"Gue tau dari temen lo Fadil"
"Terus lo beritahu ke Mia tentang ini?"
"Gak, gue cuma beritahu Mia kalau lo ada maksud lain seperti menyentuh dia"
"Gue udah berubah, gue gak bakal rencanain itu lagi"
"Gue gak percaya sama lo, mending lo jauhi dia atau gue beritahu yang sebenarnya!"
"Gak akan, gue terlanjur jatuh cinta sama Mia!"
"Begitu juga gue, gue udah lama suka, walau masih di anggap temen sampai sekarang"
"Terus kenapa lo gak nyatain cinta ke dia?"
"Dia sering curhat ke gue, dia bilang gak mau pacaran karena takut rahasianya ketahuan"
"Gue gak bakal bocorin rahasianya!" bentak Rahman ke Adit
"Lo dari awal ketemu saja sudah mau membocorkannya"
"Maksud lo?"
"Ada alasan lain, kenapa Mia gak mau di sentuh, makanya dia selalu salaman dari jauh dan dia juga selalu membawa penggaris supaya tidak ada tangan jahil yang memegangnya"
"Gue gak tau, yang gue tau Mia gak mau di sentuh karena bukan Muhrim"
Tiba-tiba terdengar suara panggilan telpon, ternyata itu hpnya Adit yang berbunyi.
"Tunggu sebentar ada Mia telpon gue" Adit pun mengangkat telponnya
"Halo Mia"
"Halo dit, bisa gak lo jemput gue?"
"Bisa, memangnya lo dimana?"
"Deket restoran mewah, tapi gue nunggu di dekat jembatan yang gak jauh dari restoran itu"
"Ok baiklah" Mia pun mematikan telponnya
Setelah itu Adit menyombongkan kepada Rahman bahwa Mia minta di jemput. Rahman pun mulai memanas karena ejekan dari Adit. Hampir terjadi baku hantam antara Rahman dan Adit, untung saja Rahman masih bisa mengendalikan emosinya.
Adit pun pergi dari restoran itu dan menjemput Mia. Rahman pun masih berdiri di depan restoran. Rahman pun mencoba untuk menelpon Mia namun tidak di angkat sama sekali. Setelah itu pulanglah Rahman ke rumahnya dengan perasaan marah gara-gara kedatangan Adit.
********
Adit menjemput Mia di dekat jembatan. Sesampainya di jembatan, Adit pun mengklakason seorang cewek yang di dekat jembatan dan cewek itu melihat ke dalam lewat kaca. Lalu adit pun melihat cewek itu dan benar saja cewek itu adalah Mia. Adit pun membuka kacanya sedikit.
"Mia masuklah ke mobil!" teriak Adit
"Baiklah" balas Mia
Masuklah Mia ke dalam mobil Adit dan duduk disitu. Setelah menutup pintu mobil lalu berangkatlah Adit untuk mengantar Mia pulang ke rumahnya. Tiba-tiba terdengar telpon namun tak Mia angkat. Setelah sampai di rumah Mia, Mia pun melihat siapa yang menelpon dia tadi yang ternyata adalah Rahman. Mia berniat menelpon balik namun Mia sudah kelelahan.
******
Hari senin pun tiba, Rahman ingin menemui Mia untuk minta maaf. Makanya Rahman pun datang lebih awal dan menunggu di kelas. Tak berapa lama, Mia pun masuk ke kelas namun Mia tidak mengeluarkan sepatah katapun ketika di dalam kelas. Mia hanya langsung duduk dan tetap diam sampai pelajaran di mulai. Ketika Rahman mau bicara kepada Mia, Mia selalu membuang wajahnya ke arah lain.
Tampak sekali wajah Mia yang marah, gara-gara Adit memberitahu tentang rencana Rahman, padahal rencana itu sudah Rahman lupakan. Karena Rahman mencintai Mia setulus hatinya.
Jam istirahat pun berbunyi, Mia tetep diam dan langsung buru-buru ke kantin bersama April. Rahman pun tetap membulatkan tekadnya untuk meminta maaf ke Mia. Rahman pun pergi ke kantin untuk berbicara ke Mia.
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Di Sentuh [END]
Dla nastolatkówMia adalah orang yang tak mau di sentuh lawan jenisnya, makanya dia bekal penggaris untuk memukul siapa saja yang ingin menyentuhnya, namun Rahman selalu berniat untuk menyentuhnya dengan berbagai cara, termasuk mencoba untuk dekat dengan Mia. Rahas...