Tigabelas

134 6 1
                                    



Samudra menghentikan taksi yang ditumpanginnya karena melihat seorang cewek yang dikejar - kejar oleh dua orang yang lebih terlihat seperti preman. Samudra curiga kalau yang dilihatnya adalah Dasha. Samudra tidak melihat jelas wajahnya, tapi dia ingin tahu apa yang terjadi. Walaupun dia bukan Dasha, dia tetap memilih turun dari taksi yang diberhentikan olehnya di tengah jalan.

Samudra mengikuti preman itu. Samudra melihat sebuah bungkusan yang didalamnya ada buku novel sudah berhamburan di jalanan. Ia mengambil novel itu.

"Jangan - jangan..,DASHA!." Samudra mengganti langkahnya dengan berlari mengejar preman - preman itu.

"Maaf ya cantik, kita hanya menjalankan tugas."

Ketika Samudra melewati satu gang diantara dua rumah, Samudra mendengar ucapan itu dari gang yang dia lewati, Samudra berbalik ke gang itu lagi. Benar saja, mereka disana.

Tangan dari salah satu orang itu ingin menyentuh pipi Dasha yang sudah basah karena air mata dan mulai mendekatkan wajahnya sementara yang satunya menutup ruang gerak Dasha agar tidak bisa pergi dari sana.

"WOY!! MAU NGAPAIN LO!!!" Samudra berteriak keras, membuat preman itu menghentikan aksinya dan berjalan menghadapi Samudra.

"Siapa lo? Gausah ikut campur anak bau kencur." Salah satu preman menolak pinggangnya di tengah gang menantang berani ke arah Samudra.

Dasha berusaha untuk kabur dari cegatan preman yang satunya, tapi lehernya malah ditikam oleh tangan preman itu yang membuat Dasha menjadi sesak nafas.

"Lo ga perlu tau siapa gue, karena gue juga gamau tau siapa lo! Yang jelas, lepasin cewek gue atau lo yang ngelepas nyawa lo di tangan gue?." Samudra mengancam preman itu dengan berani tanpa keraguan.

"Kurang ajar lo bau kencur! Gue BOY! Preman paling mematikan di Jakarta! Karena lo maksa gue, oke, semoga lo selamet." Preman itu maju untuk meninju Samudra.

Samudra berhasil menghindar dan balik meninju wajah preman, mereka terus berkelahi tanpa ada yang melerai.

Perkelahian itu semakin mengkhawatirkan karena Samudra yang sudah beberapa kali jatuh tersungkur, Dasha semakin takut dirinya dan Samudra tidak akan selamat.

"Lepasin gue! Siapa yang nyuruh lo! Lepasiiin!!." Dasha terus mengatakan itu selama perkelahian Samudra berlangsung kepada preman yang menikamnya dengan tangan.

Dasha sudah kehabisan nafas, dengan nafas yang tersendat dia masih berusaha untuk lepas dari tikamannya.

"Kurang ajar! Kalo gini, bos bisa kalah." Kata preman yang menikam Dasha.

Untuk terakhir kalinya, tinjuan Samudra yang sudah melemah bisa melumpuhkan Boy si preman, Preman yang menikam Dasha mulai maju untuk membantu Boy yang sudah tidak berdaya.

Preman itu melepaskan tikaman Dasha dan melempar Dasha ke tembok, sehingga kepala Dasha membentur tembok.

"Awh!." Dasha sudah tidak memiliki nafas yang lancar, kepalanya mengeluarkan darah akibat benturan di tembok, Akhirnya Dasha jatuh pingsan.

Samudra yang melihat Dasha jatuh pingsan maju untuk menghadapi anak buah si Boy.

"WOY!." Samudra berlari menyerang preman itu.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang