#1st in cancer 2012210 thank you 😭❤
#2nd in cancer 200323
Hello~
I'm back with another hyunsung ff. This is my second book of Baby, My bestfriend.
Buku kedua dari Baby, My bestfriend.
(Minsung, Hyunsung, Seungjin)
Beberapa part pada setiap cerit...
Tepat dua puluh hari, ia tidak bertemu Hyunjin. Jika hari ini juga ia tidak menemuinya maka genap dua puluh hari. Han baik-baik saja selama itu tetapi jiwanya tidak. Ia gelisah hampir setiap saat karena terus mengkhawatirkan Hyunjin. Tetapi dirinya selalu menolak untuk menemuinya.
Sementara hubungannya dengan Minho mulai membaik. Minho meminta maaf padanya dan membujuknya sampai mereka akhirnya kembali berteman seperti semula.
"Hyung, aku merasa kita harus menjenguk Hyunjin"
Minho terdiam. Ia memendam keegoisannya sekarang. Ia belum jujur pada Han tentang hatinya. Walaupun ia merasa Han telah mengetahuinya, tetapi berlagak polos seperti tidak mengetahui perasaannya. Minho jadi merasa bahwa Han benar-benar menyukai Hyunjin dalam arti yang lebih.
"Han, aku boleh tanya, tapi kamu jawab jujur ya"
Han mengangguk.
"Jika aku dan Hyunjin sama-sama terjebak di dalam rumah yang terbakar, siapa yang lebih dahulu kamu selamatkan"
Han tidak bodoh, malah lebih tepat disebut cerdas. Ia mengerti apa maksud pertanyaan Minho. Minho menyuruhnya memilih antara dirinya dan Hyunjin.
"Aku akan menyelamatkan Hyung lebih dulu. Karena Hyung lebih dulu aku kenal dan aku sayang. Hyung lebih banyak berjasa dalam hidupku dibandingkan Hyunjin"
"Bukankah Hyunjin yang lebih dulu kamu kenal, Hyunjin juga sakit kenapa kamu tidak menolongnya duluan"
"Hyung.. " Han tiba-tiba memegang tangan Minho. Minho hanya menatap penuh tanya ke arah Han. Pasalnya mereka sedang berada di kafe, di tempat umum dan ia takut Han tiba-tiba melakukan sesuatu hal yang memalukan.
"Oh.."
"Harusnya Hyung bisa melihat apa yang aku lakukan tanpa perlu bertanya. Hyung lihat dimana aku sekarang. Apakah aku mungkin memilih Hyunjin sementara kenyataannya aku di sini bersama Hyung yang sehat dan meninggalkanya yang sakit"
Dan kata-kata Han benar-benar membuat Minho tersentuh. Dadanya bergetar mendengar kata-kata tulus Han. Ia jadi merasa sedikit bersalah pada Hyunjin.
"Terimakasih Han"
"Sama-sama Hyung, hyung tahu.. Hyung selalu membuatku berada di zona aman, hidupku tanpa halangan sejak bertemu Hyung. Hyung memanjakanku, menyediakan apa yang aku butuhkan dan selalu membantuku setiap aku dalam kesulitan. Hyung seperti malaikat bagiku"
"Sedangkan Hyunjin, aku sering sekali berkelahi padanya. Jujur saja aku menyukai wajahnya tetapi sifatnya benar-benar membuatku gerah. Ia selalu egois untuk mendapatkan sesuatu yang ia mau tanpa memikirkan perasaan dan keadaan seseorang"
Minho tersenyum. Kata-kata Han membuatnya bahagia.
"Aku siap membahagiakanmu seumur hidupku" ucap Minho. Dan Han blushing mendengarnya.
"Jangan bilang, Hyung ingin menikah denganku"
"Kenapa tidak?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Han tertawa mendengar ucapan Minho. Ia benar-benar tidak habis pikir tentang dirinya yang disukai lelaki-lelaki tampan seperti Minho dan Hyunjin. Menurutnya ia tidak punya sesuatu yang luar biasa sehingga mereka bisa menyukainya. Han ingin mengatakan jika ia menyukai wanita cantik, bukan pria tampan, tetapi ia takut menyakiti hati Minho. Biarlah waktu yang menjawabnya.
"Ya udah, ayo! Katanya mau menjenguk Hyunjin" ucap Minho.
Mereka pun keluar dari kafe, menuju mobil Minho.
"Kita ke rumah sakit atau rumahnya?" tanya Minho. Di sana Han baru membuka blokir nomor Hyunjin. Dan ia buru-buru menghubungi Hyunjin tetapi tidak ada yang menjawab. Sekali lagi Han menghubunginya, dan nomornya aktif tetapi tidak dijawab.
"Ke rumah sakit saja hyung, nanti bisa bertanya pada perawat"
"Baiklah"
Dan mobil yang dikemudikan Minho itu berjalan menuju rumah sakit.