, ATAU LO BERURUSAN SAMA GUE!." Samudra menunjuk di depan wajah Stephanie, mengancamnya dengan penekanan yang terdengar sangat jelas di telinga Stephanie dengan wajah merah padam miliknya.

Melihat baju Dasha yang robek karena ditarik Stephanie, Samudra mebuka baju seragam miliknya. Untungnya, dia selalu memakai kaos harian berwarna hitam untuk menjadi dalaman baju seragamnya yang transparant, sehingga dia berani membuka baju seragamnya sekarang.

Samudra memakaikan baju seragam itu di bahu Dasha agar robek dibaju Dasha tertutup dan membawa Dasha keluar dari sana.

- - - - - - - - - - - - - -

Samudra dan Dasha sudah berada di depan mobil Samudra. Namun, Dasha menghentikan langkahnya dan menghadapkan tubuhnya ke arah Samudra.

Dasha mulai bicara.

"Lo bisa gak sih gausah ikut campur urusan gue?." Dasha memberontak pada Samudra dan membanting seragam Samudra hingga jatuh ke tanah.

"Lo dalam bahaya Sha! Gimana gue ga ikut campur. Lo ditampar! Dan lo diem aja, gimana gue bisa diem aja padahal gue tau lo ditampar sama dia!." Samudra balik memberontak tidak terima dengan ucapan Dasha yang membuatnya kesal.

"Gue tau, lo ikut campur karena lo kenal kan sama dia? Siapa? Mantan lo? Pantes aja kalo gue dilabrak sama dia, KARENA LO SELALU IKUT CAMPUR URUSAN GUE!." Dasha semakin meninggikan suaranya didepan Samudra menandakan bahwa dia sudah tidak sanggup menahan marahnya.

"Semenjak gue kenal sama lo, kehidupan sekolah gue gapernah tenang, gue salalu aja takut sama hal - hal yang sebenernya nggak perlu gue takutin karena gue ga tahu apa - apa. Tapi sekarang, liat! Bahkan gue ditampar oleh orang yang gue kenal Sam!." Dasha menangis sejadi - jadinya dihadapan Samudra. Dia tidak mencari perhatian, dia hanya lelah dengan banyak masalah yang telah menimpanya tanpa kakak dan orang tuanya tahu setelah tujuh belas tahun hidupnya yang selalu tidak  pernah lepas dari pengawasan mereka saat sebelum bertemu Samudra.

"SHA, GUE IKUT CAMPUR BUKAN KARENA DIA MANTAN GUE, TAPI, KARENA LO PACAR GUE SHA! GUE SAYANG SAMA LO! GUE GAK MAU LO KENAPA - NAPA! GUE GAK MAU MENGULANG KESALAHAN YANG SAMA UNTUK KEDUA KALINYA SHA!." Samudra mengepalkan tangannya.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang