#1st in cancer 2012210 thank you 😭❤
#2nd in cancer 200323
Hello~
I'm back with another hyunsung ff. This is my second book of Baby, My bestfriend.
Buku kedua dari Baby, My bestfriend.
(Minsung, Hyunsung, Seungjin)
Beberapa part pada setiap cerit...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin berbaring seperti biasanya di ruang rawatnya, dan perawat kembali memasang jarum infus di tangannya.
Ia menatap Seungmin yang sejak tadi memerhatikan wajahnya.
"Kenapa?" tanya Hyunjin.
Seungmin hanya menggeleng.
Hyunjin lalu tersenyum.
"Wajah lo serius banget, ada apa?"
"Ah maaf"
"Gpp"
"Hyunjin, orang tua lo apa ga pulang hari ini?"
"Pulang? Untuk apa?"
"Kan lo ultah"
"Ga, mereka udah minta maaf ke gue"
Seungmin mengangguk.
Sedih juga jadi Hyunjin pikir Seungmin. Tidak ada yang spesial di hari ulang tahunnya, sehingga ia memikirkan sesuatu.
"Hyunjin, gue keluar sebentar ya"
"Iya, lo pulang aja gpp, pekerjaan lo kan masih banyak nanti ga selesai"
Seungmin hanya mengangguk.
Ia pamit pada Hyunjin dan pergi dari kamar itu.
***
Pada pukul empat sore, Seungmin kembali ke ruang rawat Hyunjin bersama Changbin dan Felix. Dan mereka mendapati Hyunjin yang tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seungmin sebenarnya hanya pergi untuk membeli balon, kue, dan perlengkapan perayaan ultah lainnya. Ia juga pergi ke kampusnya untuk mengajak Changbin dan Felix merayakan ulang tahun Hyunjin.
Saat Hyunjin tidur, mereka sibuk mendesain kamar itu agar tampak lebih indah. Changbin meniup balon-balon dan seungmin menatanya di sudut-sudut ruangan. Sementara Felix menata balon huruf dan rumbai-rumbai di dinding.
Dan pada pukul lima, pekerjaan mereka telah selesai. Tetapi Hyunjin masih tidur. Mereka tidak tega membangunkannya.
"Bagaimana?" tanya Seungmin meminta pendapat pada Changbin dan Felix.
"Kita bangunkan saja" saran Changbin.
"Kasihan" ucap Felix.
Seungmin pun menyentuh pipi Hyunjin.
"Astaga dingin banget" Seungmin terkejut, lalu ia mengambil remot AC di nakas dan menaikkan suhunya.
"Benarkah?" Felix yang penasaran mencoba menyentuh pipi Hyunjin.
Hyunjin pun terbangun. Ia yang pusing memandang sekitarnya dan menyadari ruangannya yang ramai.
"Kenapa kalian?"
"Surprise🎉!!!" Suara Changbin mengejutkan Hyunjin, ia masih tampak bingung dengan apa yang terjadi. Tetapi setelah sebuah kue dan lilin angka dua puluh di atasnya dipegang Seungmin, Hyunjin baru menyadarinya.
Hyunjin tersenyum lebar walaupun sakit yang ia rasakan sekarang bukan main-main. Tiba-tiba ia mendapat serangan penyakitnya dan ia tetap mencoba tersenyum walaupun begitu mereka tetap menyadarinya.
"Makasih ya" suara Hyunjin yang pelan, dan tubuh Hyunjin yang hampir jatuh membuat mereka tidak fokus dan khawatir. Seungmin buru-buru meletakkan kue itu di nakas dan memegang tubuh Hyunjin.
"Gue gpp, mana kuenya"
Raut kekhawatiran yang hanya muncul pada ketiga raut wajah mereka.
Changbin pun memegang kue itu dan meletakkannya di meja lipat itu agar Hyunjin bisa meniupnya dan memakan kuenya.
"Silahkan buat permohonan" ucap Felix.
Hyunjin mengangguk.
Bolehkah aku berharap Han menyayangikusetulushatinya, aku seseorang yang egois yang menginginkan Han hanyamenyayangikusaja, tidak Minho hyung.
Dan jika aku tidakbisasembuh, tolongbiarkan aku bahagia bersama Han sebelum aku benar-benarpergimeninggalkansemuanya.
Untuk orang-orang yang menyayangiku, selaludiberikesehatan dan kebahagiaan.
"Sudah"
"Kalau begitu, tiup lilinnya" ucap Changbin. Hyunjin pun meniupnya pelan sampai lilin itu padam.
"Ngomong-ngomong apa harapan lo?" tanya Changbin.
"Rahasia" ucap Hyunjin dan tersenyum.
Mereka bertiga langsung memeluk Hyunjin.
"Kami hanya berharap lo sembuh" ucap Seungmin.
"Terimakasih banyak ya" Hyunjin mendengar menatap mereka yang berdiri.