Bukannya melarang, hanya saja keselamatanmu lebih berarti.
__________________________________________________Putri dan Shania sudah siap dibelakang garis start dengan motor masing-masing. Mata keduanya saling menatap tajam dibalik helm. Saat terdengar aba-aba pertama, mata mereka beralih menatap jalanan yang ada didepan.
"Siap! 3! 2! 1! Go!"
Putri dan Shania langsung mengegas motornya dengan kuat. Saat melewati tikungan pertama, Putri berhasil memimpin. Membuat Shania mengumpat.
Sekian lama, bukannya semakin dekat, jarak Putri dan Shania semakin menjauh. Membuat Shania menarik gas nya lebih dalam.
Shania hampir saja memimpin. Namun saat kembali melewati tikungan, Shania tertinggal oleh Putri. Putri yang tak mau disusul kembali oleh Shania, memutar gas nya lebih dalam.
Putri tersenyum tipis saat garis finish ada didepannya. Tanpa rintangan apapun, Putri berhasil melewati gadis finish itu. Suara riuh tepuk tangan menggema ditempat itu. Jarak waktu 24 detik, Shania sampai di garis finish. Menatap tak suka Putri yang sedang ber high five dengan teman-temannya.
"Kok bisa kalah sih, Shan?" tanya seorang pria yang adalah salah satu anggota geng Tiger. Shania menatap malas temannya itu.
"Cabut!" seru Shania kesal lalu menjalankan motornya meninggalkan area Red Line Street. Diikuti temannya yang lain.
Sedangkan Putri, gadis itu masih asik tertawa dan bercengkrama dengan teman-temannya. Namun seketika sebuah suara mengagetkannya.
"Putri?!"
Putri menoleh dan mendapati Lesty, Rara, Ridwan dan Randa menatapnya bingung, kecewa, dan marah. Putri menatap kaget para sahabatnya itu.
"Ngapain lo disini?" tanya Ridwan tajam. Putri hanya dapat menelan ludahnya kuat karena takut.
"Putri abis balapan sama yang namanya Shania itu. Gila, Putri hebat banget. Dia menang, Bro!" seru Reza menjawab pertanyaan Ridwan.
Setelah mendengar ucapan Reza, Lesty menarik tangan Putri. Meninggalkan teman-temannya.
"Ikut gue!"
Lesty membawa Putri ke taman dekat Red Line Street itu.
"Lo tuh batu banget sih Put!" ucap Lesty marah.
Putri mengerutkan dahinya bingung. Tak mengerti arah ucapan Lesty.
"Maksud lo?"
"Ngapain lo kesini? Malem-malem! Ikut balapan?! Lo gak mikirin kesehatan lo Put! Lo itu egois!" bentak Lesty marah.
Putri menghembuskan nafasnya kasar. Wajahnya terasa panas mendengar ucapan Lesty yang menyinggung tentang penyakitnya.
"Lo liat kan gue sekarang? Gak kenapa-napa! Lo terlalu berlebihan." ujar Putri yang berusaha menahan amarahnya. Dia benar-benar tak suka diatur dan dikekang.
"Kita gak tau didalemnya Put! Lo itu lagi gak sehat!"
Putri menatap nyalang Lesty yang baru saja membentaknya dengan ucapan yang tak ia suka.
"Lo denger kan ucapan gue dan Om Revan waktu itu? Gue udah bilang! Gue gak akan nganggep penyakit sialan ini ada! Gue gak mau jadi orang lemah Les! Gue mau nikmatin hidup gue! Itu aja! Apa itu salah HAH?! JAWAB!" teriak Putri penuh amarah.
Beberapa tetes air mata mulai turun dari mata Putri. Wajah gadis itu pun tampak merah.
"Gue gak mau lo kenapa-kenapa, Put. Gue gak mau kehilangan lo. Gue gak mau," lirih Lesty sembari menangis. Dia kemudian memeluk erat tubuh Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTI CINTA [END]
RomanceCerita ini adalah cerita kehidupan yang klise. Sangat biasa dan mungkin tak menarik. Berawal dari 5 orang sahabat yang memulai pendidikan barunya di Grand High School, Jakarta. Setelah sebelumnya mereka tinggal di Bandung. 5 sahabat yang sudah seper...