Tiga

355 10 0
                                    



0603 : "Sorry"

TING. Pesan masuk ke hp Dasha yang sedang dicharger di atas nakas. Dasha bangkit dari duduknya dan menaruh novel yang dibacanya.

"Si Elen pasti mau nanyain pr nih." Dasha membuka pesan itu.

"ha... siapa nih? Sorry? Siapa si." Dasha membalasnya.

Dasha : "siapa ya?"

0603 : "Samudra."

Dasha melototi pesan itu.

"aduh. Mata gue burem nih kebanyakan baca." Dengan kepolosannya itu dia merestart hpnya dan kembali membuka pesan itu takut - takut kalo dia salah lihat .

"Ha.... beneran. Aduh takut gue. Tadi pagi kaki gue terus punggung gue. Kalo gue bales terus besok ketemu disekolah jangan - jangan kepala gue lagi. Aduh. Blok aja blok." Dasha memblokir nomor Samudra dan mematikan hpnya . Ia pun kembali membaca novel hingga tertidur sampai pagi.

- KEESOKAN HARINYA -

"Morning mah,pah,kakak..." Dasha menuruni tangga dengan pelan karena kakinya masih terasa sakit.

"Sha itu kaki kenapa kaki." Tanya kak Daniel sambil menunjuk - nunjuk kaki Dasha.

"Loh. Kemarin gaada." Devan kaget karena kemarin ia tidak pulang bersama adiknya itu.

"Gapapaaaa cuma jatoh disekolah." Dasha menjawab sambil tersenyum - senyum karena ia sedikit berbohong karena tidak mengatakan bahwa dia diserempet mobil.

"Van kamutuh." Kak Daniel mulai menceramahi Devan.

"Eitss... iya maaf, kemarin aku main jadi gapulang sama Dasha. Maaf ya Sha."

"Udah - udah makan sarapannya terus berangkat." Mamah menghentikan pembicaraan. Papah Dasha hanya diam mendengarkan anak - anaknya. Sifat Kak Daniel memang keturunan dari papah yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain.

- DI SEKOLAH -

"Sha lo mau makan apa gue yang pesen." Elen menanyakan Dasha yang masih duduk bingung menatap para penjual yang banyak.

"Gatau." Setelah sekian menit hanya itu jawaban Dasha.

"Yaudah samain gue aja ya." Elen pergi memesan makanan.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - -

"Sam." Toni memanggil Samudra yang sedang memakan siomay dengan matanya yang hanya melihat lurus ke depan tanpa berkedip. Samudra dan teman - temannya yang terdiri dari Toni si pelawak, Roy si playboy, dan tentunya tidak lain Devan kakak Dasha. Devan memang termasuk ke dalam cowok terganteng seantero sekolah di 12A, tidak heran kalau dia bisa se-geng dengan Samudra.

"Sam, Sam, lo kira dia sambel." Roy menyeletuk menjawab Toni.

"Samudra!." Toni berteriak. Teriakan itu membuat Dasha yang berada selisih tiga meja didepan meja Samudra melihat kedepan, arah suara itu berasal. Ternyata Samudra sedang melihat ke arah Dasha duduk.

"Waduh. Mata Lohan." Dasha bingung ingin berlari ke kanan balik lagi ke kiri dan balik lagi ke kanan dan sampai akhirnya dia memilih berlari ke kanan, arah ke kelasnya sampai Dasha sudah tidak terlihat di kantin.

Senyum terukir di wajah Samudra.

"Woy! Woy! Woy! Gila Gila! Samudra senyum" Toni menepuk - nepuk Roy dan Devan. Samudra buru - buru menarik lurus bibirnya lagi agar senyumnya tidak terlihat. Pasalnya, semua orang tahu bahwa senyum seorang Samudra bisa dihitung. Mungkin satu kali dalam sebulan. Sudah sama kan seperti datang bulan.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang