15 || Kacau pt.2

13K 1.3K 158
                                        

"Masalah kecil bisa jadi besar, gimana nanti masalah besar? Bisa-bisa meledak dunia."

-Theodore
_________________________________

Jevan udah selesai mandi. Dia celingukan nyari Ibu Sunny yang gak tau ada dimana.

"Bukannya tadi ada di ruang tengah yah?" Batinnya bingung.

Gimana gak bingung dia tadi udah nyari di ruang tengah tapi Bu Sunny-nya gak ada.

"Woy Jek udah selesai? " Jay keluar dari kamar mandi dengan menggosok-gosok rambut dengan handuk yang melingkar di lehernya.

Jevan mencibir dalam hati. "Sok ganteng najis!"

"Punya mata 'kan?" Jevan balik bertanya dengan ekpresi datar. Sedatar idupnya yang flat usai putus dari Lisa.

Jay mendengus. Tak ingin berlama lama dengan Jevan, Jay pun memutuskan buat balik ke posko sendiri.

"Lo mau kemana? " tanya Jevan heran.

Jay yang udah siap pun menoleh. "Balik lah," jawabnya.

"Lo gak pamitan gitu sama Bu Sunny? Gak sopan banget lo. " Jevan bersedekap, menatap Jay sinis.

Entah apa yang merasuki Jevan. Tiap kali kalau dia liat Jay bawaannya sensitive mulu kaya pantat bayi. Rasaya Jevan pengen bejek-bejek muka Jay biar gak bisa tebar pesona lagi. Khususnya ngerusak pipi bolong Jay.

Jevan gak terima kalau tadi Lisa sempet tersepona gara-gara pipi bolong Jay yang kelewat manis.

"Oh lupa gue," ujar Jay santai. Tangannya di masukkan kedalam saku celananya. Merogoh beberapa permen karet yang selalu siap sedia didalam celananya.

"Gak ada," ujar Jevan tiba-tiba.

Dahi Jay mengkerut tak mengerti. Jay gak paham dengan maksud Jevan. "Maksudnya?"

Jevan menghela nafas. "Bu Sunny-nya gak ada." jelas Jevan tegas.

Jay hanya manggut-manggut mengerti. Pantas saja temen Jevan bisa diitung jari, emangnya siapa yang betah temenan sama Jevan yang suka pake bahasa yang susah dimengerti seperti itu?

"Yaudah ayok balik palingan Bu Sunny di depan rumah. "

Jevan terlihat berpikir sejenak. Kalau diingat-ingat Jay gak pernah ngeliat Jevan mikir dulu. "hm, ayo. " Jevan jalan duluan.

Benar apa yang dikatakan Jay. Bu Sunny lagi didepan. Duduk sendiri di bawah pohon mangga. Lagi-lagi Bu Sunny melamun membuat kedua pemuda tersebut saling bertatapan dengan tanda tanya.

Jevan dan Jay menghampiri Bu Sunny. "Buk, makasih yah. " ucap Jay diserai senyum tipis. Sedangkan Jevan masih stay kalem dengan wajah datarnya.

Bu Sunny mendongak dan menemukan dua pemuda super tampan ada didepannya. Bu Sunny sempat istighfar 33x karena saking silaunya ciptaan tuhan ini. Kalau kaya begini boleh tidak Bu Sunny manggil mereka HIMACOLA?

Himpunan Mahasiswa Cogan Langka.

"Eh--iya Kang sama-sama,"

"Yaudah Buk, kami permisi dulu. " ucap Jevan. Jay dan Jevan lalu balik ke posko.

Bu Sunny masih nge blank. Matanya memandang dua punggung pemuda itu dengan wajah yang bersemu merah. Menutup wajahnya kasar Bu Sunny bergumam.

"Inget umur! " gumamnya. "Tapi ganteng banget Ya Allah bikin khilaf aja, " lanjutnya. "apalagi Kang Jeka, bawaannya pengen ngajak ke KUA." tambahnya sambil senyum halu.

KKN 97 || New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang