22

1.7K 166 14
                                        

BangChan sedang berkutat dengan secarik kertas, pena, dan handphone-nya yang ada diatas meja. Daritadi mood-nya tidak baik.
Dan ketika sedang memperhatikan jalanan Seoul dari jendela kamarnya, tiba-tiba terlintas sebuah melodi dipikirannya, sebuah lagu yang melintas dipikirannya dan akan terlupakan jika tidak segera merekamnya. BangChan langsung buru-buru mengambil handphone-nya dan merekamnya.

Namun, sepertinya niatnya yang hanya ingin merekam suaranya berubah menjadi ingin menulis liriknya juga, tangannya gatal ingin menulis lagu lagi. Dan berakhirlah BangChan yang sedang menulis lagu saat ini, mengeluarkan seluruh emosinya dalam bait demi bait yang ditulisnya. Bagi BangChan, Sejauh ini hal yang bisa mengurangi stress hanya dengan mencurahkannya dalam sebuah lagu.

Seseorang masuk kedalam kamar BangChan ditengah kesibukan BangChan menulis lagu. BangChan menoleh dan mendapati manager hyung yang baru saja masuk.

"Sedang apa hmm?" Tanya manager-nya.

"Seperti biasa," jawab BangChan singkat. Manager hyung melihat sekilas apa yang sedang ditulis BangChan.

"Kau bisa menulis lagu disaat seperti ini," ujarnya. BangChan tidak menjawab dan meneruskan menulis lirik sebelum dia lupa. Manager hyung duduk disofa yang ada disamping BangChan. Setelahnya, mereka diam beberapa saat, sebelum manager hyung membuka obrolan lagi.

"Chan," panggilnya tiba-tiba.

"Wae?" Tanya BangChan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kita punya kabar baik," ujarnya.

"Kuharap benar-benar baik," jawab BangChan masih belum mengalihkan pandangannya dari pena dan kertas diatas meja.

"Kita sudah mendapat pendonor."

BangChan tidak bisa tidak terkejut ketika mendengar ini. BangChan menatap manager-nya terkejut, Rasanya seperti sesuatu bergejolak dalam dirinya sekarang.

"Hyung serius?" Tanya BangChan memastikan. Fokusnya benar-benar sudah berpindah ke manager hyung sekarang.

"Kau pikir aku becanda?" Canda manager hyung sambil tersenyum dihadapan BangChan. Namun, entah kenapa BangChan merasa ada yang aneh dalam senyumnya itu, seperti ada sesuatu yang disembunyikan dalam senyumnya itu. Namun kemudian BangChan berfikir kalau sepertinya itu hanya perasaannya saja.

"Apa aku bisa benar-benar sembuh setelah ini?" Tanya BangChan lagi.

"Tentu saja," manager hyung kembali tersenyum, senyum yang terlihat begitu menyakitkan menurut BangChan. Entahlah, tapi BangChan benar-benar merasa seperti itu.

"Apa ada yang salah?" Tanya BangChan akhirnya. Dia mulai merasa aneh walaupun dia tahu itu mungkin perasaannya saja.

"Apa maksudmu?" Tanya manager hyung bingung. BangChan diam sebentar, kemudian berkata.

"Tidak ada. Tidak usah difikirkan. Ngomong-ngomong, kapan jadwal operasinya?" Tanya BangChan akhirnya, mengalihkan pembicaraan.

"Kalau tidak salah dua hari lagi," jawabnya.

"Cepat sekali," gumam BangChan.

"Kau jangan sampai sampai kecapekan sampai waktu operasi," ingat manager hyung kepada BangChan, BangChan hanya nyengir mendengar manager-nya itu. "Kau bisa melanjutkan membuat lagumu nanti, BangChan."

"Tapi aku akan segera melupakan liriknya jika tidak menulisnya sekarang."

"Kau ini keras kepala sekali."

"Lirik ini tinggal sedikit lagi, hyung," BangChan masih saja keras kepala, Yang diajak bicara hanya bisa geleng-geleng kepala.

BangChan kembali menulis beberapa bagian lagu lagi dikertasnya itu, sementara manager hyung lebih memilih untuk menonton tv yang sudah hidup sejak tadi.

ATTENTION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang