31. Dia Tau Semuanya!

1.6K 116 37
                                    

Terkadang.. Cinta membuatmu menjadi egois.
__________________________________________________

Putri mengetuk-ngetukan pulpennya dimeja bosan. Pandangannya beralih kedepan tepat saat sang guru mengucapkan sampai jumpa.

"Siang pak!" seru para teman kelasnya.

Saat guru Kimia itu keluar dari kelasnya, Putri menghela nafas lalu menyandarkan punggungnya dikursi. Siang ini cuaca begitu terik, membuatnya lesu dan tak bersemangat untuk belajar.

"Put,"

Putri tersenyum melihat sahabat-sahabatnya sudah ada dihadapannya. Bahkan mereka sudah menarik bangku kedekat meja Putri. Ini memang adalah kebiasaan mereka jika sedang jam kosong.

"Mumpung pak Rian gak masuk nih," ucap Ridwan dengan kekehannya lalu duduk tepat disamping meja Putri.

"Seneng banget lo kayaknya!" seru Rara.

"Ya jelas! Males banget gue belajar fisika. Bikin pusing,"

Putri dan yang lain hanya menggeleng mendengar penuturan Ridwan.

"Eh, kok gue gak liat Ridho sama Irwan ya? Kemana tuh orang?" Rara celingak-celinguk mencari dua orang itu yang tak kelihatan dari pagi.

"Tumben nyari Irwan? Suka lu?" goda Lesty mencolek dagu Rara.

"Iuhhhh gila lu Les! Ya kagak lah! Gue kan cuman nanya aja,"

Semuanya tertawa melihat tingkah Rara yang gelagapan, namun tidak dengan Shania. Gadis itu sedari tadi hanya dia merenung walaupun sesekali tersenyum tipis mendengar candaan teman-temannya.

"Shan, lo kenapa? Dari tadi kok diem aja?" tanya Randa yang ada disamping Shania. Lelaki itu menyadari jika Shania tak seperti biasanya.

"Gak papa," jawab Shania sambil tersenyum tipis.

"Kalo lo ada masalah. Cerita aja. Jangan dipendem sendiri. Sekarangkan kita sahabat," Shania mengangguk mendengar penuturan Putri yang menyentuh hatinya itu.

Matanya menatap tangan Putri yang menyentuh tangannya lembut.

"Lo baik Put. Keluarga lo baik. Tapi kenapa Papa gue mau menghancurkan keluarga lo? Apa sebenernya yang terjadi di masa lalu?"

"Shan?" panggil Putri. Shania pun tersadar dari lamunannya.

"Gue gak ada masalah kok. Cuma lagi pusing sama tugas yang numpuk," ucap Shania memberi alasan. Semua pun hanya mengangguk paham.

"Gimana kalau kita ngerjain tugas bareng? Biar cepet selesai gitu, " usul Ridwan.

"Bener! Gimana kalau dirumah Putri?" tanya Rara lalu menatap Putri.

"Sip!!"

****

Ditaman belakang Grand High School tampak dua orang pemuda sedang terduduk. Wajah keduanya pun menyiratkan keseriusan.

"Kurang dari sebulan lagi, Dho." ucap Rizki lirih membuat hati Ridho tercubit perih. Pemuda itu menatap Rizki dengan sendu.

"Lo yakin, Ki?" tanya Ridho dengan nada yang ragu.

Rizki tersenyum. Dia memang takut untuk menghadapi kenyataan sebulan kedepan. Bukan takut karena kemungkinan nyawanya akan melayang, tetapi takut jika Putri marah kepadanya.

ARTI CINTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang