Sembilan

172 8 0
                                    



Film yang ditonton oleh Dasha dan Elen sudah selesai. Mereka memutuskan untuk makan di restaurant di dalam mall itu.

"Sha...." Elen terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Apa?." Dasha memakan sisa popcorn yang tadi dibelinya saat menonton bioskop sambil menunggu makanan yang telah di pesan oleh Elen.

"Abis ini gue masih ada janji Sha." Elen memasang wajah bersalah karena tidak bisa langsung pulang bersama Dasha.

"Emang lo mau kemana ?."

"Ada janji sama temen gue."

"Yaudah, gue bisa kok pulang sendiri. Tenang aja." Dasha terlihat sangat yakin dengan pernyataannya kepada Elen sehingga Elen tidak melanjutkan percakapan itu.

Makanan yang di pesan telah datang. Dimeja tempat mereka duduk sudah tersedia sekitar 2 piring makanan pembuka, 2 piring makanan berat, 2 piring     makanan penutup dan 2 gelas minuman. Semua jenis makanan itu berbeda - beda. Tidak ada yang ber rupa sama, ini adalah kebiasaan mereka berdua ketika pergi berdua. Memesan makanan di restaurant yang tidak pernah sama dan selalu memesan jenis yang berbeda, saling mencicipi dan makan sampai tidak ada yang tersisa. Dan ini telah terjadi sejak mereka bersahabat. Mereka memulai untuk menghabiskan semuanya.

Setelah semua makanan habis, Elen meminta izin untuk pergi duluan karena sudah ditunggu oleh yang katanya 'teman' Elen.

"Sha, gue duluan ya.... gue udah ditunggu. Lo hati - hati ya pulang sendiri, udah jam delapan nih."

"Iya, jam delapan masih aman kok."

"Ok. Bye Sha."

Dasha mengambil hp yang belum dia lihat sejak dia berangkat tadi hingga sekarang.

"Gaada notifikasi, miris banget. Gaada yang nyariin gue." Dasha bergumam sambil mulai untuk memesan kendaraan terbaiknya. Ojol.

- ELEN -

Elen memasuki sebuah restaurant berbeda di mall yang sama tempat dia dan Dasha menonton tadi, Elen ingin menemui seseorang yang belakangan ini sering sekali mengganggunya karena selalu menanyakan hal - hal yang sebenarnya tidak ingin Elen jawab, tetapi orang ini tidak pernah berhenti untuk mengganggu Elen. Baik lewat pesan, telpon ataupun diam - diam menemuinya di sekolah.

"Hai." Seorang cowok menyapa Elen yang baru saja duduk dihadapannya itu.

"Kenapa sih lo ganggu gue terus Ken ?."
Elen langsung berbicara to the point karena enggan untuk berlama - lama bertemu dengan Ken.

"Gue cuma minta lo bantuin gue, lo cuma harus kasih tau gue segalanya tentang Dasha kok. Gaada yang lain."

"Terus, menurut lo gue bakal kasih tau? Dasha itu sahabat gue. Lagian gue juga gamau berurusan sama lo buat khianatin Dasha."

"Gue ga minta lo khianatin Dasha, gue cuma nanya kesukaan dia, hobi dia. Pokoknya segalanya tentang dia."

"Sorry ya Ken, walaupun lo sogok gue pake makanan lagi gue ga akan pernah mau ngasih tau lo tentang Dasha. Karena dia sahabat gue. Lagipula gue juga baru kenal sama lo kemaren, lo juga berantem sama Samudra ngelibatin Dasha. Awas ya kalo sampe Dasha dalam bahaya gara - gara lo berdua. Gue bakal ungkap lo sebagai tersangka utamanya!." Elen menekankan kata demi kata yang diucapkannya agar Ken tidak pernah mengganggunya lagi.

Elen pergi meninggalkan Ken karena merasa urusannya dengan Ken sudah selesai, dan Elen berharap tidak akan pernah terjadi apa - apa pada Dasha. Karena, sampai saat ini Samudra dan Ken seperti sedang mengincar Dasha. Entah untuk keperluan apa, tetapi selalu Elen yang dijadikan informan Dasha, karena hanya Elen yang paling bisa untuk membantu mereka.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang