Empty 47

2.6K 468 129
                                    

Gantengnya jangan kebanyakan apa Bin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gantengnya jangan kebanyakan apa Bin.. Bin

Kalem Ellah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalem Ellah..

Masih kupantau Marimar, ngardus lagi kita tengelamkan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih kupantau Marimar, ngardus lagi kita tengelamkan!

Selamat membaca💞




Pada dasarnya Sang Pencipta membiarkan kita memilih pada siapa kita akan belajar mendewasakan diri.
Seseorang yang datang dan pergi dalam hidup pastinya akan meninggalkan pelajaran.
Entah baik atau buruk, entah berdampak kesenangan atau mungkin kesedihan.

Untuk orang-orang yang pernah hadir lalu menyakiti, aku tidak membenci mereka, tidak juga mengingat seberapa dalam mereka pernah meninggalkan luka. Meski terkadang efeknya masih terasa hingga sekarang.

Trauma kekerasan yang pernah aku alami berangsur membaik dengan berjalannya waktu. Dulu di tengah malam aku sering terbangun karena mimpi dipukul Papa, tapi semenjak hubungan kami membaik dan tidurku ditemani Mama, perlahan semua kebiasaan itu hilang.

Ya meski terkadang, aku masih sering gemetar kalau melihat luka bekas pukulan atau kekerasan lain, tapi efeknya tak sampai membuatku ketakutan berhari-hari. Hal ini yang kemudian Mama takutkan ketika aku mengambil tawaran pak Dasuki --kepala sekolah-- Bakti Nusa untuk ikut andil berperan sebagai pengajar.
Usia SMA sangat rentan terhadap perkelahian, Iya, benar aku tahu.

EMPTY   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang