Semua itu butuh perjuangan
Termasuk cinta..
__________________________________________________Ridho menggandeng tangan Putri menuju tepi pantai. Disana tidak begitu ramai, karena memang bukan hari libur.
"Putri!"
Mereka berdua menoleh ke sumber suara saat nama Putri terpanggil. Terlihat seorang pemuda berlari kearah mereka.
"Hai," sapa pemuda itu setelah ada dihadapan Putri dan Ridho.
"Eh, hai juga."
Arnold, senyum laki-laki itu yang semula lebar kini memudar setelah melihat Ridho yang ada disamping Putri. Menggandeng tangan Putri erat.
Arnold menatap Ridho tajam, begitupun dengan Ridho. Dia tak suka pemuda itu menyapa Putri.
"Dia siapa?"
Putri menoleh bergantian kearah Ridho dan Arnold setelah kedua orang itu mengeluarkan kalimat yang sama. Gadis itu menjadi bingung melihat tatapan tajam keduanya.
"Eeh.. Iya. Ridho, dia Arnold. Arnold, dia Ridho."
Secara bersamaan mereka mengulurkan tangannya. Berjabat tangan. Ahh.. Lebih tepatnya meremas tangan satu sama lain.
"Ridho."
"Arnold."
Mereka menyebutkan nama masing-masing dengan penekanan yang tajam. Putri yang bingung melihat itu hanya menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal.
"Dia siapa kamu?"
Lagi-lagi suara Ridho dan Arnold keluar secara bersamaan dan dengan kalimat yang sama pula.
"Temen,"
Ridho dan Arnold seketika menoleh kearah Putri. Menaikan alisnya sebelah.
"Ya kalian temen gue. Sama-sama temen gue," ujar Putri sembari tersenyum kikuk. Dia merasa aneh ditatap oleh dua manusia didepannya itu.
"Apaan nih. Masa tingkatan gue sama ini anak sama di mata Putri," Ridho bergumam dalam hati, masih dengan tatapan tajam kearah Arnold.
"Untung dia belum jadi pacar Putri. Jadi gue masih ada kesempatan," Arnold tersenyum sinis dan membalas tatapan tajam Ridho.
"Hem.. Udah sore gini tapi masih aja panas yah,"
Tatapan tajam mereka terhenti saat mendengar Putri bersuara. Mereka mengalihkan pandangannya kearah Putri yang sedang mengibaskan tangannya didekat leher.
"Panas?" tanya Ridho dan Arnold bersamaan. Gadis itu hanya mengangguk.
Putri terkaget saat kedua pemuda itu dengan terburu-buru melepas almamater sekolahnya. Lalu dengan bersamaan mengangkat almamater itu keatas kepala Putri.
"Ihh, kalian apaan sih!" ucap Putri risih dengan apa yang dilakukan kedua pemuda itu.
"Biar gak panas,"
Putri mati-matian menahan tawanya saat mereka kembali mengeluarkan suara yang sama. Entah apa yang terjadi dengan kedua pemuda itu. Putri pun bingung.
"Kalian dari tadi kompak terus yah. jangan-jangan jodoh," ucap Putri yang membuat kedua pemuda itu melotot.
"Hah?!"
Keduanya saling berpandangan, lalu menurunkan almamaternya sama-sama.
"Lo haus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTI CINTA [END]
RomansaCerita ini adalah cerita kehidupan yang klise. Sangat biasa dan mungkin tak menarik. Berawal dari 5 orang sahabat yang memulai pendidikan barunya di Grand High School, Jakarta. Setelah sebelumnya mereka tinggal di Bandung. 5 sahabat yang sudah seper...