14

1.8K 225 18
                                    

P.s Komentar kalian sangat berharga

-----




"Bagaimana keadaanmu?"

"Baik," jawab laki-laki kelahiran Australia itu. Keadaannya sudah membaik, hanya saja kadang terasa sedikit perih dibagian perutnya.

"Seharusnya aku bisa mencegahnya," ujar Sehun, dia merasa bersalah karena hal yang dilakukan Mingyu. Felix hanya tersenyum namun tidak menjawab perkataan Sehun.

"Aku tidak pernah berbicara denganmu langsung, ternyata kau sangat tampan," goda Felix. Dia benar-benar tidak pernah berbicara langsung dengan Sehun seperti ini, bahkan Felix baru tahu kalau Sehun dekat dengan Kim Mingyu.

"Apa kau sedang menggodaku?" Canda Sehun sambil tertawa kecil, Felix ikut tertawa kecil mendengarnya.

"Ngomong-ngomong, aku harus memanggilmu apa? Sunbaenim?" Tanya Felix dengan polosnya. Sehun kembalu tertawa kecil mendengarnya.

"Panggil hyung saja, kuharap kita bisa lebih akrab," jawab Sehun ramah.

"Okay. Ngomong-ngomong, apa hyung sudah lama dekat dengan Kim Mingyu?" Tanya Felix.

"Aku sudah kenal dengannya dari kecil, orangtua kami dekat. Namun, aku mulai dekat dengannya sejak empat tahun yang lalu," jelas sehun. Felix hanya mengangguk mendengar penjelasan Sehun barusan.

"Apa hyung yang menelepon BangChan hyung untuk datang waktu itu?" Tanya Felix.

"Iya," jawab Sehun murung, dia merasa bersalah. Kalau saja Sehun tidak menyuruh BangChan datang, Felix tidak akan begini.

"Kenapa?" Tanya Felix lagi.

"Mingyu sudah sangat keterlaluan. Aku butuh BangChan untuk menghentikannya," ujar Sehun terus terang, dia tidak akan menyembunyikannya dari Felix.

"Kenapa hyung yakin BangChan akan datang?" Tanya Felix, karena dia tahu pasti kalau BangChan membenci Bambam.

"Aku sudah cukup lama mengenal BangChan, aku mengenalnya semenjak kejadian itu. BangChan memang terlihat membenci Bambam, tapi dia tidak akan membiarkannya mati sia-sia ditangan Kim Mingyu," ujar Sehun. Felix terdiam mendengar perkataan Sehun. Dia iri karena Sehun bisa tahu hal-hal seperti itu tentang BangChan, sedangkan dia yang adiknya bahkan tidak tahu.

"Begitu juga denganmu," ujar Sehun lagi. Felix menatal Sehun bingung, apa maksudnya 'begitu juga denganmu.'

"Apa maksudmu?" Tanya Felix bingung.

"BangChan menyayangimu."

Felix mematung mendengarnya, bagaimana dia bisa percaya kalau BangChan menyayangi Felix. Yang ada BangChan tidak pernah menganggap Felix.

"Sepertinya hyung salah menilai," ujar Felix.

"Seharusnya kau lebih peka, Felix. BangChan menyayangimu lebih dari yang lain, hanya saja...," perkataan Sehun terhenti ketika tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang, BangChan.

"Ah Sehun hyung, kau disini," ujar bangChan saat melihat Sehun juga ada disana. Sehun berdiri dari kursinya.

"Aku meluangkan waktuku untuk melihat Felix sebentar," ujar Sehun.

"Kalau begitu ayo mengobrol sebentar," tawar BangChan pada Sehun. Namun, Sehun menggeleng sebagai jawaban.

"Aku masih punya jadwal, aku harus kembali ke agensi," tolaknya. Tentu saja Sehun berbohong, dia hanya ingin agar BangChan dan Felix menikmati waktu mereka berdua selagi yang lain tidak ada.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati," ujar BangChan akhirnya. Sehun segera meninggalkan ruangan itu dan pergi meninggalkan rumah sakit.

BangChan dan Felix terdiam cukup lama setelah Sehun pergi, mereka sama-sama tidak tahu harus bicara apa.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya BangChan akhirnya. Felix cukup terkejut mendengar BangChan mengatakannya, ini pertama kalinya dia mendengar BangChan bertanya begitu pada Felix.

"Baik," jawab Felix namun tetap tidak berani memandang BangChan langsung.

"Aku sudah melaporkannya dan polisi akan segera memprosesnya. Hanya saja aku tidak bisa mengatakan kalau dia tinggal bersama Sehun hyung, itu akan mempersulit Sehun hyung," jelas BangChan. Felix kembali terkejut mendengar BangChan menjelaskan hal seperti itu kepada Felix, dengan nada biasa saja. BangChan biasanya berbicara kasar kepada Felix jika tidak menyangkut pekerjaan.

"Gomawo, hyung," ujar Felix masih menundukkan kepalanya, masih tidak berani menatap BangChan langsung.

"Tatap aku kalau bicara, Felix," ujar BangChan sedikit ketus, dia merasa jengah sendiri melihat Felix yang daritadi menunduk bahkan saat BangChan mengajaknya bicara.

Felix tidak punya pilihan selain menatap BangChan langsung, tatapan mereka benar-benar bertemu satu sama lain.

"Mianhae, hyung," ujar Felix merasa bersalah.

"Aku tidak butuh permintaan maafmu," ujar BangChan kesal. Felix tidak salah tapi kenapa ia terus minta maaf pada BangChan.

Felix hanya diam setelah BangChan berkata begitu kepadanya. Felix takut kalau BangChan marah, Felix tidak mau BangChan marah kepadanya, Felix tidak mau.
.
.














Flashback.

BangChan berumur 10 tahun kira-kira saat itu. Dia sedang membaca novel-novel yang baru saja dibelikan ibunya kemarin. Orangtua nya sedang bekerja sekarang dan BangChan hanya dirumah berdua dengan Felix, bersama pengasuhnya juga. Jujur saja dia sering merasa kesepian tinggal dirumah yang bisa dibilang besar ini, dulu BangChan biasa ditemani ayahnya jika sedang bosan, ayahnya sering pulang cepat jika bekerja. Namun, semenjak ayah dan ibunya cerai dan nikah lagi, BangChan jadi sering merasa kesepian.

Saat sedang seru-serunya membaca, seseorang masuk kekamarnya.

"Ngapain kesini?" Tanya BangChan ketus.

"Aku ingin bermain bersama hyung, aku bosan sendiri," ujar Felix kecil dengan polosnya.

"Aku tidak mau bermain bersamamu," ujar BangChan tak acuh. Namun, Felix tak mendengarkan, dia malah berjalan dan duduk dikasur, duduk disamping BangChan.

"Apa yang kau lakukan?!" Seru BangChan kesal melihat Felix yang duduk dikasurnya tanpa izin.

"Aku tidak akan mengganggu hyung membaca. Aku hanya akan disini, aku bosan dikamar sendiri," ujar Felix dengan polosnya.

"Merepotkan," ujar BangChan kesal. Dia akhirnya melanjutkan aktivitas membaca bukunya tanpa menghiraukan Felix yang ada disampingnya.

Felix tidak menganggu BangChan, hanya saja dia bermain mobil-mobilannya yang dia bawa dari kamarnya.

"Ninu ninu ninu," Felix menirukan suara ambulance sambil memainkan mobil ambulance mainannya. Sesekali dia bernyanyi-nyanyi lagu anak-anak sambil memainkan mainannya.

BangChan tidak keberatan walaupun Felix sedikit berisik dikamarnya. Tanpa BangChan sadari, dia merasa nyaman dengan suara-suara berisik Felix. Dia merasa tidak sendirian lagi dirumah itu, walaupun dia jarang berbicara dengan Felix.

Felix jadi sering main kekamar BangChan jika sedang bosan. BangChan tidak pernah menolaknya, dia hanya bersikap tidak peduli jika Felix sedang dikamarnya.
.





How 'bout this part?
Aku masih gatau cerita ini bakal sampe chapter berapa

200118

ATTENTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang