Delapan

204 8 0
                                    



"Untung aja gue selamat dari orang itu. Gue harus dengerin kata kak Devan buat jauhin dia, salah - salah nanti malah gue yang disuruh pindah sekolah sendirian." Dasha berbicara sambil menyusuri jalan dan melihat rumah - rumah yang ada di sekitarnya.

Samudra kembali ke bengkel untuk mengambil mobil yang sudah selesai di service. Setelah sampai di rumah Samudra memarkir mobil di depan rumahnya.

Devan yang sedang mencuci motor di depan rumah melihat Samudra yang baru saja turun dari mobil.

"Samudra!." Devan memanggil Samudra.

Melihat orang yang memanggil adalah sahabatnya, Samudra menghampiri Devan.

"Ngapain lo di sini?. Mau ke rumah gue kok ga bilang - bilang ?." Devan bertanya karena dia tidak tahu sama sekali kalau Samudra sudah menjadi tetangganya. Devan juga tidak pernah melihat keluarga Samudra di rumah itu karena model di komplek rumah tempat Dasha,Elen dan Samudra memang model yang privasi sehingga tidak bisa dilihat siapa saja yang tinggal atau sedang melakukan apa hanya dari rumah sebelahnya, mereka harus masuk ke dalam rumah tersebut untuk mengetahuinya. Devan juga tidak pernah melihat orang - orang Samudra yang keluar masuk dari rumah. Mungkin, ini disebabkan karena Devan tidak memperhatikan daerah sekitarnya saat ingin pergi keluar rumah.

"Ke rumah lo? Kapan gue pernah ke rumah lo?." Samudra meledek pertanyaan Devan yang menurutnya tidak masuk akal. Karena memang Selama Devan dan Samudra bersahabat sejak kelas satu SMA, Samudra tidak pernah sekali pun main ke rumah Devan karena Samudra tipe orang yang dikunjungi teman - temannya di rumah untuk kerja kelompok, ngegame atau hanya sekedar nongkrong. Karena diantara mereka ber empat, hanya rumah Samudra yang tidak memiliki banyak penghuni. Itulah kenapa Samudra tidak mengenal Dasha saat pertama kali bertemu padahal Dasha berstatus adik Devan, sahabatnya. Karena, biasanya persahabatan cowok tidak membicarakan keluarga atau memiliki ajang curhat bersama. Berita pindah rumah Samudra pun belum diketahui teman - temannya, belum ada yang membuat mereka harus ke rumah Samudra dan Samudra juga tidak mau repot - repot memberitahu mereka.

"Oh iya, ga pernah sih.... tapi lo ngapain kesini?." Devan masih saja penasaran.

"Pulang ke rumah gue." Samudra menunjuk ke arah rumahnya.

"Rumah lo?." Devan dengan spontan berjalan ke depan pintu gerbang rumah Samudra yang sedang terbuka, terlihat ada pak Doni yang sedang menyiram tanaman. Devan kembali ke tempat Samudra berdiri.

"Sejak kapan lo pindah? Kok gue ga tau dan ga pernah liat?."

"Lo merem kali." Samudra menjawab pertanyaan itu dengan nada santai.

"Yakali.... Sam, kalo lo pindah kesini bukannya lo harus ninggalin rumah yang ditinggalin bokap lo?." Devan menanyakan hal sensitif itu kepada Samudra.

"Menurut lo?! Udahlah gue mau masuk." Samudra pergi meninggalkan Devan yang masih bingung

"kenapa bisa disebelah rumah gue ya?." Devan bergumam.

Samudra mengambil hp di dalam saku celananya, disana sudah ada pesan yang belum terbaca. Dari STEPHANIE.

Stephanie Adalah mantan pertama Samudra di kelas sepuluh semester genap. Tapi, hubungan mereka hanya berjalan dua bulan karena Samudra tidak menyukai sikap Stephanie yang semakin lama Samudra ketahui dan membuat Samudra tidak habis pikir kenapa dia mau menerima cinta dari Stephanie. Benar, Stephanie yang menyatakan cintanya terlebih dahulu karena sangat ingin berada di depan penggemar Samudra dan berstatus 'Pacar Samudra'. Dia sangat bangga telah menaklukan cowok yang memiliki banyak penggemar di sekolah, sekalian ingin panjat sosial karena dirinya sudah memiliki kriteria sebagai cewek yang disukai banyak cowok dan ingin semakin dikenal seantero sekolah.

DASHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang