Missing You

1.4K 155 19
                                    

200325
5.13 pm

Tiga hari berlalu, dan selama itu Han tidak bertemu Hyunjin karena mengurus segala tugas, pekerjaan, dan masalahnya dengan Minho selama ia sakit.

Minho tampak tidak menyetujui keputusan Han untuk kembali mengurus Hyunjin setelah mendengar ceritanya waktu itu. Minho tidak mau Han kembali sedih dikata-katain dan dihina Hyunjin kembali.

Tapi bukan Han jika bisa diatur dengan mudah. Han bukan tipe penurut dan ia juga sulit dilarang. Ia punya prinsip dalam hidupnya yaitu akan melakukan yang ia ingin lakukan. Jika saat ini, hatinya menyuruhnya melakukan ini maka akan ia lakukan.

Han pun menghubungi nomor Hyunjin setelah ia pulang kuliah.

"Hyunjin dimana? Gue mau ketemu lo"

"Gue di rumah, lo udah sehat Han?"

"Udah, lo udah keluar dari rumah sakit"

"Iya, dari gue jenguk lo waktu itu gue belum ada dirawat inap di rumah sakit lagi"

"Wah lo hebat, ada kemajuan"

"Iya, gue semangat karena lo, makasih ya" "Lo ke rumah gue?"

"Iya, ini gue mau jalan ke sana"

"Hati-hati"

"Iya, udah ya, gue jalan dulu"

"Iya"

***

200325

5.42 pm

Han membawa beberapa kotak makanan yang isinya teobokki, ayam, dan satu kotak pizza ukuran jumbo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han membawa beberapa kotak makanan yang isinya teobokki, ayam, dan satu kotak pizza ukuran jumbo.

"Han" Hyunjin menyambutnya di depan pintu rumahnya dengan masih duduk di kursi rodanya. Layaknya seorang istri yang menyambut suaminya yang baru pulang bekerja.

Han terkejut dan menatap lekat penampilan baru Hyunjin yang terlihat sangat mencolok. Rambutnya pendek dan diwarnai platinum blonde.

"Lo kenapa?" tanya Han kaget.

Hyunjin hanya tersenyum kecut sambil memegang rambutnya.

"Ga bagus ya? Ini sebenarnya salah satu keinginan yang ada di bucket list gue dan gue senang bisa mewujudkannya"

Alasan yang klise, sebenarnya karena ia merasa patah hati dan bosan dengan rambutnya. Tetapi Hyunjin tidak ingin Han mengetahuinya.

Han mengangguk ragu dan masih memerhatikan Hyunjin. Hyunjin terlihat sangat berbeda dengan rambut seperti itu. Bukannya terlihat semakin tampan malah semakin terlihat seperti orang sakit.

Hyunjin menggigit bibirnya malu dan memakai beani yang dipegangnya.

"Tidak, jangan pakai itu, lo terlihat bagus" ucap Han. Han mendekati Hyunjin dan melepas beanie Hyunjin lembut. Matanya sejak tadi belum bisa berhenti menatap rambut baru Hyunjin. Han mengelus lembut rambut kasar itu lalu memeluk Hyunjin erat.

Hyunjin juga memeluknya, karena ia sangat merindukannya. Hyunjin sangat senang Han mau memeluknya setelah sekian lama tidak memeluknya. Bahkan saat ulang tahun, ia tidak mendapat pelukan.

Airmata Hyunjin menetes saking bahagianya.
Ia tersenyum dan meletakkan dagunya di atas pundak Han.

"Gue sayang lo"

Han melepas pelukannya dan menatap wajah Hyunjin dari dekat. Ia kemudian mengusap lembut airmata di pipi Hyunjin.

"Udah jangan nangis"

Han tidak tahu bahwa Hyunjin merasa sangat hidup saat ini. Hatinya yang terlalu sering sakit karena Han, selalu sembuh karena Han juga  dengan segala perhatian dan kelembutan Han.

Han pun mendorong kursi roda Hyunjin ke ruang tengah dan duduk di sofa di sana bersama Hyunjin.

"Lo udah makan? Gue beli banyak karena gue pikir lo belum makan"

"Memang belum"

"Ya udah ayo makan!" Han tersenyum pada Hyunjin.

Hyunjin pun ikut tersenyum karenanya.

Mereka lalu makan bersama. Sesekali Han menyuapi Hyunjin. Begitu juga Hyunjin menyuapi Han.

Setelah selesai makan. Hyunjin membawa pembicaraan yang merusak suasana hati Han.

"Han, lo mau gue kirim uangnya kapan?"

Han terdiam beberapa detik.

Ia sadar nantinya Hyunjin pasti menanyakan ini. Tetapi ini memang bukan salah Hyunjin, ini salahnya yang menyakiti Hyunjin lebih dulu.

"Terserah lo kapan" jawab Han kaku.

Ternyata rasanya sangat sakit

Gue dan Hyunjin sama-sama sakit, bodohnya gue demi uang. Ia sekarang bahkan menganggap ketulusan gue padanya adalah akting. Hyunjin maaf...

"Lo tidur di sini malam ini?" Han menatap Hyunjin yang selalu tersenyum lembut menatapnya, membuatnya merasa bersalah karena sering sekali menyakiti Hyunjin dan membuatnya menangis.

"Iya, bolehkan?"

"Tentu saja boleh"

Hyunjin tersenyum kembali. Han tidak sabar memeluk Hyunjin erat, menyanyikannya sebuah lagu sampai ia tertidur dan mencium puncak kepalanya sampai pagi.

Gue merasa punya istri dua sekarang,

Gila ya gue

***

Our Memories [Hyunsung & Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang