"Bodoh, bodoh, bodoh," hanya itu yang BangChan gumamkan dari tadi. Dia berada dirumah sakit sekarang, bersama dengan seluruh member Straykids yang sudah sampai kira-kira lima belas menit yang lalu, Bambam juga ada disini sekarang.
"Tenanglah dulu, BangChan," ujar Woojin berusaha menenangkan BangChan. BangChan terlihat sangat kacau.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Hyunjin cemas. Siapa yang tidak cemas jika tiba-tiba mendengar berita bahwa temanmu barusan ditikam oleh orang yang bahkan Hyunjin tidak tahu.
"Kau lihat kan? Dia ditikam!" Jawab Minho. Dia tidak jauh berbeda dari BangChan yang sedang sangat cemas.
"Maksudku kenapa? Kenapa dia ditikam?!"
"Ada yang dendam kepadanya," jawab Woojin berusaha tenang, tentu saja dia berbohong, dia tidak yakin untuk memberitahukan masalah ini kepada member yang lain tanpa izin BangChan ataupun Felix.
"Kita harus melaporkannya," usul Seungmin.
"Kita memang harus melaporkannya," jawab Woojin kesal, mood nya benar-benar buruk untuk saat ini.
"Lalu apa hubungannya dengan Bambam sunbaenim?" Tanya Jisung kemudian, bingung. Jisung menatap Bambam yang sedang duduk melamun, dia duduk sedikit lebih jauh dari member Straykids yang lain. Dia baru saja diobati, lukanya tidak terlalu parah, hanya saja banyak bekas-bekas luka.
"Mana kutahu," jawab Woojin, lagi-lagi berbohong.
"Gila. Ini gila," gumam Changbin sendiri, Tidak ada yang baik-baik saja sekarang. Semuanya hening untuk beberapa waktu, sampai seorang sokter keluar dari dalam ruang ICU. BangChan adalah orang pertama yang menyambut dokter itu, disusul oleh yang lainnya. Bagaimanapun, BangChan yang paling khawatir pada Felix saat ini.
"Dia baik-baik saja, lukanya tusukannya tidak dalam dan tidak mempengaruhi organ dalamnya. Hanya perlu istirahat beberapa hari untuk memulihkan kondisinya," jelas dokter bermarga Kim tersebut.
BangChan menghela nafas lega, begitupun yang lainnya. "Apa dia sudah sadar?" Tanya Woojin.
"Belum, dia baru saja dibius. Mungkin baru akan bangun nanti malam," jawab dokter Kim. BangChan dan yang lainnya hanya bisa menghela nafas lega, namun rasa khawatir masih menyelimuti mereka.
"Baik saya pergi dulu," ucap dokter Kim sebelum pergi meninggalkan mereka.
"Kita benar-benar harus melaporkannya! Ini gila, hyung," seru Jeongin. Suaranya kelewat kencang sampai suster yang lewat sempat menoleh kearah mereka.
"Jaga suaramu Jeongin," ujar Woojin. "Sebaiknya cepat kabari manager hyung sekarang, kita belum mengabarinya tentang ini."
"Biar aku," Seungmin yang mengabari manager hyung lewat handphone-nya.
.
.Jam menunjukkan pukul 19.15, hari sudah gelap dan cuacanya juga dingin. Namun, dua laki-laki itu justru sedang berada dilantai paling atas bangunan rumah sakit itu, mereka sedang berada di rooftoop. Mereka sedang berbicara serius ditengah dinginnya kota Seoul.
"Cepat ceritakan," ujar BangChan kepada lelaki disampingnya. Namun, BangChan tidak berhadapan langsung dengannya, dia tidak ingin. BangChan lebih memilih melihat pemandangan kota Seoul dari bangunan tinggi itu, sambil menikmati cuaca dingin malam itu.
"Dia bilang akan membunuhmu," jawab Bambam, meskipun sebelumnya dia sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan BangChan.
"Cih," BangChan masih berada diposisinya dan bersikap tenang. "Bodoh. Kau tidak berubah."
Bambam terdiam lama, tampak merenungkan sesuatu. "Mingyu itu bebahaya, dia punya motif lain," ujar Bambam kemudian.
"Aku tahu," ujar BangChan pelan. Bambam mengerutkan dahinya mendengarkan perkataan BangChan barusan, namun Bambam kembali terdiam lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION ✔
Fanfic▪Siapa yang tidak ingin diperhatikan oleh hyungnya -Lee Felix ▪Dia mengincarku, dia tidak akan membiarkanku merasa aman. -BangChan ### "Jangan diperdaya oleh ego-mu" -Bambam "Dia benar-benar tidak bisa ditebak" -Kim Woojin "Sok suci kalian semua" ...