20. Sekarat

70 3 0
                                    

"Yang mau aku tembak adalah wanita yang tidak bisa aku sentuh fisiknya dan ketika aku mencoba menyentuh melalui hatinya malah hatiku yang jadi di sentuh olehnya" ucap Rahman

Wajah Mia memerah mendengar rayuan Rahman, yang membuat Mia salah tingkah. Mereka berdua saling memandang satu sama lain.

"Cie...cie...cie..." celetuk orang yang menyelamatkan merea berdua

Rahman dan Mia pun menoleh ke orang itu lalu kembali melanjutkan pembicaraan. "Mia, ayo kita pergi dari sini" ucap Rahman

Tiba-tiba Mia memegang tangan Rahman. "Astaga Mia" ucap Rahman sambil melepaskan genggaman tangan Mia

"Kenapa Rahman?" ucap Mia

"Gue takut lo trauma lagi" ucap Rahman

"Biarin saja" ucap Mia dengan manja

"Kok biarin saja?" tanya Rahman bingung

"Karena aku sudah bisa nyentuh cowok" ucap Mia yang kembali meminta tangan Rahman

Rahman pun tersenyum dan menyerahkan tangannya untuk dipegang sama Mia. Ketika Mia memegang memang tidak terjadi apa-apa. Rahman tampak senang sekali karena sudah bisa menyentuh Mia untuk pertama kali tanpa paksaan.

Namun tanpa disadari, Adit tersadar dari pingsan dan diam-diam akan menusuk Mia dari belakang. Rahman pun melihat Adit memegang pisau dan berjalan menuju Mia. Dengan reflek, Rahman pun memeluk Mia dan berbalik kebelakang. Mia pun menjadi melihat Adit dan membuat Mia menyadari bahwa di belakangnya ada Adit.

Kemudian Mia merasa aneh dengan tangannya, karena ada cairan yang menetes di tangannya. Mia pun mencoba melihat tangannya yang terkena cairan itu, ketika Mia melihatnya yang ternyata itu adalah darah. Mia pun melihat ke arah Adit yang tangannya gemeteran dan tangannya yang bersimbahan darah.

"Rahman kamu gak apa-apa?" tanya Mia sambil meneteskan air matanya

"Gak, kalau kamu?" tanya balik Rahman yang tau bahwa dirinya kena tusuk pisau

Orang yang menyelamatkan Rahman pun memukul Adit kembali. Dan Mia tetap memeluk Rahman yang berdarah akibat luka tusukan.

"Rahman, kamu tenang ya, aku akan membawamu ke rumah sakit" ucap Mia menenangkan sambil menangis

"Iya..." ucap Rahman lalu matanya terpejam dan tidak membuka kembali

Orang yang menyelamatkan Rahman pun menelpon polisi supaya menangkap Adit dan anak buahnya di lokasi ini. Lalu Mia dan Orang itu membawa Rahman ke rumah sakit terdekat supaya bisa di obati. Setelah mereka sampai di rumah sakit, pihak rumah sakit pun membawa Rahman ke ruang operasi dan membuat Mia harus menunggu keluar dengan hati gelisah dan sedih.

Dokter di dalam ruang operasi sedang untuk mengobati luka tusuk yang di alami Rahman. Ternyata lukanya cukup dalam dan mengenai paru-paru Rahman. Makanya Rahman di bius dan Dokter mulai mengoperasinya dengan menjahit bagian yang di tusuk. Berjam-jam telah berlalu dokter sudah berhasil menjahit bagian dalam yang rusak. Kemudian dokter mencoba menutup bagian luar namun terjadi masalah, karena Rahman terlalu banyak mengeluarkan darah. Dokter berusaha mengambil stok darah untuk mentranfusikan ke Rahman.

Sementara itu Mia yang berada di luar terus berdoa dan menadahkan tangan meminta pertolongan. " Ya Allah ya Tuhanku, selamatkanlah Rahman, jangan biarkan aku tak bisa menyentuhnya, aku ingin bersamanya, engkau lah yang maha pengasih dan penyayang maka kabulkanlah permohonanku" ucap Mia berdoa

Tiba-tiba Rahman tidak sadarkan diri, denyut jantungnya kosong, kemudian dokter mengambil kejut jantung. "Ayo dalam hitungan ketiga, 1...2...3..." ucap Dokter lalu menekankan ke jatungnya.

"Sekali lagi, 1...2...3..." ucap Dokter sambil menempelkan alat kejut jantung

Bersambung

Jangan Di Sentuh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang