Tim Bintang, sini dipeluk
Bintang Pov
Sejak kedatangan Sandra dan Alexa ke rumah tiga puluh menit yang lalu, aku jelas bisa membaca raut wajah tak suka dari Lala dan juga Ayah.
Meski ayah masih bisa menutupinya, tapi aku tahu, beliau pasti kaget lihat aku pulang disusul oleh Sandra dan Alexa beberapa hari setelahnya.
Kini kami bertiga sedang di ruang makan, tapi tidak untuk menyantap hidangan.
Wajah Lala yang tak bersahabat dengan Sandra jelas mengangguku.
Entah kemana hilangnya sifat sopan yang ditunjukanya selama ini.Yang kurasakan hanya aura intimidasi dari sosok yang kini duduk di sebrangku sambil bersedekap dada.
"Jauh-jauh kamu sekolah di Oxford cuma untuk membawa pulang anakmu? bahkan kalian apa sudah menikah atau belum?" tanya Lala dengan nada sangat tinggi.
"Sopan, La. Jangan gitu sama tamu," tegur Ayah yang mungkin sama sepertiku, kaget dengan reaksi Lala tadi.
"Bela aja terus anak ayah ini!"
Baru hendak bangkit, aku lebih dulu menahan Lala agar kembali duduk.
"Kalau kamu tiba-tiba marah gini, aku jadi nggak tahu salah aku apa, La.""Salahmu?" Bibir Lala tersunging sinis, "bawa pulang perempuan dan anak setelah lima tahun nggak pulang, kamu tanya di mana salahmu Bin?"
Aku mencoba mencermati Lala yang sepertinya sedang benar-benar marah.
"Dulu, aku berharap kamu di sana benar-benar fokus kuliah dengan baik. Lalu pulang dengan gelar dokter, membanggakan Ayah, aku dan Gendis. Memastikan bahwa doa kami akan jadi nyata___"
"Kenapa mesti bawa-bawa Gendis?" tanyaku memotong pembicaraan Lala.
"Kenapa?" tanya Lala balik, matanya sudah memerah, menyorotku dengan tatapan penuh kecewa, "apa kamu lupa sama janjimu sendiri? di sana hanya akan fokus belajar dan berhasil untuk Gendis juga?"
"Kenapa mesti untuk Gendis? toh, dia juga sudah mau menikah. Kami udah selasai, Lala! Kalau kamu mau sama Dino, ya udah tapi jangan paksa aku sama Gendis juga." ucapku tegas.
Aku memang tahu Gendis akan menikah dari Juni malam itu dan dia memintaku untuk tak menganggu Gendis lagi.Kecewa? jelas aku kecewa, tapi aku sadar, sejak kami sama-sama memutuskan berpisah, aku tidak lagi ada hak apapun, apa lagi memintanya menunggu.
Tawa sumbang Lala membuatku mengerutkan kening.
"Awalnya aku memang pikir kamu balik di waktu yang tepat. Merebut hati Gendis lagi agar terbayar semua kesakitan yang dirasa selama ini sendirian. Tapi sekarang?" jeda Lala kemudian bangkit dari tempat duduk, "Aku rasa emang Gavin lebih pantas dampingi Gendis. Dia bukan orang yang akan lari dari tanggung jawab seperti kita berdua," ujarnya sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY
Romance[REPUBLISH] Part sudah tidak lengkap Sequel Broken Home. sebelum baca ini, silahkan baca work Broken home dulu sampai selesai. Rank #1 Empty 02-02-20