BangChan membuka pintu kamarnya dengan kasar, membuat para member dan manager hyung yang berada diluar terkejut setengah mati.
"WAE?!" BangChan tiba-tiba saja membentak. Semua yang ada disana tentu saja terkejut mendengar BangChan yang tiba-tiba membentak. Mungkin yang baru menyadari perubahan BangChan tersebut hanyalah Woojin, karena saat itu dia langsung menatap Bambam tajam.
"Ada apa denganmu?" Tanya manager hyung masih setengah terkejut.
"Kalian tidak pernah memberitahuku! WAE?"
Setelah berkata begitu, para member langsung bertatap-tatapan, mulai paham dengan perubahan sikap BangChan.
Woojin saat itu langsung menarik tangan Bambam dan mengajaknya pergi dari sana secara paksa.
Woojin mengajak Bambam kesebuah lorong yang cukup sepi, Woojin sempat menoleh kekanan-kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat mereka. Sesampainya disana, Woojin langsung mengehempaskan tangan Bambam kasar.
"Asal kau tau," ujar Woojin menahan kesal. "Kami baru saja membicarakan tentang masalah itu. Dan kau mengacaukannya."
"Tapi dia juga harus tau tentang itu," elak Bambam.
"Tapi tidak sekarang," Woojin menaikkan nada bicaranya. "Kau tahu sendiri kondisinya sekarang bagaimana!"
Bambam memalingkan wajahnya dari hadapan Woojin, entah memang tidak mau menatapnya atau karena takut menatapnya.
"BangChan masih dalam masa pemulihan. Itu sangat beresiko untuknya, Bambam," lanjut Woojin.
"Mianhae," ujar Bambam masih enggan menatap Woojin. Woojin mengacak-acak rambutnya kesal.
"Bagaimana jika BangChan drop nanti," ujar Woojin lagi.
"Sudahlah, Woojin," Bambam pum akhirnya kembali menatap Woojin. "Dia patut mendapatkan itu."
"Apa maksud perkataanmu itu?!" Woojim tampak tidak terima. Bambam menghela nafasnya sebelum melanjutkan.
"Perasaan menyesal BangChan tidak akan ada apa-apanya dengan perasaan Felix," lanjut Bambam sambil menatap Woojin sarkas.
"Masalahnya sekarang adalah kondisinya yang belum stabil. Bagaimana jika terjadi apa-apa nanti dengan BangChan," ujar Woojin sambil menatap Bambam tak kalah sarkas.
"Anggap saja setara dengan perasaan Felix selama ini, walaupun itu tidak ada apa-apanya," ujar Bambam lagi. Woojin saking kesalnya menarik kerah baju Bambam dengan erat.
"Memangnya kau mau bertanggung jawab jika terjadi apa-apa dengan BangChan, hah?!" Woojin benar-benar kesal saat ini.
"BangChan bisa saja membenciku karena ulahku yang pengecut ini. Tapi, Felix," Bambam tampak sedikit terengah. "Felix tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Selama ini dia hanya peduli pada BangChan walaupun mereka tidak sedarah. Sedangkan BangChan? Dia hanya peduli pada egonya. Sekalipun dia mulai menyayangi Felix, dia hanya peduli pada egonya. BangChan menumpahkan kekesalan pada orangtuanya ke Felix," ujar Woojin. Dia menatap Woojin sinis.
"Setidaknya BangChan harus merasa menyesal terhadap Felix," setelah itu, Bambam menghempaskan tangan Woojin dari kerah bajunya, dan kemudian pergi dari sana meninggalkan Woojin yang masih terdiam ditempat sambil mencerna perkataan Bambam barusan.
.
."Hyung," BangChan mengguncang tubuh manager hyung seakan meminta penjelasam lebih. "Katakan padaku dimana Felix sekarang!" Desak BangChan.
"Tenanglah dulu BangChan," manager hyung masih berusaha menenangkan BangChan saat ini.
"Bagaimana aku bisa tenang disaat seperti ini," ujar BangChan marah.
"Hyung, duduklah dulu. Hyung masih butuh istirahat," Changbin ikut menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION ✔
Fanfiction▪Siapa yang tidak ingin diperhatikan oleh hyungnya -Lee Felix ▪Dia mengincarku, dia tidak akan membiarkanku merasa aman. -BangChan ### "Jangan diperdaya oleh ego-mu" -Bambam "Dia benar-benar tidak bisa ditebak" -Kim Woojin "Sok suci kalian semua" ...