17. Jebakan

45 6 0
                                    

Rahman pun meminta maaf ke Mia. "Maaf Mia tadi gue lupa" ucap Rahman sembari melepaskan ikatan yang menjerat kaki Mia

"Rahman sebaiknya kita cepetan pergi dari sini" ucap Mia

"Kenapa buru-buru Mia?" tanya Rahman

Ikatan yang menjerat kaki Mia pun terlepas. "Ini jebakan Rahman, ayo buruan pergi" ucap Mia sambil berdiri dari kursi

Rahman dan Mia pun berdiri namun ketika Rahman berbalik ke belakang, tiba-tiba Adit muncul lalu memukul kepala Rahman dan membuat Rahman tidak sadarkan diri.

Mia pun menangis melihat Rahman di pukul dan mencoba melawan tapi Mia tidak sanggup dan terjatuh di lantai. Rahman pun menyuruh anak buahnya untuk mengikat Rahman dan Mia lalu membawanya ke tempat lain.

Setelah lama berlalu, Rahman tersadar dari pingsannya dan Rahman mulai perlahan membuka matanya. Rahman melihat di depannya ada Mia yang terikat mulut dan tangannya. Mia terlihat meneteskan air matanya karena takut. Di sebelah Mia, Rahman melihat Adit yang memegang pisau tajam sambil berdiri dan pandangannya melihat ke arah Rahman.

"Lama juga lo sadarnya?" ucap Adit

"Dit, lepasin Mia" ucap Rahman sambil mencoba melepaskan ikatan yang menjeratnya

"Boleh, tapi sebelum itu mana uangnya" ucap Adit

"Itu ada di dalam tas gue" ucap Rahman

Adit pun mendekati tas dan mengambilnya "Lumayan berat" ucap Adit

Adit pun membuka isi tas dan melihat banyak uang merah yang di ikat gelang karet. Adit pun mengeluarkan uang itu dari tas.

"Ini asli kan?" tanya Adit

"Itu asli, jadi sesuai kesepakatan, lepasin Mia" ucap Rahman marah

"Gak bisa Rahman, gue belum dapat apa-apa dari Mia" ucap Adit sambil mendekati Mia

"Lo mau ngapain dit?" tanya Rahman kesal sambil mencoba melepaskan ikatan

"Gak ngapa-ngapain, gue mau senang-senang saja sama Mia" ucap Adit sambil membuka kancing baju Mia

"Tolong jangan dit, dia nanti trauma kembali" ucap Rahman memohon

Adit pun menghentikannya, lalu kembali menutup kancing baju Mia dan melihat ke arah Rahman. "Hahaha...baru kali ini gue melihat cowok populer di sekolah memohon kepada cewek yang baru di kenalnya" ucap Adit menyindir

"Sindir aja gue dit dan gue gak pernah merasa populer di sekolah" ucap Rahman

"Gitu ya, gak merasa, lo pernah gak berpikir tentang apa yang pernah lo rebut dari gue?" ucap Adit

"Gue gak pernah merasa merebut apapun dari lo" ucap Rahman

"Lo merebut ketenaran dan cewek yang gue suka!!!" ucap Adit marah

"Gue selalu nolak cewek yang gue deketin dit" ucap Rahman

"Nolak lo bilang, lo pernah jadian sama dia terus lo putusin, lo lihat cewek yang gue suka, dia nangis dan gak mau pacaran lagi, pupus semua harapan gue membuat dia jadi pacar gue" ucap Adit

"Maafin gue, gue gak bermaksud seperti itu, lagipula itu gak ada hubungannya dengan Mia kan?" tanya Rahman

"Ada, gue mau hancurin cewek yang lo suka, gue mau buat dia putus sekolah" ucap Adit

"Lo jangan lakuin itu, gue akan menghabisi lo" ucap Rahman mengancam

"Lo bisa apa? Ikatan itu aja lo gak bisa melepaskannya" ucap Adir nyinyir

"Awas aja lo dit, kalo ini lepas, gue hajar muka songong lo" ucap Rahman yang emosi

"Hajar aja, ini muka gue" ucap Adit menantang

Bersambung

Jangan Di Sentuh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang