5. Mengajak Jalan

104 13 0
                                    

"Lo duduk juga disini" tanya Mia ke Rahman

"Gak usah, kan lo gak mau deket sama cowok"

"Boleh kok, tapi jaga jarak dan jangan sampai nyentuh gue"

"Baiklah gue duduk"

Duduklah Rahman sembari melihat ke arah Mia. Walaupun Mia tidak menoleh ke arah Rahman. Karena Mia sedang makan sarapan paginya. Lalu Rahman pun mencoba bertanya ke Mia.

"Mia!" teriak Rahman

"Iya, ada apa Rahman?"

"Gue mau ajak lo jalan pas malam minggu, lo mau gak?"

"Pakai apa mau jalan?"

"Kita gunakan mobil gue, kalau pakai motor kan lo pasti gak mau nanti kita bisa bersentuhan"

"Baiklah, gue mau jalan dengan lo kalau begitu"

"Jadi gue jemput lo dimana?"

"Di rumah gue aja, biar gue nyaman izinnya sama orang tua"

"Gak bisa ke tempat lain dulu?"

"Gak bisalah, orang tua gue pasti gak izinin, mereka khawatir karena gue anak perempuan satu-satunya di keluarga gue"

"Baiklah kalau begitu nanti gue jemput lo di rumah, lo kirim saja alamatnya lewat WA, jadi boleh minta nomer WA lo?"

"Boleh, ini nomor hp gue" sambil ngeluarin hpnya dan memberikannya kepada rahman

"Makasih" Rahman mengambil hp Mia dan mencatat nomor WA Mia di hpnya

Setelah itu Rahman mengembalikan hp Mia lagi. Tak berapa lama lonceng mulai memanggil kami untuk kembali masuk ke kelas.

"Wah udah lonceng masuk aja" celetuk April

"Iya nih, yuk buruan masuk!"

"Ayo Mia" jawab April

"Rahman, ayo kita jalan sama-sama menuju kelas?"

"Baiklah" jawab Rahman

Rahman, Mia dan April pun berjalan kembali menuju ke kelas mereka. Setelah sampai ke kelas, mereka pun duduk dan memulai belajar karena guru sudah datang untuk mengajar mereka.

*******

Mia dan Rahman semakin dekat dari hari ke hari. Mereka sudah seperti kekasih walau tak berpegangan tangan. Mia pun mulai nyaman ngobrol dengan Rahman.

Dan ketika berada di kelas, tampak sekali Mia sering ngobrol ke Rahman. Raut wajah Mia tak seperti hari pertama. Dia sudah mulai santai, dan mulai terbiasa ke sekolah.

******

Malam minggu pun tiba, Rahman pun, pergi menjemput Mia ke rumahnya. Sesampainya di rumah Mia, Rahman pun mengetok pintu rumahnya.

"Assalamualaikum" teriak Rahman di balik pintu

Terdengar suara dari balik pintu menyahut walalaikumsalam. Namun itu sepertinya bukan Mia, suara itu seperti wanita dewasa. Pintu itu pun di buka dan keluarlah wanita yang mungkin adalah ibu mia. Ibunya memakai kerudung juga sama seperti Mia.

"Cari siapa ya?"

"Cari Mia, Mia ada bu?"

"Ada, nama kamu siapa?"

"Saya Rahman bu"

"Kamu mau masuk dulu ke dalam?"

"Gak usah bu nanti ngerepotin"

"Gak apa-apa, anggap saja rumah sendiri"

Karena di paksa terus lalu masuklah Rahman ke rumah Mia. Rahman pun lalu duduk di kursi yang ada di ruang tamu rumah Mia. Ibu Mia pun masuk ke dalam kamar Mia untuk memanggil Mia. Tak berapa lama Mia pun keluar dari kamarnya. Mia berdandan dengan cantiknya, Rahman tak menyangka Mia bisa jadi seperti bidadari surga. Tampak sekali wajah Rahman yang memerah melihat Mia. Mata Rahman melotot melihat kecantikan Mia.

"Mia lo cantik sekali"

Mia tampak sedikit malu-malu membalas pujian rahman. Nampak sekali dari ekspresi wajahnya.

"Rahman kita jadi jalan gak?"

"Iya jadi, ayo kita berangkat"


Bersambung

Jangan Di Sentuh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang