Limabelas

139 4 0
                                    



Samudra sampai di rumah. Mommy langsung menghampiri Samudra dengan keadaan yang hampir membuat mommy pingsan.

"Yaampun, Sam, kamu ini abis ngapain sih?. Kamu kenapa akhir - akhir ini berantem terus?." Mommy mengkhawatirkan keadaan Samudra yang akhir - akhir ini mulai sering berkelahi 'lagi'.

"Berantem sama preman mom, udah ya mau naik." Samudra menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamar.

"Sam, papih kamu pasti sedih liat kamu gini terus." Mommy bicara dengan dirinya sendiri.

Samudra membanting tubuhnya ke atas tempat tidur miliknya, dan melanjutkan sesi tidurnya yang masih belum tuntas.

- - - - - - - - - - - - - - -

Tok... tok... tok....

Stephanie mengetuk pintu sebuah apartement.

"Phanie?." Angel membuka pintu apartnya.

Stephanie masuk ke apart Angel, duduk di sofa dengan melipat kaki kanan di atas kaki kiri dan tangan yang dilipat didepan dada.

"Ngapain lo kesini?." Angel bertanya maksud kedatangan Stephanie.

"Emangnya gue gaboleh dateng ke apart yang bokap gue beliin?." Stephanie menjawab dengan sombong.

"Ya, gapapa. Tapi kan lo gapernah kesini." Kata Angel.

Ternyata, Angel dan Stephanie kakak beradik yang tinggal di rumah yang berbeda. Mengingat Stephani yang pernah tinggal di Amerika dan Angel yang tidak ingin pergi ke Amerika. Mereka berpisah karena ada sebuah insiden, jika mereka tetap bersama maka mereka akan dengan cepat diketahui keberadaanya.

DRRTT DRRTT

Hp Angel bergetar menandakan ada panggilan masuk dari nomor instansi.

Instansi : "Halo, apa benar ini nomor saudari Angel?."

Angel : "Iya benar, ini siapa ya?."

Instansi : "Kami telah menangkap dua orang laki - laki yang telah menyerang seorang wanita dan mengaku bahwa anda lah wali dari mereka, sebagai wali apakah anda bersedia hadir untuk menjelaskan?."

Angel : "Apa pak? Penyerangan?."

Stephanie yang mendengar percakapan Angel langsung mengambil hp itu dari tangan Angel dan menjawab telepon itu.

Stephanie : "Baik pak, kami kesana."

Stephanie mematikan telepon itu dan memberinya pada Angel.

"Maksud lo apa sih Phan? Lo jebak gue?. Lo itu adik gue Phan, bisa - bisanya ya lo jebak kakak lo sendiri? Demi lo, gue udah pura - pura sakit di depan Devan biar lo bisa selesaiin misi lo buat dapetin Samudra lagi, tapi ini balesan lo?." Angel berbicara panjang lebar pada Stephanie.

"Aduh, lo berisik banget sih. Harusnya lo yang terimakasih sama gue, karena papah di Amerika ga liat perbuatan lo waktu itu! Dan karena gue, lo masih bisa pacaran sama Devan. Ngerti lo!." Stephanie membalas panjang lebar perkataan Angel yang spontan membuat Angel terdiam.

"Udah, lo tenang aja. Gue pikir mereka gaakan ketangkep polisi dan cuma nyebut lo didepan Dasha, karena Dasha ga akan kenal lo. Ternyata itu cewek hebat juga, berani laporin mereka ke polisi. Udah lo diem aja disini, biar gue yang nebus mereka." Stephanie pergi dari apart Angel.

- - - - - - - - - - - - - - -

Stephanie memasuki sebuah ruangan interogasi di kantor polisi tempat anak buahnya ditahan.

"Selamat siang, dengan saudara Angel?." Seorang polisi menjabat tangan Stephanie dan menyangka kalau dia adalah Angel.

"Iya pak, saya Angel." Stephani berpura - pura menjadi Angel agar bisa menjadi wali anak buahnya dan menebus mereka keluar dari sana.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang