Duapuluh tiga

101 7 0
                                    



"Nah anak - anak, ibu sudahi dulu pembelajaran hari ini. Besok tugas ini dikumpulkan di meja ibu tepat jam tujuh pagi ya!" Guru matematika itu menyelesaikan jam pelajarannya dan berjalan keluar dari ruang kelas.

"BAIK BU...." Jawab seluruh anak - anak kelas 12A.

KRIIINGGG

Suara bel pulang sekolah SMA Citra Bangsa itu langsung membuat Samudra memasukkan bukunya ke tas dan lari keluar kelas ingin cepat - cepat pergi dari sana.

"Eh Sam, mau kemana lo?." Devan memanggil Samudra yang sudah melewati pintu keluar.

"Ada penting kali tuh anak." Kata Roy sambil memasukkan buku - bukunya juga kedalam tas.

- DASHA -

Kejadian ini terjadi setelah Devan dan Papah Dasha pergi. Keadaan rumah itu tenang - tenang saja saat Dasha masih belum keluar dari kamarnya. Mamah Dasha masih mengira kalau Dasha sakit atau hanya sedang tidak ingin pergi ke sekolah. Tetapi, semakin lama mamah Dasha mulai resah karena Dasha yang tidak kunjung datang baik hanya untuk sarapan. Perasaan itu membuat mamah naik ke atas untuk melihat Dasha di kamar.

"Dasha kok gak turun - turun, sarapan dulu yuk." Ucap mamah sambil mengetuk - ngetuk pintu kamar Dasha.

Karena tidak mendapat jawaban apapun dari Dasha yang sejak tadi pagi hingga saat ini belum juga keluar, mamah Dasha memutuskan untuk mengambil kunci ganda kamar Dasha yang memang sudah disiapkan keluarga Dasha untuk kunci cadangan seluruh pintu di rumah mereka.

Setelah mendapatkan kunci yang dimaksudnya itu, mamah Dasha mulai membuka pintu kamar Dasha.

"Sha...."  Melihat Dasha masih terlelap di tempat tidur mamah mencoba untuk membangunkan Dasha dengan cara menepuk - nepuk tubuh Dasha.

Dasha masih saja tertidur tanpa ada reaksi apapun.

"Sha!!." Curiga dengan keadaan Dasha yang tidak hanya seperti orang yang tertidur, mamah mulai khawatir dan mengulurkan tangan memeriksa nafas di hidung Dasha.

"Masih hidup kok." Ucap mamah sambil menggoyang - goyangkan lagi tubuh Dasha.

Tidak ingin bertindak ceroboh, mamah keluar dari kamar Dasha, mengambil hp yang ada di kamarnya dan menelepon seorang dokter keluarga yang biasa menangani Keluarga Giovano.

Selang beberapa menit, dokter yang biasa dipanggil dengan nama Dr. Hans itu sampai di rumah Dasha yang sudah disambut dengan wajah khawatir mamah. Merekapun naik ke lantai dua, kamar Dasha.

Dr. Hans mulai mengeluarkan alat - alat untuk memeriksa keadaan Dasha.

"Memang sebelumnya apa yang terjadi ya bu?." Kata dokter sambil memeriksa Dasha.

"Saya juga gak tau dok, dari tidur malam sampai sekarang belum bangun. Saya bangunin pun nggak bangun juga. Saya takut dia kenapa - napa, jadinya saya panggil dokter." Kata mamah menjelaskan sedetail mungkin.

"Apa sebelumnya kepalanya pernah terbentur benda keras?." Tanya dokter pada mamah setelah selesai memeriksa Dasha.

"Saya kurang tau dok, karena yang biasa mengontrol anak saya itu kakak - kakaknya. Karena saya sering pergi keluar kota untuk perjalanan bisnis." Kata mamah mulai bingung dengan pertanyaan dokter yang dia juga tidak tahu jawabannya, karena sejak terakhir kali dia pulang dari Bogor pun sepertinya tidak ada kejadian yang fatal.

"Iya bu, sepertinya ini akibat dari benturan di kepala yang mungkin baru seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya sarankan, dia jangan terlalu memikirkan atau beraktivitas yang berat - berat dulu. Dia harus banyak istirahat, karena jika belum sembuh total, ini akan berkepanjangan." Kata dokter menjelaskan secara profesional.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang