Kita

1.2K 141 13
                                    

200325
11.53 pm




Han dan Hyunjin telah berada di atas tempat tidur Hyunjin dan sejak tadi Hyunjin tertawa mendengar candaan Han.

Han hanya tersenyum menatap Hyunjin yang terus tertawa. Hyunjin terlihat sangat bahagia.
Padahal menurutnya candaannya tidak begitu lucu. Hyunjin saja yang terlalu receh.

Tangan Han terulur menyentuh alis blonde Hyunjin dan mengusapnya lembut. Han selalu terpana dengan keindahan Hyunjin jika posisinya sedekat ini dengan Hyunjin. Hyunjin tampak beribu kali lebih indah.

Hyunjin terkejut dengan sentuhan Han.

"Kenapa?" tanyanya.

Han hanya tersenyum. Tangannya berpindah ke rambut pendek blonde Hyunjin yang rasanya kasar di tangan Han dan sedikit tajam.

"Hyunjin, tolong beritahu gue alasan lain dibalik ini"

Hyunjin terdiam beberapa detik. Ia tidak berani menatap mata Han.

"Kenapa? Jelek ya?.. " ucap Hyunjin. "Gue tahu" katanya setelahnya. Ia menjawab pertanyaannya sendiri dengan pasrah.

"Lo buat gue merasa bersalah"

"..."

"Lo marah kan sama gue?  Lo kecewa? Lo harusnya lampiaskan semuanya ke gue, jangan diri lo sendiri"

Hyunjin masih diam, mencoba menghindari kontak mata dengan Han.

"Lihat gue" Han menarik dagu Hyunjin lembut agar Hyunjin menatapnya.

Hyunjin pun menatapnya. Dari sana Han melihat mata indah Hyunjin yang selalu menatapnya lembut, membuatnya semakin merasa bersalah.

"Gue ga pernah bilang lo jelek karena lo ga pernah jelek film mata gue, lo selalu cantik di mata gue, tetapi sering banget gue merasa lo ngatur hidup gue, mungkin itu yang sering buat gue sering marah ke elo"

"Gue minta maaf ya" ucap Hyunjin pelan.

"Bukan minta maaf, lo harusnya marah ke gue, coba lo marah ke gue!"

"Gue ga bisa"
"Gue sayang banget sama lo"

Han memenghela nafasnya. Lalu ia menarik Hyunjin ke dalam pelukannya dengan lembut dan mencium puncak kepala Hyunjin.

"Gue juga sayang banget sama lo, gue minta maaf"

"Lo ga salah"

"Gue salah, gue sering membanding-bandingkan lo dengan Minho hyung, gue salah, gue ga seharusnya seperti itu"

"Gue sadar kok, gue ga ada apa-apanya dibandingkan Minho hyung"

Han terdiam. Ia tidak mengerti mengapa itu terdengar sangat menyakitkan jika Hyunjin yang mengatakannya sendiri. Ia bisa membayangkan bagaimana sedihnya perasaan Hyunjin saat ia mengatakan itu padanya, ia bisa merasakannya sekarang.

Han yang masih mencium puncak kepala Hyunjin, memeluk Hyunjin semakin erat.

"Lo suka rambut gue?" tanya Hyunjin.

"Gue suka banget, apapun gue suka, walaupun rambut lo ga ada sama sekali seperti waktu itu, gue tetap suka"

Hyunjin tahu Han hanya akting dan bersikap baik padanya untuk menjalankan pekerjaannya. Untuk membuatnya senang dan semangat. Walaupun rasanya menyakitkan karena semua adalah kebohongan dan tidak tulus tetapi Hyunjin tetap mensyukurinya.

"Btw, kali ini gue tulus, gue yakin pasti lo diam karena lo lagi mikirin ucapan gue?" ucap Han.

"Iya"

"Itu tulus dari hati gue!"

Hyunjin pun tersenyum.

"Hyunjin, gimana hasil tes lab waktu itu?"
"Pasti lo udah mau sembuh kan?"

"Ga gue baca, tapi tiga hari yang lalu gue terapi kembali"

"Apa? Tiga hari lalu? Pas gue sakit?"

"Iya"

"Mana suratnya?" tanya Han.

"Itu di meja, di ruangan sebelah" Han pun beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke sana.

Setelah ia menemukan amplop itu ia membukanya dan membaca seluruh surat yang berisi hasil tes kesehatan Hyunjin serta jadwal baru terapinya.

Han terdiam cukup lama. Tiba-tiba airmatanya menggenang di pelupuk matanya. Ia benar-benar tidak menyangka mendapat berita semenyakitkan ini. Ia pikir Hyunjin akan segera sembuh dan tidak membutuhkan terapi lagi. Tetapi sekarang ia mengetahui kondisi Hyunjin sebenarnya.

Han pun kembali ke ruang tidur Hyunjin dan langsung memeluk Hyunjin erat.

"Lo pasti sembuh, gue yakin lo pasti sembuh, gue percaya lo mampu lewati semua ini lagi, lo pasti sembuh" Han bergumam di telinga Hyunjin sambil mengusap punggung kurus Hyunjin lembut.

"Makasih Han" Tangan Hyunjin yang dingin bergerak mencari tangan Han untuk menggemnya erat.

"Jangan lepas tangan gue ya, jika gue hancur sedih dan sakit, hanya tangan lo yang bisa menguatkan gue"

"Iya, gue ga akan pernah ninggalin lo"

"Janji!"

"Lo juga harus janji sama gue, kalau lo ga akan ninggalin gue"

"Gue janji" Hyunjin pun tersenyum begitu juga Han, bersama dengan kelingking mereka yang menyatu.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hyunjin tampak kesulitan tidur karena menahan sakitnya. Han tentu mengetahui itu karena tubuh Hyunjin yang bergetar dalam pelukannya. Walaupun Hyunjin tidak mengeluh sedikitpun.


Ia pun mulai menyanyikan sebuah lagu yang ia buat sendiri di telinga Hyunjin. Suaranya yang merdu membuat rasa sakit yang Hyunjin rasakan berkurang. Hyunjin tanpa ia sadari tertidur di pelukannya.

❣Sunshine❣

We promised not to leave each other but our fate didn't say so.

***

Tbc or not?

Our Memories [Hyunsung & Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang