Celengan Rindu_ Viersa Besari
Cover by Feby PutriSelesai baca Bab ini jangan jejeritan.
Oke? siip!
"Kenapa harus pakai motor sih jemputnya?" tanya Bintang ketika aku menghampirinya di depan pagar sore ini. Dia mengenakan celana warna Khaki dengan atasan kemeja dan jaket Bomber warna army.
"Baru permintaan pertama loh ini, Bin. Masih ada dua lagi."
Aku memakai helm yang disodorkan Bintang. Sementara beberapa murid yang kebetulan lewat sempat melihat kami.
Jangan tanya gimana reaksi Mbak Tirta pas tahu ternyata aku kenal Bintang. Dia yang paling heboh, bahkan ketika entah bagaimana ceritanya tiba-tiba video kami tengah bermain basket berdua disore itu tersebar, Mbak Tirta langsung telepon dan mencecar ku habis-habisan.
Alasan yang ku buat cukup masuk akal sebenarnya, kami hanya sedang membicarakan perihal masa-masa kami sekolah dulu di Bakti Nusa.
Untungnya, video itu hanya menampilkan tayangan sepuluh detik kami bermain basket.Pas kejadian terakhir Bintang mengangkat badanku, lalu membawanya berputar tidak ikut terekam.
Gila memang!
Dan, itu baru ku sadari setelah video durasi pendek itu tersebar.
Bisa-bisa kemudian beredar berita 'Guru tertangkap kamera main gendong-gendongan dengan Dokter'
Aku sempat marah sama Bintang pas tahu ada video kami tersebar. Takut jika nanti akan memberikan masalah baru, tapi ternyata tidak. Bahkan beberapa siswa tadi siang mengajakku ikut bergabung dalam permainan basket mereka.
"Beneran tiga permintaan?"
Aku mengangguk dengan kedua alis yang ku naikan.
"Dulu waktu aku yang menang mintanya cuma satu," katanya lagi dengan wajah berubah kecut.
"Aku kan maunya minta tiga permintaan, lagi pula kamu nggak batasi yang menang boleh minta berapa hal, kan?" jawabku tak mau kalah.
"Beneran aku kayak Jin sekarang," balasnya pasrah.
Aku ikut terkekeh lalu naik ke boncengan Bintang.
"Ini motor siapa?"
"Ayah." Jawab Bintang singkat.
Sebenarnya yang ku mau Bintang menjemput ku mengunakan motor Lala, tapi kata Bintang motor Lala sudah tidak bisa dipakai untuk perjalanan jauh lagi. Sering mogok katanya, padahal aku hanya ingin bernostalgia.
Malam sebelum kejadian na'as itu terjadi, Bintang mengantarku mengunakan motor Lala. Dan, malam itu menjadi malam terakhir aku naik motor. Bukan, maksudku malam terakhir aku dibonceng Bintang naik motor.
Keterbatasan membuat ku tidak leluasa memakai motor. Padahal pengin banget rasanya keliling Jakarta dibonceng sepeda motor.
"Mau jalan ke mana?"
"Terserah," jawabku sembari menarik udara. Aku memperhatikan sekeliling jalanan dengan senyuman.
Beda, ya, kalau naik motor?
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY
Romance[REPUBLISH] Part sudah tidak lengkap Sequel Broken Home. sebelum baca ini, silahkan baca work Broken home dulu sampai selesai. Rank #1 Empty 02-02-20