Lonely

1.1K 127 16
                                    

200330
03.50 pm

Han pusing karena sejak beberapa hari yang lalu Minho terus mendiamkannya. Minho benar-benar tidak mau menatap wajahnya dan hanya tersenyum remeh saat ia mengatakan ia mau meminta bantuannya.

"Apa? Pacarmu si Hyunjin itu" Han menelan ludahnya, ia tahu ini akan terjadi, karena sudah lima hari ia menginap di rumah Hyunjin dan tidak mengabari Minho sama sekali.

"Hyunjin bukan pacarku, tetapi aku memang mau meminta bantuan hyung, ini tentang Hyunjin."

Minho tidak peduli dan meninggalkan Han. Han tetap mengejar Minho dan menarik tangannya. Minho pun berhenti berjalan.

"Hyung... "

"Jika kamu bisa melupakanku karena seseorang yang baru masuk ke hidupmu. Aku juga bisa"

Han tidak pernah melihat tatapan semengerikan itu dari Minho seumur hidupnya.
Minho benar-benar kecewa padanya.

Minho tidak tahu jika Han kali ini sangat profesional dalam menjalankan pekerjaannya sebagai perawat Hyunjin. Han tidak mau membuat Hyunjin tersinggung karena itu tidak menjawab panggilan Minho selama ia bersama Hyunjin. Alasannya, Minho bisa menggangu pekerjaannya, karena biasanya ia harus datang saat Minho membutuhkannya. Han hanya takut menyakiti Hyunjin kembali.

"Hyung aku minta maaf, aku hanya bekerja. Aku benar-benar bekerja. Hyunjin telah memberiku lima juta won"

Minho tersenyum miring.

"Kamu bukan hanya bekerja tetapi menaruh hati juga di dalamnya"

"Aku hanya bekerja, dan tentunya aku tidak mau Hyunjin kecewa karena telah membayarku mahal"

Minho tertawa sumbang dengan tatapan angkuhnya. "Apa aku perlu membayarmu juga?" suaranya pelan tetapi nadanya sangat dingin.

"Berapa hargamu Hanie" Minho mencolek bawah dagunya seperti kucing tetapi dengan tatapan mengerikan.

"Berapa aku harus membayarmu satu hari saja, sebelum kamu kembali ke Hyunjin sialan itu"

Dan jiwa Han runtuh seketika setelah mendengar itu. Seperti tertimpa batu yang sangat besar, hatinya sangat sakit dianggap seperti itu. Minho meninggalkannya sementara ia terdiam bersama kedua lututnya yang melemas.

Aku benci.. Aku benci kalian yang merendahkanku

Aku benci Hyunjin dan Minho Hyung

Aku benci dengan takdirku yang dianggap rendah oleh orang-orang kaya seperti mereka

Aku benci Hyunjin...yang merperbudakku sesuka hatinya

Hyunjin selalu menjadi alasan hidupku hancur dan kehilangan harapan bahkan kehilangan orang-orang terdekatku

Han benar-benar kecewa dengan dua orang itu, ia tidak bisa melanjutkan kuliahnya hari ini. Han pulang ke rumah sewanya dan mengurung diri di sana.

Aku membenci kalian.

Saat Han sampai di rumahnya, hpnya tiba-tiba berdering. Itu dari Hyunjin. Han langsung menjawab panggilan itu.

"Han.. Boleh minta tolong, ambil pakaian gue di rumah, gue masuk rumah sakit tadi siang, gue ga sempat..."

"GUA BUKAN BABU LO ANJR"

"LO AMBIL SENDIRI SIALAN! GUE BENCI LO, JANGAN HUBUNGI GUE LAGI, UANG LO GUE TRANSFER JUGA HARI INI, GUE GA BUTUH"

"Han, gue hanya minta tolong bukan... "

"PERSETAN DENGAN PERAWAT BAYARAN LO, KARENA LO BABUIN GUE, GUE DIRENDAHKAN KAYA MANUSIA GA ADA HARGANYA"

"Siapa yang ngerendahkan lo? Kapan gue babuin ini lo"

"PAKE NANYA LO, OTAK LO DIMANA, KALAU GA GUE YANG MINTA BERHENTI KEMARIN, LO GA BAKAL BERHENTI BABUIN GUE SAMPAI LO MATI, JANGAN LUPA LO!"

"Gue cuma minta tolong Han.."

"UDAH GUA BILANG, GUE GA MAU JADI BABU LO LAGI"

"Uang lo gue kembalikan juga malam ini, gue membatalkan janji gue bakal jenguk lo setiap hari, gue ga sanggup dekat sama lo, karena lo memang pembawa sial dalam hidup gue. Jangan lo pikir karena lo sakit dan kaya gue harus mengorbankan semua yang gue punya untuk ngurusi hidup lo"

Han memutus panggilannya sebelum Hyunjin menyahut kembali.

***

Sementara Hyunjin yang berada di rumah sakit benar-benar tidak mengerti dengan Han yang tiba-tiba marah padanya. Padahal tadi pagi mereka masih baik-baik saja. Masih bercanda bersama di tempat tidur dan sarapan bersama.

Hyunjin menghubungi Han kembali tetapi nomornya telah diblokir oleh Han.

"Han kenapa?"

"Kenapa Han berkata-kata kasar dan membentak gue, padahal gue hanya meminta tolong mengambil beberapa perlengkapan dan pakaian untuk gue rawat inap"

Hyunjin sebenarnya baru sadar dari pingsan satu jam lalu.

Awalnya Hyunjin keluar rumah dengan kursi rodanya berniat mencari taksi untuk pergi ke rumah sakit. Tujuan Hyunjin hanya untuk mengambil obatnya yang baru habis, ternyata sebelum sampai di rumah sakit ia pingsan di dalam taksi. Dan seperti sekarang ia harus dirawat inap, tetapi ia tidak membawa apa-apa hanya ponsel dan dompet.

Chan masih di Sydney dan Han sedang marah padanya. Hyunjin ditemani penyakitnya benar-benar dalam kesendirian.

"Tidak apa-apa Hyunjin, dari dulu kamu juga sendiri" Hyunjin menyemangati dirinya sendiri.

Pasalnya dahulu berbeda dari sekarang, penyakitnya sekarang sudah sangat parah.

Airmata yang tidak harusnya keluar hari itu pun mengalir di pipi Hyunjin.

"Andai Han tahu jika gue benar-benar membutuhkannya, gue ga bisa apa-apa tanpanya sekarang. Tetapi Han selalu marah dan salah sangka sama gue"

Hyunjin menatap langit-langit kamarnya, berpikir suatu saat ia akan pergi dengan melihat langit-langit itu sebelum matanya benar-benar terpejam. Hanya sendiri tanpa ada yang menangisi dan memeluknya terakhir kali untuk melepaskan kepergiannya.

Hyunjin mengirim sebuah pesan pada Han. Walaupun pesannya tidak terkirim.

Jika suatu hari aku pergi, jangan ingat aku yang egois ini ya Han, ingatlah aku sebagai Hyunjin yang kuat.

***

Tbc or not?

Our Memories [Hyunsung & Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang