Rahman pergi ke kantin untuk meminta maaf ke Mia. Ketika sampai ke kantin Rahman melihat Mia dan April yang sedang duduk di kursi yang ada di kantin. Rahman pun mendatangi Mia. Rahman pun mengambil kursi lalu duduk di depan Mia dan menatapnya. Namun Mia menoleh ke samping menatap April.
Rahman berbicara kepada Mia walau Mia tidak memandangnya. "Mia maafin gue, gue gak ada maksud bikin rencana itu"
"Jadi yang di bilang sama Adit bener?"
"Gue mau jujur, gue memang sengaja deketin lo supaya bisa nyentuh lo"
Mia pun mulai memandang ke arah Rahman. "Sekarang pun lo masih mau nyentuh gue kan!!!"
"Gak Mia, gue gak akan menjalankan rencana gue lagi, semenjak gue makin deket sama lo!"
"Maksudnya?" tanya Mia keheranan
"Semenjak kita sudah mengenal satu sama lain, gue merasa ada yang berbeda, gue merasa bahagia bila di dekat lo walau kita gak bersentuhan tangan"
"Lo bahagia karena ada gue?"
"Iya, makanya lo mau kan maafin gue?"
"Tapi lo mesti janji gak akan ada rencana buat nyentuh gue"
"Janjinya pakai kelingking"
"Lo lupa ya, kan gak boleh bersentuhan"
"Oh, iya, jadi janji di mulut saja"
Tiba-tiba ada orang yang berjalan di belakang Rahman lalu mendorong Rahman dari belakang. Rahman pun jatuh ke arah depan, lalu bersentuhanlah bibir Rahman dengan Mia. Seketika pandangan Mia berubah ketakutan dan menangis.
"Mia lo gak apa-apa?" namun Mia tak merespon apapun
"Mia ada apa sih dengan lo?" tanya April yang memegang bahu Mia, namun Mia tetap tak menjawab
"April lo cepet bawa Mia ke ruang UKS dan telpon orang tuanya"
"Baiklah" April pun membawa Mia ke ruang UKS di bantu teman perempuan yang lain
Rahman pun berteriak di kantin, dia mencari siapa yang mendorongnya tadi.
"Woy, bajingan, siapa yang dorong gue tadi, kalo gak mau ngaku, nanti gue laporin lo!!"
Lalu tiba-tiba ada siswa mencurigakan yang lari dari kantin, Rahman pun mengejarnya. Siswa itu terus berlari dari kejaran Rahman. Lalu tiba-tiba di depan ada jalan buntu, dan siswa itu pun terjebak.
"Hah, berhenti juga lo ya!" teriak Rahman dengan nafas ngos-ngosan
"Ampun, gue cuma disuruh"
"Siapa yang suruh lo, ngaku!!!"
"Gue gak berani, nanti koleksi mainan gue hancur"
"Lo mau mainan lo hancur, atau wajah lo yang gue hancurin?"
"Ok, gue beritahu lo!"
"Siapa yang nyuruh lo ngelakuin itu?"
"Itu ide Adit, gue lakukan itu karena terpaksa, soalnya dia nyita mainan gue"
"Adit ya, dia memang mau ngajak gue berantem"
Rahman pun mendatangi kelas Adit yang gak terlalu jauh dari kelasnya Rahman. Setelah sampai Rahman pun langsung masuk ketika pembelajaran di kelas Adit telah di mulai.
"Adit!!!" Bak...Bik...Buk...Rahman memukul Adit dengan keras sampai membuat Adit terjatuh dari kursinya
"Lo kenapa sih Rahman!" teriak Adit
"Bangun lo!" Rahman menarik baju Adit supaya dia berdiri
Berdirilah Adit "Lo marah ke gue karena apa?"
"Lo membuat Mia jadi seperti itu!" Rahman memukul Adit lagi
"Gue gak ngapa-ngapain dia, kan lo yang nyentuhnya"
"Bajingan!!" Rahman mau memukul Adit namun di lerai oleh siswa yang ada di kelas
Guru yang sedang berada di kelas itu pun menyuruh Rahman dan Adit ke kantor guru untuk berdamai sambil memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Di Sentuh [END]
Подростковая литератураMia adalah orang yang tak mau di sentuh lawan jenisnya, makanya dia bekal penggaris untuk memukul siapa saja yang ingin menyentuhnya, namun Rahman selalu berniat untuk menyentuhnya dengan berbagai cara, termasuk mencoba untuk dekat dengan Mia. Rahas...