26

251 18 1
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Violin berada dirumahsakit setelah beberapa hari belakangan ini,rasanya Violin sangat senang karena dia akan keluar sebentar lagi.

"Lo sekarang kalo mau kemana-mana harus izin dulu sama gw!"ucap Gibran tegas.

"Ihh buat apa izin sama monyet huu" sahut Violin yang sekarang tengah duduk disofa.

"Kalo lo nggak mau izin sama gw,yaudah gw ikutin terus mau?" ancam Gibran.

"Idihh lo siapa?"ucap Violin sembari manikan satu alisnya.

"Gw calon pacar lo!" ucap Gibran sembari mendekat kearah Violin.

Violin yang mendengarnya hanya malu-malu.

"Apaansih deket-deket!" bentak Violin.

"Biar romantis aja!" jawab Gibran.

"Risih tau nggak! Udah deh lo itu nggak pernah romantis sana!" dorong Violin dan membuat Gibran mundur kebelakang akibat dorongannya yang lumayan kuat.

"Kalo gw bisa romantis lo mau?"tanya Gibran sembari mendekat lagi.

"Lo gila ha! Pergi sana ihhh" ucap Violin lalu langsung segera mengemasi barangnya agar menutupi wajahnya yang sudah memerah akibat perlakuan Gibran.

"Haha nggak usah ditutupin tuh muka!" ucap Gibran.

"Monyet ribet"ucap Violin tetapi tidak menoleh kearah Gibran,karena jika dia menoleh dia akan diejek habis-habisan oleh Gibran.

"Violin kamu udah boleh pulang! Kamu pulangnya sama Gibran ya,Dady ada urusan sayang" ucap Dady sembari mengelus puncak kepala Violin.

"Oke dady" ucap Violin.

"Kamu bawa mobilkan?" tanya Dady kepada Gibran.

"Iya dad" ucap Gibran.

Lalu Violin,Gibran,dan juga Dady segera meninggalkan kamar Violin itu dan mulai menuju rumah tetapi tidak dengan Dady. Selama perjalanan Violin dan Gibran adu bacot terus seperti sekarang.

"Lo bisa lebih cepet nggak sih!"celoteh Violin.

"Gw nggak mau ngebut-ngebut! Ntar lo mati!"ucap Gibran santai.

"Gw kangen kamar gw woy! Cepetan dikit kek!" ucap Violin tidak sabaran.

Gibran langsung mencepatkan mobilnya diatas rata-rata.

"Lo gila? Lo mau ngajak mati apa?"tanya Violin.

"Lo bilang tadi ngebut!" ucap Gibran.

"Ya nggak gitu juga monyet!"sahut Violin.

"Jadi gimana cumi?" jawab Gibran.

"Serah lo deh yang penting sampe! Bosen gw idup,diganggu mulu sama makhluk absurd kaya lo!" ucap Violin santai.

"Ya gimana? Gw tau sih kalo gw itu ganteng!" ucap Gibran pd.

"Aduh sakit deh kuping gw denger celotehan lo yang nggak jelas itu!" kesal Violin.

"Sono turun udah sampe!"suruh Gibran.

"Pak supir jangan lupa ya barang-barangnya tolong dimasukin didalem!"ucap Violin sembari memerintah seperti ratu lalu masuk duluan tanpa membantu Gibran.

"Untung gw sayang!"ucap Gibran yang pasti tidak didengar oleh Violin.

"Violin mana bik?"tanya Gibran kepada Bik Tuti yang ada diruang keluarga sedang menyapu.

"Violin tadi dikamar den,gak keluar-keluar" ucap Bik tuti. Lalu Gibran langsung saja menuju kamar Violin untuk mencari keberadaannya.

Tok.. Tok..
"Cumi keluar kek ada tamu nih!"ucap Gibran yang sudah membuka kamar Violin..
"Kalo masuk bisa izin dulu nggak mas! Kalo saya tadi lagi ganti baju gimana?"tanya Violin.

PlayGirl Insaf(complete)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang