Duapuluh

82 4 0
                                    



Samudra berjalan ke arah kantin sekolah.

"Hai, gue boleh duduk disini gak?" Suara seorang cowok menarik Dasha dan Elen menoleh kearahnya.

"Enggak!." Mengetahui sang pemilik suara adalah Ken, Dasha menjawab pertanyaan Ken cepat.

CUP

Tiba - tiba Ken mencium pipi Dasha saat Dasha kembali memakan makanannya. Dasha kaget dengan pergerakkan Ken dan wajahnya langsung merah padam melirik ke arah Ken dengan mie yang masih dimulutnya dan sumpit yang masih kaku ditangannya.

Gerakkan Ken membuat Samudra yang baru sampai di kantin berhenti melangkah tentu saja sangat kaget, matanya memerah menahan untuk meninju wajah Ken yang sudah muak dilihatnya, karena dia sudah lelah menghadapi orang ini sejak dulu. Dia juga yang sudah membuat Samudra kehilangan 'dia'.

"UDAH GILA LO!." Elen maju menghadapi Ken.

PLAKK

Elen menampar Ken dengan sangat berani tanpa ada keraguan, Ken hanya diam bergeming.

"RIBUT SINI SAMA GUE. BERANI - BERANINYA LO NYIUM TEMEN GUE. LO SIAPA!."

Suara Elen menarik perhatian seluruh orang yang berada disana. Terutama Devan yang tadi tidak melihat kejadian itu, mendekat ke arah Dasha. Serta Roy dan Toni yang sedang melihat ada Samudra disana yang memperhatikan kejadian itu.

"Elen, kenapa sih lo marah - marah?." Devan datang dari arah perkumpulan teman - temannya.

"Adik lo tiba - tiba dicium sama manusia gapunya otak nih." Elen keceplosan saat mengucapkan kalau Dasha adalah adik Devan.

"Hah, adik Devan?."
"Dashara. Adiknya Devan?."
"Kok kita gak tau ya selama ini?."
"Pantesan di absen nama keluarganya gak dipake ya?."
"Iyaya, keluarga Giovano ternyata punya anak cewek."
"Jangan - jangan anak pungut kali, makannya dia gapake nama belakang di absen."
"Iya kali ya. Gak mau keliatan orang kaya kali. Sok - sok orang biasa. Padahalmah, tajir melintir."
"Oh, pantes ya. Kita - kita kalah deketin Samudra. Level kita beda."
"Tapi Devan aja ga ngakuin dia sebagai adik, masa dari kemarin adiknya aja diganggu orang - orang terkenal di sekolah ini, Devan diem aja? Anak pungut ga diakuin keluarga kali ya?."

Dasha memang tidak pernah menggunakan nama keluarga di belakang namanya, baik di buku absen maupun di name tag. Tapi, bagi orang - orang yang sangat ingin mendekati Dasha. Sangat mudah mengetahui kalau Dasha adalah anak dari Keluarga Giovano. Padahal, alasan Dasha tidak menggunakan nama keluarga di belakang namanya hanyalah karena nama keluarga itu tidak wajib digunakan, kecuali untuk nama kakak - kakaknya yang memang dijadikan sebagai nama panjang. Sementara Dasha, anak cewek dan sudah memiliki nama panjang pula, Zienna. Hal ini pun sudah dibicarakan oleh keluarga Dasha, dan semua keluarga memperbolehkan Dasha untuk tidak menggunakan nama keluarganya di instansi.

Desas - desus anak - anak di kantin mulai terdengar di telinga Dasha saat itu. Mendengar kata "anak pungut" disana, Dasha langsung berdiri menggebrak meja.

BRAAKK

"Dasha, maaf." Elen meminta maaf pada Dasha karena keceplosan membongkar identitas Dasha.

Dasha pergi berlari dari kantin itu. Dan Devan membawa Ken bersamanya.

Samudra mengejar Dasha yang pergi ke kelasnya, mengambil tasnya, lalu keluar dari kelas tapi, langkah Dasha terhenti karena dihadang oleh Stephanie.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang