Rahman dan Adit berada di ruang guru, mereka duduk berdua bersebelahan. Dan di depan mereka ada Pak Toni yang bertanya kepada mereka tentang masalah apa yang mereka perdebatan.
"Kalian berdua ini kenapa sih?"
"Dia yang mulai duluan Pak" Rahman menunjuk ke arah Adit
"Gak ada pak, dia yang tiba-tiba masuk kelas lalu nyerang saya pak!"
"Sudah...sudah..., Kalian ini masih ribut saja!, Rahman ada masalah apa kamu sama Adit?"
"Dia nyuruh orang untuk mendorong saya supaya jatuh dan membuat saya menyentuh Mia sampai membuat mia jadi seperti ketakutan pak"
"Gak ada pak, dia gak ada bukti pak"
"Gak ada bukti katamu!!!, Saya ada bukti pak, tadi saya menangkap anak yang mendorong saya"
"Siapa orangnya?"
"Namanya Andre, dia juga satu kelas, katanya dia di ancam sama adit makanya di lakukan hal itu"
"Apa itu benar Dit?"
"Bohong, bapak bisa tanya sama andre sendiri kalau saya bukan yang menyuruhnya"
Pak Toni pun memanggil Andre lewat speaker. Rahman, Adit dan Pak Toni di ruang guru. Tak berapa lama Andre datang dan wajah Andre sedikit seperti ketakutan.
"Ba....pak.....mang....gil.....sa....ya"
"Iya, saya manggil kamu kesini untuk bertanya kepada kamu, apa benar kamu di suruh Adit untuk mendorong Rahman"
"Gaa...kkk....ada.....pak"
"Bohong pak, pasti dia takut karena ada Adit!!!" teriak Rahman
"Kamu bisa diam gak Rahman, kamu itu sudah mengganggu pembelajaran saya, lalu berkelahi, mau kamu itu apa?"
"Saya mau Adit di hukum pak"
"Hei, Rahman, kamu jangan kurang ajar, kamu yang salah malah orang lain mau kamu hukum"
"Dia memang salah pak"
"Masih saja kamu ya, kali ini Bapak minta kamu minta maaf ke Adit, cepat!!!"
"Gak pak, saya gak mau"
"Kalau kamu gak mau nanti saya laporkan ke orang tua kamu agar kamu di skor, kamu mau seperti itu?"
"Skorsing saya saja pak, daripada saya mesti minta maaf"
Setelah itu, tiba-tiba ada siswa yang datang melapor ke ruang guru. Dia tampak sekali khawatir dan takut. Pak Toni pun bertanya kepadanya.
"Hei, kamu kenapa khwatir begitu?"
"Anu...pak"
"Anu apa?"
"Mia, jadi tambah parah pak, dia tak mau di dekati"
"Maksud kamu?"
"Dia tidak mau kami dekati, dia seperti orang kerasukan, apakah sebaiknya kita telpon orang tuanya pak?"
"Baiklah, bapak akan telpon orang tuanya"
Pak Toni pun ke mejanya untuk mengambil HP nya. Setelah Pak Toni mengambil HP. Rahman pun langsung berlari keluar ruangan guru dan pergi ke UKS untuk melihat keadaan Mia. Setelah sampai di UKS, Rahman pun melihat Mia yang ketakutan seolah kami semua menyeramkan baginya.
"Pergi kalian semua!!!!" teriak Mia
Rahman pun masuk ke ruang UKS dan berbicara pada guru disitu "Ini Mia kenapa Bu Yuli?"
"Tadi dia baik-baik saja, tapi ketika ramai yang menonton, dia jadi makin ketakutan" jawab Bu Yuli
"Kalian jangan mendekat, nanti aku bunuh kalian!!!!" teriak Mia
Rahman mencoba mendekat untuk menenangkan Mia "Mia...!!!! Ini aku Rahman, ingat kan?"
"Gak....!!!!.....Gak....!!!, Kamu menjauh dariku!!!" teriak Mia
"Mia....aku minta....maaf....aku gak akan sentuh kamu lagi...aku janji mia..."
"Gak....gak....kamu sama saja seperti mereka....!!!!"
"Mereka siapa Mia?"
"Seperti orang yang menginginkan aku"
"Mia...!!!please....sadar...Mia...., aku mohon...."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Di Sentuh [END]
Подростковая литератураMia adalah orang yang tak mau di sentuh lawan jenisnya, makanya dia bekal penggaris untuk memukul siapa saja yang ingin menyentuhnya, namun Rahman selalu berniat untuk menyentuhnya dengan berbagai cara, termasuk mencoba untuk dekat dengan Mia. Rahas...