- 2 -

702 133 653
                                    

Jika aku tak bertemu dengannya lebih dulu, apa jalan ceritaku denganmu pun tetap akan sama?

- Nata -

🍁🍁🍁

"Berdiri di sana!" Gadis itu hanya menatap ke arah mana Pak Andre menunjuk. Ditangkapnya sosok yang menurut indra penglihatannya tak asing sedang berdiri tepat di tengah lapangan upacara.

"Kalian baru bisa masuk kelas setelah satu jam pelajaran pertama selesai." Ayla pun hanya balas mengangguk setelah mendengarnya.

Hukuman yang sama sekali tidak berguna, terlebih untuk siswa bandel sepertinya. Begitulah pikirnya. Bukan memberi efek jera, justru membuat siswa sepertinya keenakan karena bisa lolos dari pelajaran di kelas yang menurutnya jauh lebih membosankan. Toh, sinar matahari di pagi hari pun tak buruk untuknya.

Tepat di bawah tiang bendera, ia menaruh tas miliknya. Tak lupa ia mengambil headset yang ia taruh di dalam poket kecil sebelah kiri tasnya. Dengan langkah santai, ia pun berjalan menuju tengah lapangan sembari menyumpalkan benda kecil itu ke kupingnya.

Setelah terlebih dahulu menekan tombol play, gadis itu lantas memasukkan benda pipih yang disebut smartphone itu ke dalam saku rok abu-abunya.

Setiap gerakan yang ia lakukan tak sedikitpun lepas dari sepasang mata elang yang sejak tadi menatapnya. Dengan mengumpulkan setiap butir ingatan yang ia miliki, ia yakin mereka pernah bertemu sebelumnya. Meski lelaki itu sendiri pun tak yakin kapan dan dimana.

Menyadari bahwa dirinya sedang diamati, Ayla lantas menatap lelaki tersebut sekilas dengan tatapan yang Nata sendiri tidak bisa artikan. Gadis itu lantas berdiri tepat di samping Nata tanpa harus repot memperdulikan kehadirannya.

Mereka berdiri berdampingan dalam diam tanpa ada satupun yang berniat untuk membuka obrolan.

Tiga puluh menit berlalu. Keduanya masih terhanyut dalam pikiran masing-masing, sampai terdengar sebuah seruan.

"Nat!"

Lelaki yang merasa namanya disebut itu lantas menoleh ke arah lelaki yang kini terlihat berjalan ke tengah lapangan. Lelaki yang Ayla ketahui pasti merupakan mantan ketua OSIS pada masanya itu juga terlihat menatapnya sekilas dan beralih pada lelaki yang berdiri di sebelahnya.

"Hai, Ay. Telat lagi?" Lelaki itu menatapnya.

"Lembur, ya?" tanyanya lagi yang masih tak kunjung mendapat respon dari Ayla.

Ezra pun lantas hanya tersenyum kecil sebelum tatapannya kembali beralih pada lelaki asing tersebut. "Got a bad first day, bro?" Lelaki itu tersenyum mengejek yang hanya dibalas Nata dengan dengusan pelan.

Sekilas dahi Ayla nampak berkerut melihat interaksi antara Ezra dengan lelaki tersebut. Namun tak berlangsung lama, lantaran ia kembali mengondisikan raut seperti semula.

"Sepupu gue," ucap Ezra yang lantas berhasil membuat Ayla meliriknya sekilas.

"Nata ini sepupu gue." ujar Ezra lagi tak mendapat balasan sedikitpun dari Ayla. Ezra mendesis, "Pantes, orang pake headset."

"Iya, gue denger kok." Ayla menimpali datar yang kemudian ditanggapi anggukan samar oleh Ezra.

Ezra tak berbicara lagi, hanya menatap gadis tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.

Stolen Before FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang