31

202 16 2
                                    

Setelah sampai di rumah sakit Gibran langsung dibawa menuju UGD.

"Gibran lo harus kuat! Gw yakin lo nggak bakal ninggalin gw hiks.."isak Violin. Bingung dan sakit hati kini bercampur menjadi satu hati Violin sangat hancur melihat Gibran terkapar diruang UGD dengan darah yang sangat banyak.

Violin langsung segera mengambil hpnya dan langsung menelfon keluarga dari Gibran serta teman-temannya.

Fadil kini sudah datang untuk melihat keadaan adiknya.

"Pasti semua ini terjadi karna lo!" bentak Fadil.

"Bukan gw! Hiks.." jawab Violin.

"Lo itu pembawa sial tau nggak lo!" bentaknya lagi.

"Bukan gw yang ngelakuin ini hiks.." isak Violin. Matanya membengkak karena sedari tadi dia menangis terus.

"Gibran kenapa?" tanya Hani.

"Lo apain dia sampai kaya gini!" suara Hani mulai meninggi.

"Ini kecelakaan! Bukan salah gw!" bentak Violin.

"Asal lo tahu! Kalo dia nggak pergi nyusulin lo dia nggak mungkin kaya gini!" bentak Hani dengan wajah yang sudah memerah serta tangisnya yang mulai membasahi pipinya.

"Gibran? Lo ngapain nyusul gw!" batin Violin.

"Lin lo gppkan?" tanya Listy yang baru saja datang dan langsung mendekat kesebelah Violin.

"Gibran lis! Gibran" ucap Violin.

"Iya lo yang sabar! Dia pasti kuat kok!" ucap Anji menenangkan.

"Lo kenapa sih lin! Lo apain Gibran sampai bisa kaya gitu ha!" bentak Kevin.

"Ini bukan salah gw vin hiks.. Gw nggak tahu apa-apa" lirih Violin.

"Lo lupa ha! Gara-gara lo Novan sama Rehan meninggal,dan sekarang lo mau ngapain Gibran?" seru Kevin. Tangis Violin masih sangat pecah sekarang,dan teman-temannya pun tidak berhenti menyalahinya.

"Lo pembawa sial!" bentak Kevin.

Rasanya sangat sakit mendengar kata itu diucapkan oleh temannya sendiri,seolah-olah hampir setiap masalah Violinlah yang salah. Violin yang mendengar itu langsung berlari dengan cepat untuk menjauh dari teman-temannya itu.

"Lin lo mau kemana?" teriak Faldo. Tetapi Violin tidak memperdulikan ucapan Faldo sama sekali.

Violin duduk disalah satu bangku taman di rumah sakit ini dengan keadaan yang masih hujan deras.

"Gw bodoh! Seharusnya gw nggak usah deket lagi sama mereka! Gw itu cuma pembawa sial! Hiks.. Hiks.." ucap Violin sembari memukuli kepalanya sendiri.

"Violin!" panggil Faldo.

"Lo ngapain kesini ha! Gw tahu lo pasti mau nyalahin gw jugakan!" tuduh Violin.

"Nggak! Sekarang kita masuk dulu ya! Nanti lo sakit" ucap Faldo lembut.

"Gw nggak mau! Mending lo pergi dari sini!" ucap Violin.

"Nggak! Gw mau disini nemenin lo!" ucap Faldo memaksa. Lalu Faldo duduk disamping Violin dengan tubuh yang juga basah kuyup.

"Gw pembawa sial! Lo nggak usah deketin gw lagi" ucap Violin lalu menajuhkan dirinya dari Faldo.

"Lo bukan pembawa sial Violin! Ini kecelakaan,ini bukan salah lo" ucap Faldo sembari membawa kepala Violin kedada bidang miliknya.

"Gw pembawa sial hiks.." ucap Violin sembari memukul dada bidang Faldo.

"Enggak lin!" ucap Faldo lembut,Faldo mengelus rambut Violin yang sudah basah dengan lembut untuk menenangkannya.

PlayGirl Insaf(complete)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang