Bugh
"GILA KAU HAH?! MAU SAMPAI KAPAN BEGINI HAH?!" Pria itu terlihat sangat marah sekarang, dan dia baru saja mendorong lawan bicaranya sampai tersungkur dilantai.
"Kenapa kau marah sekali?" Tanyanya enteng tanpa rasa bersalah sedikitpun. Sehun benar-benar tak habis pikir lagi.
"Aku tidak bisa terus melindungimu, Mingyu," ujar Sehun pasrah.
"Tapi kau akan terus melindungiku bukan," ini bukan pertanyaan, tapi pernyataan.
"Aishh. Aku bisa gila karenamu"
"Kau tidak lupa jasa orangtuaku bukan?"
Sehun menghela nafasnya kasar, kata-kata itu benar-benar sensitif ditelinga Sehun. Rasanya semuanya serba salah sekarang.
Tanpa menjawab perkataan Mingyu barusan, Sehun langsung melengos pergi kekamarnya dengan raut kesal dan serba salah. Mingyu yang melihat Sehun langsung pergi seperti itu hanya tersenyum miring.
.
."Bangsat," Changbin meninju tembok rumah sakit, kali ini ia benar-benar marah, sangat marah sampai bingung untuk melampiaskan semuanya dengan siapa.
"Hyung tenanglah dulu," Seungmin mulai bersuara.
"Benar kata Seungmin, jangan menyakiti diri sendiri, Changbin," ujar Woojin ikut menenangkan.
Sementara, Felix masih duduk dikursi rumah sakit, menahan tangisnya agar tidak keluar.
"Aku benar-benar tidak pernah merasa segila ini," ujar Changbin lagi. Changbin jarang sekali marah sepertu itu, mungkin hampir tidak pernah.
"Changbin hyung lebih baik duduk dulu, tenangkan diri dulu," ujar Jisung.
Saat itu juga, seorang dokter keluar dari ruang ICU. Rasanya seperti flashback saat kejadian Felix. Seluruh member langsung saja menyerbu dokter itu, meminta penjelasan tentang keadaan BangChan.
"Tusukannya sangat dalam," ujar dokter. Felix sempat melihat name tag nya yang bertulisan 'Kim Wooseok'.
"MWO?!" Felix terkejut, tidak sanggup mendengarkan lanjutannya.
"Maaf saya harus memberitahu ini," dokter Kim Wooseok menjeda sedikit perkataannya. "Kalau luka tusukan ini beralibat fatal pada ginjal-nya."
Tidak ada yang bisa berkata-kata lagi setelahnya, semuanya terlalu syok untuk mendengar penjelasan barusan. Felix merasa seperti sesuatu sedang menghantam kepalanya, benar-benar sesakit itu. Felix tidak sanggup mendengar apapun lagi sekarang, tapi mau tidak mau dia harus mendengarkannya.
"Pasien BangChan akan sulit untuk beraktivitas dengan ginjal seperti ini," ujar Kim Wooseok lagi.
"APA KAU BERCANDA, HAH?!" Changbin tiba-tiba menarik kerah baju Kim Wooseok, menatapnya dengan tatapan marah dan kecewa.
"Maafkan saya," ujarnya akhirnya.
"Changbin sudah! Jangan memperburuk suasana," tegur Jisung sambil berusaha menarik Changbin agar menjauh dari Kim Wooseok. Changbin akhirnya melepaskan cengkramannya dengan perasaan campur aduk.
Disamping itu, Felix sedang berusaha menahan emosi dan rasa sedihnya dengan menarik-narik rambutnya sendiri.
"Felix-ssi, gwenchana," Woojin yang melihat itu pun berusaha menenangkan Felix. Woojin memeluk tubuh Felix, berusaha menenangkannya. Saat itu, Felix benar-benar merasa akan gila, dia marah, kesal, sedih, dan perasaan campur aduknya. Dia begitu membenci Kim Mingyu, sebelumnya memang dia membencinya, tapi rasanya sekarang dia benar-benar membencinya lebih dari apapun. Felix membencinya, sangat membencinya, dia seharusnya tidak mengusik kehidupan Felix dan teman-temannya, dia seharusnya pergi saja, dia seharusnya lebih menderita, dia harus merasakan penderitaan yang lebih menyakitkan daripada yang terjadi pada BangChan, bahkan lebih baik kalau dia mati.
![](https://img.wattpad.com/cover/208512962-288-k991921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION ✔
Fanfic▪Siapa yang tidak ingin diperhatikan oleh hyungnya -Lee Felix ▪Dia mengincarku, dia tidak akan membiarkanku merasa aman. -BangChan ### "Jangan diperdaya oleh ego-mu" -Bambam "Dia benar-benar tidak bisa ditebak" -Kim Woojin "Sok suci kalian semua" ...