Empty 46

2.3K 443 185
                                    

Blossom-BI

Hallo ID, Rum lagi seneng banget, harusnya ini di-update malam Minggu, tapi Rum mau berbagi kebahagiaan.

Happy reading love.

"Kenapa kalian sampai berniat bolos dan manjat pagar belakang sekolah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kalian sampai berniat bolos dan manjat pagar belakang sekolah?"

Mbak Tirta, wali kelas XI. IPS 2 sedang menyidang ketiga muridnya yang kedapatan hendak membolos melewati 'pintu doraemon' begitu kami menyebutnya dulu.

"Kita nggak mau ikut pemeriksaan kesehatan, Bu," jawab salah satu diantara mereka.

Sedangkan di ruangan ini hanya ada Aku, Mbak Tirta dan Pak Dhani yang sedang menunggu giliran mengajar.

"Alasan kalian apa? mana surat keberatan dari orang tua kalian?"

Ketiganya hanya diam, sesekali saling lirik. Mungkin menunggu siapa dulu yang hendak memberikan jawaban.

"Kenapa kalian bersikukuh nggak mau ikut pemeriksaan kesehatan, sih? toh, ini baik untuk kalian juga. Supaya kalau memang ada yang sakit bisa langsung ada pemeriksaan lanjutan. Dan, kalau kalian sehat ya sudah, bersyukur," ucap Mbak Tirta yang berubah garang padahal aslinya.

Nanti kalian akan tahu sendiri.

"Kalian tahu? Di luaran sana banyak orang yang pengin cek kesehatan secara rutin buat mastiin keadaan mereka sehat. Terus kenapa kalian yang dikasih fasilitas rutin justru nggak mau? kalian takut jarum suntik?"

Pertanyaan itu bikin ketiga siswa mendongakkan kepala kompak.
Entah kaget, atau bisa jadi tebakan Mbak Tirta benar, "Selagi tidak ada konfirmasi surat keberatan dari orang tua kalian, kalian semua wajib ikut test kesehatan. Ibu nggak mau ada alasan lagi. Ngerti?"

Ketiganya kompak mengangguk meski dengan muka masam.

Aku hanya tersenyum sembari memeriksa materi yang akan kuberikan di jam terakhir untuk siswa kelas X nanti.

Tiga hari ini memang kami akan melakukan test kesehatan pada semua murid dan Guru Bakti Nusa.
Mereka akan digilir satu persatu untuk melakukan test yang dilakukan oleh dokter dan perawat Bakti Nusa hospital.

"Mbak.. kayaknya aku berubah pikiran, deh," ucapku sembari merapikan buku.

"Kenapa?" tanya Mba Tirta menaikan sebelah alisnya padaku.

"Kayaknya aku juga mesti ikut pemeriksaan kesehatan."

"Loh, kenapa? Bukannya kamu baru cek kesehatan beberapa hari lalu?"

Aku mengangguk karena memang aku ada pemeriksaan khusus sebulan sekali dan itu baru ku lakukan beberapa hari lalu. Untuk itu kepala sekolah membebaskan ku untuk tidak ikut tes kesehatan lagi.

"Lihat anak-anak Mbak tadi, kayaknya sebagai Guru kita juga harus ngelakuin hal yang sama. Nggak ada alasan nggak ikut Medical cek-up. Katanya kan Guru itu panutan, nggak pantes kalau murid-murid kesakitan kena jarum suntik tapi gurunya ada yang nggak ikutan."

EMPTY   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang