39

223 17 3
                                    

"Rehan.. Novan.." ucap Violin.

"Gw suka sama Violin,dan ketika lo datang dan ngambil hati Violin dari situ gw benci sama lo haha" ucap Rehan secara pelan-pelan.

"Jadi.. Yang waktu itu meninggal siapa?"

"Itu bukan kita.. Kalian nggak curiga waktu dokter bilang jangan buka jasat kedua orang itu! Kalian bodoh hahaha" ucap Novan dengan tangan yang sudah sangat sakit karena dipegang erat oleh Veno.

"Jangan banyak bicara!" ucap salah seorang yang ada membawa Dady tadi.

Bruk..
Dia langsung memukul Veno,dan mengahabisi Veno. Veno membalas memukulnya tetapi tenaganya sudah tidak kuat lagi.

Gibran langsung membantu Veno,Gibran hendak mengalihkan perhatian dari orang itu tetapi orang itu seolah-olah tidak ingin mendekati Gibran.

"Lo pergi dari sini!" tunjuk orang itu kepada Gibran.

"Nggak akan!" jawab Gibran.

Brak.. Veno berhasil membuka topeng yang dipakai orang itu.

"Fadil.." sahut Violin.

"Kenapa?" bentak Gibran.

"Gw udah bilang ke lo jangan ikut campur!" bentak Fadil.

"Gw nggak bisa! Karna gw.." sahut Gibran.

"Lo Cinta sama Violin? Gw udah bilang kan lo nggak akan pernah bisa sama Violin Gibran!"

"Jaga mulut lo!" bentak Gibran.

Bruk.. Akhirnya terjadi perkelahian antara kakak dan adik. Violin yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa.

Violin mencoba membuka ikatan ditangannya itu dan akhirnya berhasil. Violin memikirkan strategi untuk bisa melepaskan diri dari wanita ini.

Brak..
Violin meninju perut wanita ini dan alhasil wanita ini menjauh dari tubuh Violin.

"Jangan pergi!" ucap wanita itu.

"Dady.." lirih Violin dan langsung berlari mendekati Dady. Dia memeriksa jika Dadynya masih ada atau tidak.

"Syukurlah" ucapnya.

Violin langsung berlari kearah Veno dan menolongnya untuk duduk.

"Kakak gpp kan?" lirih Violin. Air matanya sudah menetes sejak tadi.

"Iya,haha pipi lo tambah jelek" ejek Veno dengan senyum khasnya.

"Ihh kakak.." jawab Violin.

Bruk..
Gibran terjatuh,dan Fadil hendak ingin memukulnya.

"Jangan!" teriak Violin lalu seolah-olah melindungi Gibran dengan tubuhnya yang membelakangi Fadil.

"Gibran.. Hiks" lirih Violin.

"Gw udah..buktiin kan..kalo gw nggak akan..pernah nyakitin lo" ucap Gibran dengan suara yang sudah berat.

"Jangan pernah tinggalin gw lagi ya.." ucap Gibran dengan senyum manis miliknya.

"Iyah.."

Lalu Gibran mengangkat tangannya dan mengeluarkan jari kelingking tanda perjanjian,Violin membalas janji itu sembari menahan tangis.

"Haha sedramatis itukah?" ucap Fadil.

Fadil mengambil kayu yang ada didekatnya dan memukul Violin.

Bruk..

"Kak Veno.." ucap Violin yang melihat Veno sudah terkapar karena menolongnya dari pukulan Fadil.

PlayGirl Insaf(complete)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang