Rahman pun memutuskan untuk pergi menjenguk Mia di rumah sakit walau Rahman belum tau di rumah sakit mana Mia di rawat. Rahman pun bertanya sama April dan ternyata dia tau. Makanya Rahman meminta April untuk memberitahukan dimana Mia di rawat. Karena April merasa ini bukan kesalahan Rahman makanya April memberikan informasi rumah sakitnya.
Setelah mengetahui hal itu Rahman pergi menuju ke rumah sakit untuk menemui Mia. Namun di tengah perjalanan, kemacetan melanda Rahman yang saat ini mau menjenguk Mia. Rahman pun lalu menyewa ojek online untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Setelah lama menunggu, akhirnya ojek datang dan Rahman langsung mengenakan helm dan pergi dari kemacetan menuju ke rumah sakit.
Tak berapa lama Rahman pun sampai ke rumah sakit. Rahman pun turun dari ojek dan membayarnya. Setelah itu Rahman masuk ke dalam rumah sakit. Setelah masuk Rahman pun mencari ruangan Mia. Dia menuju meja resepsionis.
"Bu, dimana ruangan Mia?"
"Tunggu sebentar ya saya cek dulu" suster itu mencari ruanganya
"Dia di ruangan atas nomor 78"
"Makasih ya suster"
Rahman pun pergi menuju ruangan 78. Setelah sampai di ruangan dia melihat ada orang tuanya sedang berada di dalam ruang 78. Rahman belum berani jika bertemu orang tua Mia. Karena Rahman pasti tidak di perbolehkan masuk sama mereka. Rahman pun menunggu di luar ruangan sampai orang tua Mia keluar dari ruangan Mia.
Setelah beberapa lama menunggu, orang tua Mia pun keluar dari ruangan Mia. Rahman pun diam-diam masuk ke dalam ruangan Mia. Rahman pun perlahan menuju ke tempat tidur Mia. Ketika Rahman sampai dia melihat Mia sedang memandangi foto.
"Ehem...."
Mia pun terkejut mendengar suara Rahman "Rahman....!!!"
"Hai, Mia..." Rahman melambaikan tangan ke arah Mia
"Hai, juga, lo ngapain ke sini?"
"Gue datang mau jenguk lo"
"Kenapa gak telpon gue?"
"Gue gak ada nomor lo"
"Ya udah sini gue berikan, mana hp lo?" menadahkan tangan meminta hpnya
"Nih hp gue" memberikan hp kepada Mia
Mia pun mengambil perlahan tanpa menyentuhnya. Setelah itu Mia mengetikkan nomor hpnya ke dalam hp aku.
"Nih sudah selesai aku masukkan ke hp lo" Mia memberikan kembali hp Rahman
"Makasih" Rahman pun mengambil hp dari tangan Mia dengan hati-hati supaya tidak menyentuhnya.
"Puff...hahaha...." Mia tertawa karena melihat tingkah Rahman yang hati-hati saat mengambil hpnya
"Kok lo ketawa sih?" tanya Rahman keheranan
"Ya lucu saja, lihat lo yang hati-hati saat ngambil hp, kok lo takut sampai segitunya?" Mia menahan tertawanya
"Gue takut lo trauma lagi, gue gak mau itu terjadi lagi" jawab Rahman dengan polosnya
"Lo sakit ya, kenapa berubah banget sikap lo terhadap gue?" tanya Mia keheranan
"Gue berubah semenjak kita dekat"
"Padahal gue suka sikap lo saat pertama kenal" wajah Mia memerah dan memandang ke arah depan
"Maksud lo Mia?"
"Iya saat lo masih sok keren dan ingin nyentuh gue" Mia memandang ke arah Rahman lagi
"Gue gak mau lagi seperti itu, gue ingin lebih menghargai wanita"
"Ngomong-ngomong lo jenguk gue tapi gak bawa apa-apa?" tanya Mia
"Sorry gue lupa, gue kesini juga mau minta maaf karena gue, lo jadi seperti ini"
"Bukan salah lo, kan lo gak sengaja?"
"Iya, maafin gue, harusnya gue bisa menghindar saat itu" jawab Rahman sambil menunduk
"Gue maafin, lo jangan terlalu memikirkannya"
"Baiklah Mia, lo kapan keluar dari rumah sakit?"
"Mungkin agak lama, aku perlu di terapis supaya menghilangkan trauma"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Di Sentuh [END]
Novela JuvenilMia adalah orang yang tak mau di sentuh lawan jenisnya, makanya dia bekal penggaris untuk memukul siapa saja yang ingin menyentuhnya, namun Rahman selalu berniat untuk menyentuhnya dengan berbagai cara, termasuk mencoba untuk dekat dengan Mia. Rahas...