49. Pendonor Hati

1.4K 97 21
                                    

Aku ingin selalu menggenggam tanganmu, aku ingin selalu menatap mata indahmu, aku ingin selalu menghangatkan tubuhmu. Dan yang terpenting, aku tak ingin kehilanganmu.
__________________________________________________

Tangan mereka saling bertautan. Melempar tawa bahagia yang sedari tadi tak ada hentinya. Mengabaikan sinar matahari yang menyengat siang hari ini.

Pantai. Tempat favorite Ridho dan Putri. Tempat mereka mencurahkan isi hati masing-masing. Membiarkan butiran pasir dan deruan ombak menjadi saksi betapa mereka saling mencintai.

"I love you," ujar Ridho menatap mata Putri dalam.

Putri mengembangkan senyum manisnya, lalu berlari menjauh dari Ridho.

Pemuda itu ikut tersenyum. Sama sekali tak marah dan tak keberatan jika Putrinya tak membalas ucapan cinta tulusnya. Menurutnya itu sudah biasa. Dia pun tak seberapa butuh dengan ucapan cinta dari Putri, karena dia sudah tau pasti Putri juga amat mencintainya.

"Put, neduh dulu! Panas!" teriak Ridho pada Putri yang sudah sedikit jauh darinya.

Inilah Putri. Gadis pecicilannya. Tak bisa diam jika sudah merasa dirinya sehat. Padahal baru hari ini gadis itu memasuki sekolah. Apakah gadis itu lupa jika dia baru saja koma selama dua bulan?

Ridho hanya menggelengkan kepalanya melihat Putri sama sekali tak menggubris perintahnya. Ridho memilih untuk membeli minuman di dekat pinggir pantai itu.

Saat Ridho kembali ke pinggir pantai, dia melihat Putri masih berlari-larian dengan mengabaikan terik matahari yang menyengat.

Pemuda itu berjalan cepat menghampiri Putri dan menarik tangan gadis itu untuk menjauh dari pinggir pantai.

"Ridhooo.." rengek Putri saat Ridho dengan erat menariknya menjauh dari pinggir pantai.

"Ssstt.. Tadi janjinya apa sebelum kesini?" tanya Ridho sambil mendudukan Putri di bawah pohon.

Putri mendengus lalu merebut salah satu botol minum yang ada di tangan Ridho.

"Gak boleh capek!" seru Putri kesal setelah meneguk air minumnya.

Ridho terkekeh melihat wajah cemberut Putri. Sungguh tak menyangka, inikah gadis dinginnya dulu? Kenapa dia bisa sangat menggemaskan seperti ini?

Tiba-tiba Ridho tersentak saat merasakan usapan lembut di dahinya. Dilihatnya, Putri tersenyum sambil menyeka keringat yang menetes dari dahi Ridho.

Ridho memejamkan matanya merasakan usapan lembut itu. Namun tak lama, usapan itu hilang. Digantikan dengan sepasang tangan yang kini memeluk lehernya, diikuti sebuah bisikan yang sangat lembut. Mampu menggetarkan hati Ridho hingga pemuda itu menahan napasnya sejenak.

"I love you too,"

****

Perempuan itu mengeratkan jaket yang dia kenakan karena angin berhembus cukup kencang. Musim hujan memang sudah mulai datang, tak heran jika angin berhembus begitu kencang dan dingin.

"Hei,"

Perempuan itu menoleh saat tepukan lembut mendarat dibahunya yang sedikit bergetar karena kedinginan.

"Ngapain sih ketemuan disini?" gadis itu tersenyum tenang.

"Aku turun ke jalan malem ini. Tapi ada yang mau aku tanyain sama kamu." pria dihadapan gadis itu menghela napas. Berusaha mengerti hobi gadisnya yang tak bisa diubah itu. Tapi dia tetaplah pria. Pria yang tak ingin gadisnya terluka sedikit pun.

ARTI CINTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang