Mendapatkan hatimu itu butuh perjuangan. Tak bisa hanya dengan diam tanpa berusaha.
__________________________________________________Dua mobil sport baru saja terparkir di area parkir Grand High School. Dua wanita keluar dari mobil sport Biru, sedangkan 3 pria keluar dari mobil sport merah.
"Dho, lo bener gak papa?" tanya Rizki khawatir. Pasalnya tadi pagi Ridho merasa tak enak badan dan terus bersin. Sepertinya efek terkena air hujan yang berlebihan tadi malam.
"Kurang ajar banget tuh cewek. Kalo dia gak dateng, kenapa gak bilang aja sama Ridho" ucap Rani kesal.
"Udahlah. Mungkin ada sesuatu yang buat dia gak bisa dateng" ucap Nabila bijak.
"Gue yakin. Pasti tuh cewek mau mainin Ridho. Liat aja sikapnya. Angkuh banget. Dari pertama kita ketemu sampe sekarang juga gak ada baik-baiknya tuh geng mereka" ucap Rani ketus.
Nabila hanya menggelengkan kepala. Tak lama, Rizki melihat lima motor baru saja memasuki gerbang sekolah itu.
"Wan, lo anter Ridho ke UKS dulu. Dho, lo ke UKS dulu ya sampe kondisi lo baik. Nanti gue ijinin" ucap Rizki kepada Irwan dan Ridho. Mereka berdua hanya mengangguk, lalu meninggalkan area parkir.
Setelah melihat lima motor itu terparkir, Rizki berjalan cepat menghampiri Lesty dan kawan-kawannya.
"Heh! Lo!" tunjuk Rizki pada Putri yang baru saja membuka helmnya. Gadis itu hanya menatap Rizki datar. Membuat Rizki bertambah geram. Bagaimana bisa ada orang yang marah dihadapannya, Putri masih tetap saja santai.
"Lo tuh cewek gak punya hati ya!" gertak Rizki marah.Putri masih saja menunjukkan ekspresi flatnya, namun didalam lubuk hatinya. Entah kenapa terasa sakit disana.
"Sahabat gue rela hujan-hujanan demi nungguin lo! Tapi apa yang lo lakuin?!" bentak Rizki. Dalam hati, Putri sangat terkejut. Apakah Ridho sampai sebegitunya menunggu Putri?.
"Dan pasti lo puas udah buat sahabat gue sakit! Itu semua gara-gara lo!" sentak Rizki sambil menunjuk wajah Putri.
Lesty yang tak terima, turun dari motornya dan mendorong tubuh Rizki menjauh.
"Lo jangan asal bicara ya! Lo itu gak tau apa-apa!" bentak Lesty. Rizki tersenyum sinis.
"Gue tau! Gue tau kalo temen lo itu gak punya hati!"
Randa dan Ridwan turun dari motor mereka. Berjalan ke arah Rizki dan Lesty. Ridwan menarik kerah Rizki dengan emosi.
"Jaga omongan lo! Jangan sok tau!" bentak Ridwan. Pemuda itu mendorong tubuh Rizki, lalu memukul wajah Rizki hingga tersungkur. Rizki tak tinggal diam. Ia membalas pukulan Ridwan. Dan akhirnya terjadi perkelahian antara Ridwan dan Rizki.
Putri memijit pelipisnya melihat itu semua. Ia turun dari motornya. Melihat pertengkaran itu membuatnya pusing, terlebih itu karena dirinya.
"Stop!" teriak Putri membuat perkelahian itu berhenti. Lalu Putri berjalan ke arah Rizki dan menatap Rizki tajam.
"Lo itu bukan siapa-siapa gue. Lo gak tau apa-apa tentang gue. Jadi gue harap. Lo diem" ucap Putri ketus. Ia beralih menatap Ridwan lalu menariknya meninggalkan Rizki. Lesty, Randa dan Rara berjalan mengikuti mereka. Rizki mengusap wajahnya yang memar sepeninggalan mereka.
"Gue kira lo bisa sedikit gantiin Isna buat gue. Ternyata gue salah. Lo beda jauh dengan Isna. Gue berhadapan sama lo, sama seperti gue berhadapan sama batu. Keras, dingin, beku. Sedangkan Isna, seperti bunga. Berwarna, terang, nyaman. Hangat" ucap Rizki lalu berjalan meninggalkan area parkir yang terbilang masih sepi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTI CINTA [END]
RomanceCerita ini adalah cerita kehidupan yang klise. Sangat biasa dan mungkin tak menarik. Berawal dari 5 orang sahabat yang memulai pendidikan barunya di Grand High School, Jakarta. Setelah sebelumnya mereka tinggal di Bandung. 5 sahabat yang sudah seper...