- 6 -

417 93 410
                                    

Seorang gadis terlihat berjalan riang sembari merangkul lengan lelaki yang kini tengah berjalan di sampingnya dengan raut yang justru terlihat sebaliknya. Bibirnya tak henti merutuk, membuat gadis dengan dua kepang itu tertawa mengejek.

"Makanya belajar, jangan update gosip mulu."

"Lah itu juga belajar kali. Secara nggak langsung gue udah mempelajari ilmu dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat."

Keisha mencibir. "Gue harus bangga nggak nih?" Randi ingin menjawab, tetapi urung ketika menyadari Keisha yang tiba-tiba menghentikan langkah. Sejak tadi keduanya memang tengah berjalan menuju kelas Ayla, bermaksud untuk mengajaknya makan bersama di kantin.

"Kita balik aja deh."

Sudut mata Randi tampak berkerut. "Lah, kelas Ayla udah di depan mata noh."

"Lo nggak liat tuh ada Raka di depan?" Keisha sedikit menahan napas, berucap pelan seraya mendelik tajam. "Bisa pingsan di tempat gue."

"Lebay banget." Randi mencibir. "Tenang, dia nggak bakal notice juga kalo lo lewat."

"Lah kan ntar kita balik lagi, it means that gue bakal lewatin dia dua kali, dugong." Keisha mendesis. "Ya kali dia nggak notice."

Randi sekilas mendelik, sebelum kemudian memutar bola matanya malas. "Lo pikir lo sepenting itu apa buat dia?"

Sontak Randi mengaduh pelan. Tentu saja karena Keisha yang secara tiba-tiba mencubitnya kesal mendengar ejekan temannya itu.

"Sakit, bego." Randi menggosok lengannya beberapa kali. "Lagian gapapa mah, sambil caper dikit, sapa tau besok jadian."

"Oh gitu ya."

"Iya lah."

"Kalo segampang itu mah, udah dari kemaren-kemaren gue jadi bininya, hamil anak tiga."

Randi melongo. "E busyet, halunya kelewatan. Istighfar, kak!"

"Astaghfirullahal adziim, maafin Keisha ya Allah." Keisha berucap sembari sesekali curi pandang pada Raka yang terlihat duduk dengan memegang ponselnya horizontal bersama dua lelaki teman sekelasnya.

"Ayla keluar tuh," celetuk Randi bersemangat. "Ay!!" serunya yang lebih mirip ke teriakan, membuat beberapa pasang mata sontak menatap ke arahnya. Tak terkecuali Ayla yang sebelumnya terlihat berbincang dengan Melodi, teman sekelasnya. Namun, bukan ekspresi riang gembira yang dua remaja itu dapatkan, melainkan ekspresi malas seperti biasa.

Bibir Keisha sedikit mengerucut. "Ayla senyum dikit, nih sekolah bisa roboh kali ya."

"Lo kenapa sih, lebay banget dari lahir." Randi mencibir. "Curiga gue, lo lahir langsung praktekin sikap lilin."

Keisha sontak kembali melirik Randi tajam.

Sedangkan Raka yang juga menyadari Ayla telah keluar dari kelas, lantas berdiri. Dengan senyum jenakanya, ia lantas menghampiri gadis tersebut.

"Mau bareng?"

Sejujurnya Ayla sedikit kaget dengan Raka yang tiba-tiba muncul di hadapannya dengan raut yang tampak sumringah. Belum sampai ia menjawab, netranya telah terlebih dahulu tak sengaja beradu dengan lelaki yang terlihat baru saja keluar dari kelas Raka. Tak lama, sampai lelaki itu disusul oleh dua orang lelaki dengan ekspresi yang tampak berbanding terbalik ketika melihatnya.

Stolen Before FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang