1. Prolog

353 26 3
                                    

Aku bukanlah bunga yang bisa di sentuh oleh banyak lebah, aku seperti kerang yang menutupi diriku sendiri

                          
                            ******

"Eh...Katanya ada murid baru yang akan pindah kesini" Seorang cewek berbicara kepada temennya

"Eh...yang bener sih?"

"Beneran, katanya pindahan dari pondok pesantren"

Begitulah cara mereka bergosip tentang diriku, seolah-olah aku ini murid yang menumpang dengan sekolah mereka, padahal aku ada alasannya, kenapa aku bisa pindah di sekolah negeri ini.

Saat 5 bulan sekolah di Madrasah Aliyah, tiba-tiba namaku di panggil, aku di panggil untuk ke ruangan administrasi. Karena namaku di sebut, aku pun pergi ke ruang administrasi. Sesampainya aku di ruangan itu, aku berdiri di depan pintu lalu tiba-tiba terdengar suara Pak Andi.

"Mia, jangan berdiri saja di depan pintu, silahkan kamu masuk dulu"

Karena sudah di panggil, ya terpaksa aku masuk ke ruangan itu. Aku melihat Pak Andi sedang duduk di kursinya.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

"Kamu silahkan duduk disitu" kata Pak Andi

Aku pun duduk ke kursi itu "ada apa ya Pak manggil saya kesini?"

"Uang SPP kamu belum di bayar selama 5 bulan ini, kalau gak di bayar sampai akhir semester ini, maka kamu akan kami pindah sekolah kan"

"Iya Pak, saya akan menghubungi orang tua saya agar melunasi SPP saya"

Setelah Pak Andi menyuruhku keluar dari ruangan, aku pun berniat akan menelpon orang tuaku supaya mereka melunasi uang SPP biar aku bisa lanjut kuliah. Aku meminjam HP penjaga sekolahku, karena dia yang mau meminjamkan HPnya. Aku pun langsung menelpon orang tua.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam salam, ini siapa ya?"

"Ini Mia, Ibu kabarnya gimana?"

"Ibu baik-baik saja, kamu kenapa menelpon Ibu?"

"Ibu, kenapa SPP Mia belum di bayar?"

"Maafkan Ibu nak, soalnya Ayahmu lagi sakit, jadi tabungan Ibu dan Ayahmu habis untuk biaya pengobatan"

"Terus Mia nanti gimana?, bulan depan sudah harus di lunasi loh Bu?"

"Ya terpaksa kamu pindah sekolah negeri ya nak"

"Aku gak mau Bu, di sekolah negeri anaknya nakal-nakal"

"Ya mau gimana lagi?, Ibu sama Ayah gak mampu membiayai kamu di pesantren, biayai di situ lebih mahal di bandingkan negeri"

"Ya udah Bu, aku turuti aja kemauan Ibu dan Ayah"

Mulai dari sinilah kejadiannya aku pindah ke SMA Negeri 01 Mempawah, disini merupakan sekolah unggulan di Kabupaten Mempawah. Karena ini sekolah ternama jadi wajar saja aku menjadi bahan gosip di kalangan murid di SMA ini.

Hari ini adalah hari pertama kepindahanku di sekolah, aku kebetulan masuk ke kelas X D, kadang aku merasa was-was kalau masuk ke kelas ini, pasti muridnya nakal-nakal karena kalau di kelas D pasti terkenal karena kenakalannya, makanya aku bekal sesuatu untuk mengatasi agar orang lain tak menyentuhku terutama cowok.

Cowok adalah yang harus aku hindari karena mereka bukan muhrimku, lagipula aku selama di pesantren jarang berbicara sama cowok, lebih sering berbicara kepada cewek. Cowok kadang suka berbuat seenaknya kepada cewek, mereka itu seperti tidak menghargai cewek.

Ketika mau berjalan menuju kelas, tiba-tiba ada cowok yang coba mendekatiku.

"Lo murid pindahan itu ya, cantik juga ternyata"

"Iya, memangnya kenapa?"

"Gak kenapa-napa, cuma mau kenalan aja, gue Rahman" sambil menjulurkan tangannya ingin bersalaman

"Nama gue Mia" aku langsung melewati dia

"Sombong amat jadi orang, kenapa gak balas salam gue?"

"Kita bukan muhrim"

Bersambung

Jangan Di Sentuh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang