2. Masuk Kelas

160 20 1
                                    

Setelah aku pergi dari cowok yang mau kenalan sama aku, aku pun langsung mencari-cari kelasku. Ketika sedang mencari kelasku. Aku tidak sengaja bertemu Bu Guru yang nampaknya sedang menuju ke kelas.

"Assalamualaikum Bu"

"Wa'alaikumsalam"

"Kelas X D, dimana ya Bu?"

"Kelas X D itu ada di atas, kebetulan Ibu juga mau ngajar ke kelas X D, kamu murid baru ya disini?"

"Iya bu, saya murid pindahan"

"Kalo gitu mati ibu antar kamu ke kelas"

"Baik bu"

Ibu guru itu pun mengantarkan aku menuju ke kelas X D, karena kebetulan dia mengajar ke kelas X D, aku berjalan bersama bu guru itu. Sesampainya di kelas, aku masuk bersama bu guru itu, ketika masuk ke dalam kelas, murid-murid lain sedang duduk dengan rapinya di kursi mereka. Sedangkan aku harus berdiri di depan kelas dulu sambil memperkenalkan diri.

"Anak-anak, Kita kedatangan murid baru disini, dia anak pesantren, dia akan bersekolah disini, dia mau memperkenalkan diri dulu kepada kalian supaya lebih akrab"

"Perkenalkan nama saya Miawati Putri, saya pindahan dari pesantren Darussalam"

"Cuma gitu doang" teriak anak lelaki yang duduk di belakang

"Udah punya pacar belum?" teriak teman anak lelaki itu

"Semuanya diam...!!!" teriak bu guru kepada anak muridnya

"Mia silahkan duduk di kursi yang kosong"

Aku pun pergi menuju kursi yang kosong. Ketika sampai di kursi itu, ternyata yang duduk di situ adalah Rahman, cowok yang menghadangku waktu mau masuk ke sekolah.

"Elo lagi?"

"Hai lagi, silahkan duduk"

Aku pun mengangkat tanganku dan bilang "bu guru, bisa gak saya pindah ke kursi lain?"

"Gak bisa, yang lain pasti pada gak mau pindah, kamu duduk saja di situ, nanti kalau Rahman macam-macam nanti ibu hukum lagi dia"

"Baiklah bu"

Dengan terpaksa aku duduk di sebelah cowok yang menyebalkan Rahman. Aku agak menjaga jarak ketika duduk dengannya di karenakan, aku tidak suka di sentuh sama cowok yang bukan muhrimku. Karena otak cowok itu penuh dengan pikiran negatif, nanti aku jadi bahan khayalan mereka, bisa-bisa aku di lecehkan sama mereka.

Pelajaran di kelasku pun di mulai, aku selalu serius jika pelajaran telah di mulai, karena aku ingin cepat memahaminya biar aku bisa mendapatkan nilai tinggi di kelas. Namun selama pelajaran berlangsung, Rahman selalu berisik, dia membuat aku tidak nyaman dalam belajar di kelas. Tiba-tiba tengah pelajaran dia meminjam sesuatu ke aku.

"Mia, pinjam tipe-x dong, aku salah tulis nih!"

"Nih, tipe-x nya" aku melemparnya karena kalau di serahkan langsung malah tanganku nanti nyentuh tangan dia

"Kok di lempar sih?, kan kita duduk sebelahan, pake tangan dong memberikannya"

"Kan udah gue bilang, kita itu bukan muhrim, gue gak mau nyentuh tangan lo makanya gue lempar"

"Terserah lo dah, gue pinjam ya tipe-x nya?"

"Iya, pinjam aja"

Tak berapa lama, dia mau mengembalikan tipe-x dan menyerahkannya langsung menggunakan tangannya.

"Nih tipe-x lo"

"Lempar aja tipe-x nya!"

"Nanti kalau gue lempar malah kejauhan"

"Lo letakkan saja di meja!, nanti gue ambil"

"Iya gue letakkan di meja"

Setelah Rahman meletakkannya ke meja, aku pun mengambil tipe-x nya, namun hal tak terduga terjadi karena dia juga mau mengambil tipe-x nya agar dia bisa menyentuh tanganku. Dengan refleknya, aku mengambil penggaris dan memukul tangannya.

"Pak...pok..." aku memukulnya dengan penggaris

"Akkk......" dia kesakitan pasca dipukul...

"Lo kenapa sih?" tanya Rahman

"Kan udah gue bilang, jangan coba-coba nyentuh gue, nanti gue pukul lagi, mau lo?"

"Sorry sorry, gue gak lakuin lagi"

Bersambung

Jangan Di Sentuh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang