"Mia!, gue boleh jenguk lo lagi?" tanya Rahman kepada Mia yang masih di tempat tidur pasien
"Boleh kok, nanti gue suruh orang tua gue, supaya tidak datang sore supaya lo bisa jenguk gue tanpa di marah"
Tak berapa lama, Rahman dan Mia mendengar suara langkah kaki orang yang mau masuk ke ruangannya. Suara itu semakin dekat ke arah pintu kamar pasien Mia.
"Rahman, ada orang cepat sembunyi nanti lo di marah lagi sama orang tua gue"
Rahman pun panik, dia bingung mencari tempat untuk sembunyi. Ujung-ujungnya Rahman sembunyi di sofa dekat kasur Mia. Lalu Mia pun pura-pura tertidur di kasurnya. Setelah itu ada orang yang masuk ke dalam dan ternyata orang tua Mia yang datang lagi. Mereka pun membangunkan Mia yang pura-pura tertidur tadi.
"Mia, bangun..." maka bangunlah Mia dari kasurnya
"Ada apa Bu?" tanya Mia sambil menggosok matanya
"Ibu bawakan kamu baju tidur kamu" Ibu Mia memberikan bajunya ke Mia
Mia pun menerima bajunya "Makasih Bu"
Ibu Mia pun tampak kelelahan setelah mengambil baju Mia. Ibu Mia pun duduk di sofa dekat Mia. Namun Ibunya heran kok sofa ada punuknya. Ibu Mia pun mencoba duduk di sofanya karena merasa ini mungkin model terbaru makanya seperti itu.
"Akh......"
"Astafirullah hal adzim!!!" teriak Ibu Mia saking terkejutnya mendengar suara entah darimana
Ibu Mia pun bertanya kepada Mia "Nak, kamu dengar suara orang gak tadi?"
"Suara orang?, aku gak ada denger Bu suaranya"
"Beneran nak tadi ada suara orang teriak kesakitan"
"Gak ada Bu, mungkin itu karena Ibu kecapekan makanya Ibu berhalusinasi"
"Gitu ya nak, kalau gitu Ibu panggil ayahmu dulu ya biar menjagamu, Ibu akan istirahat di rumah"
Ibu Mia pun pamit kepada Mia, "Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam" Mia mencium tangan Ibunya
Ibu Mia pun keluar dari ruangan Mia dan menutup pintunya. Lalu Rahman pun keluar dari sofa namun tak berapa lama pintu terbuka lagi. Dan Rahman pun tiarap di bawah kasur.
"Mia, jangan lupa makan ya soalnya ini sudah mau malam!!!" teriak Ibu Mia dari depan pintu
"Iya Bu!!!" teriak Mia
Ibu Mia pun menutup pintu kembali dan Rahman berdiri kembali dari posisi tiarap tadi. Rahman pun membersihkan bajunya yang mungkin kotor karena bekas lantai.
"Rahman, buruan keluar nanti ada yang datang lagi"
Tak berapa lama setelah Rahman mau mendekati pintu kamar, ternyata ada yang datang lagi dan karena dia bingung makanya dia kembali ngumpet di dalam WC ruangan itu. Setelah Rahman mengumpet, ternyata yang datang itu dokter. Dokter itu pun berbicara kepada Mia. Tak berapa lama dokter itu pun keluar dari kamar Mia. Rahman kemudian keluar dari WC dan mencoba pamitan sama Mia.
"Mia aku pamit dulu ya?" sambil melambaikan tangannya
"Iya, hati-hati di jalan Rahman" Mia pun melambaikan tangannya juga ke Rahman
Rahman pun keluar dari pintu kamar Mia. Lalu menutup pintunya, kemudian Rahman berjalan ke arah kiri untuk keluar dari rumah sakit dan tanpa sadar ada seseorang yang melihatnya keluar ruangan itu.
Rahman pun setelah dari rumah sakit, dia kembali ke rumahnya dan membersihkan diri lalu memasang pakaiannya. Setelah itu Rahman makan malam lalu kembali ke kamarnya dan tidur.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Di Sentuh [END]
Teen FictionMia adalah orang yang tak mau di sentuh lawan jenisnya, makanya dia bekal penggaris untuk memukul siapa saja yang ingin menyentuhnya, namun Rahman selalu berniat untuk menyentuhnya dengan berbagai cara, termasuk mencoba untuk dekat dengan Mia. Rahas...