Enambelas

119 5 0
                                    


Devan membuat sebuah grup roomchat yang hanya berisi Roy dan Toni, tanpa Samudra. Devan ingin menyelidiki dalang dari semua ini, dia khawatir, jika masalah ini tidak selesai juga seperti masa lalu. Maka, Dasha akan dalam bahaya. Roomchat itu pun dimulai oleh Devan.

Devan : "Woy, Roy, Ton!." Devan memanggil kedua temannya disana.

Roy : "Oy, grup apaan nih? Lah kok gaada Samudra? Gue masukkin si kunyuk ya?. Oh iya lagian lo berdua juga hari ini nggak masuk sekolah, bolos berdua lo ya?."

Devan : "Eh dodol, gue emang sengaja ga masukkin Samudra ke grup!. Iya gue bolos berdua Samudra."

Roy : "Lah, emang kenapa?." Roy bingung dengan pernyataan Devan, karena terakhir kali grup yang hanya berisi tiga orang diantara mereka juga pernah dibuat satu tahun yang lalu oleh Devan.

Devan : "Kejadian dulu, terulang lagi bro."

Toni yang baru saja sadar ada grup baru di hpnya, langsung membuka grup itu.

Toni : "Apaan sih lo Van, orang udah mati diada - adain aja lo." Toni malah salah fokus ke arah yang tidak dimaksud Devan.

Devan : "Eh Ton, gue aja belom cerita."

Roy : "Tauluh, Toon. Eh maap."

Toni : "Ya... maap. Udahlah lo kalo mau cerita ketemu aja ayok, di grup kaga seru kalo kaga ngupi." Toni malah bercanda.

Roy : "Yaudah ayok, di tempat biasa lah."

Devan : "Jangan, itukan cafe tongkrongan kita berempat, gue takut ada Samudra."

Toni : "Hilih, dirumah gua ajalah sini. Banyak kupi."

Roy : "Ada bolu kesukaan gue kaga? Nyokap lo bikin gak ni hari?."

Toni : "Ah, kalo ada lo di rumah gue, nyokap gue pasti langsung gas bikin bolu buat lo Roy. Selau bae. Jam berapa lo kesini?."

Devan : "Jam empat gue otw."

Roy : "Okur."

Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk bertemu agar Devan bisa menceritakan hal yang dimaksud Devan terjadi lagi.

- DI RUMAH TONI -

"Mana si Devan, kebiasaan nih orang emang sebelas dua belas sama Samudra. Ngaret mulu." Roy mengoceh kepada Toni.

"Sabar, nih emak gue udah bikinin lo bolu rendem kesukaan lo." Toni menaruh sepiring bolu buatan ibunya untuk diberikan pada Roy.

"Ebuseh, bolu rendem? Perasaan kemaren lo kagak bilang ini bolu rendem? Emang ini masaknya di rendem?." Roy malah menganggap omongan Toni dengan serius.

"Lah, emang bolu mah direndem kali Roooyyyy...." Toni bicara dengan percaya diri.

"Rendem gimana si Ton?."

"Yah, gue liat emak gue masukkin aer banyak banget di panci, baru dah adonanya dimasukkin. Berarti kan direndem kan Roy? Gue gak salah dong." Toni malah menjelaskan cara memasak ibunya dalam membuat bolu.

"Aduh... Toni yang ganteng, imut, banyak duit, kereeeennnn tapi sayang TOONNYA KEBANGETAN." Roy mendorong tubuh Toni dari samping karena mereka duduk di satu sofa yang sama.

"Emangapasi? Salah mulu gue." Toni protes.

"Itu namanya dikukus Toooniiiiii." Roy mendekatkan mulutnya di telinga Toni.

"Emang iya? Yaudah maap." Toni menggaruk kepalanya dengan muka yang polos.

Tidak lama setelah perdebatan Toni dan Roy, akhirnya yang ditunggu - tunggu telah datang.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang