22. Si Keras Kepala

1.7K 121 24
                                    

Api yang menyala diantara kita, kini mulai padam. Tergantikan oleh cahaya yang menyejukan hati.
__________________________________________________

Rizki memasuki ruang inap Putri dengan air mineral ditangannya. Pria itu tersenyum melihat wajah damai adiknya. Dia berjalan kearah ranjang Putri. Meletakkan air mineralnya lalu mengecup kening Putri lama.

Klekk..

Rizki melepaskan kecupan didahi Putri saat mendengar pintu terbuka. Ia menoleh dan mendapati sahabat-sahabat Putri memasuki raungan.

"Putri gimana, Ki?" tanya Lesty yang kini berdiri disamping Rizki.

"Udah mendingan. Ini lagi tidur karena habis minum obat," jelas Rizki. Yang lain hanya mengangguk paham.

"Om sama Tante kemana?" tanya Rara yang tak mendapati orang tua Putri dan Rizki disana.

"Lagi nemuin Om Revan."

Rara, Randa dan Ridwan kini beranjak duduk disofa ruangan itu. Sedangkan Lesty memilih duduk dikursi samping ranjang Putri. Rizki hanya berdiri disebelah Lesty tanpa berniat untuk duduk.

"Putri makin kurus ya, Ki?"

Lesty bertanya dengan nada lirih. Rizki yang mendengar itu tersenyum masam.

"Iya." Jawab Rizki.

Jika sudah membahas masalah kesehatan Putri, suasana pasti berubah menjadi sendu.

Rizki melihat Lesty meraih tangan adiknya itu. Menggenggamnya lalu meletakkannya dipipi Lesty sendiri.

"Gue gak pernah berfikir kalo akan jadi kayak gini," Lesty berucap lagi. Namun tak selirih tadi.

"Gue pun gitu.."

Rizki menggantungkan kata-katanya. Lelaki itu tersenyum miris. Setitik air mata jatuh begitu saja dari ujung matanya.

"Gue berfikir.. Kalo hidup kita akan bahagia. Gak akan ada lagi cobaan dikeluarga kami. Tapi nyatanya.. Tuhan punya jalan lain,"

Rizki berusaha tegar mengucapkan itu. Dalam hati yang paling dalam, dia sungguh tak rela jika adik satu-satunya terus menderita.

"Yang kita bisa sekarang cuma menerima dan berusaha, Ki," sahut Randa.

Rizki menoleh kearah Randa dan tersenyum.

"Yang penting kita gak boleh sedih didepan Putri. Kita harus buat dia kuat," ucap Ridwan menimpali. Rizki mengangguk setuju.

Tingg..

Rizki sedikit terhenyak mendengar ponselnya berdering. Dia mengambil benda pipih miliknya itu. Seketika raut bingung tercetak diwajah tampannya tatkala melihat penyebab ponselnya berdering.

From : Ridho S.
Ki, Putri sakit apa?

Senyum Rizki mengembang setelahnya. Matanya melirik Putri sebentar lalu kembali memandang layar ponselnya. Membalas pesan Ridho.

[Demam. Lo gak perlu khawatir. Dia udah mendingan]

Rizki menghela nafas berat. Dia berbohong kepada sahabatnya sendiri. Namun lelaki itu bisa apa. Ini kemauan adiknya. Rizki mengetahuinya dari Revan. Jika Putri tak ingin orang tau sakitnya parah.

ARTI CINTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang