Empty 18

2.1K 347 83
                                    

Gavin Pov

Aku menarik napas dalam, dadaku rasanya begitu sesak karena debarannya yang kian menggila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menarik napas dalam, dadaku rasanya begitu sesak karena debarannya yang kian menggila.
Rasanya ingin sekali aku menarik Gendis, mengajaknya menikah hari ini juga.

Aku benar-benar gila nampaknya, hanya karena melihat penampilan Gendis malam ini. Aku ingin memilikinya secara utuh.

Dia benar-benar cantik.

Sangat cantik.

Aku selalu menatapnya waspada, terlebih saat aku baru tahu jika Bintang sudah kembali. Aku cukup terkejut melihatnya duduk di belakang Lala saat prosesi ijab kabul tadi pagi.

Yang kutahu dia masih di Oxford.
Kehadirannya sekarang benar-benar di luar prediksiku. Meski secara langkah aku lebih menang karena Gendis sudah menjadi tunanganku, tapi aku sepenuhnya sadar bagaimanapun Bintang pernah begitu hidup di hati Gendis.

Apa yang kulihat ini adalah alasanku menjadi lebih waspada. Bintang sedari tadi terus mengawasi Gendis, bahkan sedari pagi mereka bertemu aku bisa melihat Bintang masih menatap Gendis dengan tatapan memuja.

Apa lagi saat Gendis tengah duduk di belakang piano, hendak memainkan salah satu lagu permintaan Dino.

Dengan senyum merekah, dia menyanggupinya sebagai kado pernikahan mereka.

Dengan senyum merekah, dia menyanggupinya sebagai kado pernikahan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para tamu undangan kini fokus pada Gendis yang mulai menekan tuns piano.

Kemampuannya kini benar-benar bagus, mungkin karena jam terbangnya yang semakin tinggi.

Gendis, lebih terasa hidup jika sedang bermain piano. Senyumnya jauh lebih tulus jika dia bisa menciptakan nada-nada merdu lewat jarinya.
Untuk itu aku tak pernah melarangnya, apapun itu jika bisa membuat Gendis tersenyum, aku akan rela melakukannya.

Tapi apakah aku bisa merelakan, jika nantinya kebahagiaanya bukan denganku?

Sial. Kenapa aku jadi tidak percaya diri begini?

EMPTY   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang