38

189 16 2
                                    

"Gw bakal kesana demi lo cumi! Jadi loh harus kuat ya!" Ucap Gibran yang kini tengah memasukan baju ke dalam tas ranselnya.

Setelah semuanya selesai,Gibran langsung memesan tiket pesawat,dan segera meluncur ketempat Violin berada sekarang.

Gibran langsung pergi? Tanpa harus berpikir 2 kali?
Gibran hanya ingin bertemu dengan Violin sekali lagi sebelum ia akan kehilangan wanita itu untuk selamanya. Gibran tahu kini hatinya sudah digenggam oleh Hani,tetapi sejujurnya didalam hati Gibran nama Violin masih terukir jelas.

"Maafin gw Hani,gw udah ngecewain lo untuk kesekian kali.." lirih Gibran.

*****

Gibran kini telah sampai di Amerika,tempat Violin berada. Lalu Gibran mencoba menelepon orang yang tadi.

"Lo dimana? Gw udah disini!"

"....."

"Dengerin gw! Jangan pernah lo berbuat kasar sama Violin"

"....."

Gibran langsung menuju tempat itu. Hati Gibran sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Violin. Tetapi hatinya juga sudah mulai panik karena dia takut akan terjadi hal yang berbahaya terhadap Violin.

Gibran turun dari taxi yang ia naiki tadi. Gibran melihat tempat ini sangat sunyi,entah apa yang akan terjadi nanti.

Mata Gibran melirik mobil yang ada disebrang agak jauh dari rumah tua itu. Ada seseorang yang keluar dan melambaikan tangan kepadanya seolah-olah memanggilnya untuk mendekat.

"Kak Veno!" teriak Gibran. Tentu saja Gibran langsung mendekat kearah Veno.

"Lo ngapain kesini?"tanya Veno.

"Gw dapet telpon dari orang yang nggak dikenal dan dia nyuruh gw kesini,karena dia bilang Violin lagi dalam bahaya" jelas Gibran.

"Gw tadi udah nelpon polisi,jadi lo tenang aja" jawab Veno.

"Lo gila? Adek lo didalem situ kak!" bentak Gibran.

"Lo jangan gegabah ran,didalem situ banyak yang jaga! Gw udah coba masuk dan dia bilang kalo gw masuk nyawa Violin bakalan terancam!" jelas Veno.

"Sebenernya ini ada masalah apa?" jengah Gibran.

"Gw jg nggak ngerti"

"Help me.. Help me.." teriak seseorang yang ada didalam rumah itu.

"Violin!" ucap Gibran. Gibran ingin menuju rumah itu,tetapi tangannya dipegang erat oleh Veno.

"Lepasin gw!" bentak Gibran.

"Lo yang tenang!"

"Kita nggak bisa tinggal diem Kak! Violin dalam bahaya!" kesal Gibran. Lalu berlari menuju rumah tua itu.

Gibran langsung masuk untuk mencari sumber suara Violin dengan hati-hati.

"Hahaha.. Sang penyelamat udah sampai ternyata!"

"Kemana Violin!" teriak Gibran.

"Gibran.." teriak Violin.

PlayGirl Insaf(complete)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang