"Lo mantannya adek gue kan?!" seru Jean. Jari telunjuknya pas mengenai hidung Jevan.
"HAH?" teriak semua orang. Kecuali Bambam dan Mimi.
Jevan memasang wajah datar. Bibirnya terkatup rapat seolah tak mau repot-repot menjawab pertanyaan Jean. Sedangkan Lisa mematung, ketar ketir karena sang kakak langsung mengenali Jevan.
Jean menurunkan jari nya. Tangannya bersedekap menatap Jevan penuh permusuhan. "Ternyata elo bajingan beruntung yang pernah pacaran sama adek gue tapi akhirnya lo tinggalin?!" sinisnya. Seraya menusuk tajam ke dalam telinga sang pendengar.
"Bukan." jawab Jevan.
Mata Jean melotot. "Ngeles lagi! Ngaku nggak?!"
"Gue bukan mantan Lisa bang." ujar Jevan pelan.
Bambam dan Mimi sontak melotot. Sedangkan Lisa tengah menggigit kuku jarinya cemas. Una yang udah gak bisa berkata apa-apa lagi selain syok berat. Rose dan Jihan yang tadinya matanya sayup-sayup mengantuk pun tak jadi mengantuk. Jay memasang muka datar walaupun dalam hatinya dia sangat penasaran. Aming, Deka, Yoga mengaga tidak elitnya. Sedangkan Ernest tidak kaget sama sekali.
"Gak usah bohong." kini giliran Jean yang menampilkan raut datarnya.
Merogoh kantung celananya Jean menunjukan sesuatu yang bener-bener membuat satu posko kelompok enambelas itu harus menahan nafasnya.
Ponsel yang disodorkan Jean itu menunjukan gambar dua orang yang tengah tersenyum manis menatap kamera. Laki-laki yang tersenyum manis itu berpose sambil memeluk wanitanya dari belakang. Sedangkan sang wanita tertawa lebar tanpa beban.
"Ini elo kan?" tanya Jean setelah kembali menyimpan fotonya.
"Ba--ang, abang dapet dari mana? " tanya Lisa pelan.
Jean menoleh kearah Lisa. "Diem. Gue nggak suruh lo ngomong." jawab Jean cepat dengan mata yang berkilat tajam.
Lisa terdiam. Kalau sudah begini dia tak boleh ikut campur. Salah dia sendiri karena pernah meminta Abangnya buat ngebenerin handphone nya saat sedang rusak.
Jean kembali mengalihkan atensinya pada sosok pemuda tampan yang aa didepannya. "Lo gak bisa ngelak lagi. Lo tau? Gue bener-bener pengen banget nonjok lo sampek babak belur pas tau adek gue pulang-pulang nangis dan ngurung diri dikamar."
Jevan yang tak gentar pun menatap manik onyxnya Jean. "Lo bisa lakuin itu kalo lo mau bang."
Lisa meolotot! Jevan benar-benar serius dengan ucapannya.
"Hah? Lo mau gegar otak di pukul abang gue?!" Lisa menatap garang Jevan. Sedangkan yang ditatap sedemikian rupa pun tak melepaskan pandangannya pada sosok kakak gadis yang amat dicintainya itu.
"Well, lo bener-bener ngebuat gue muak." ucap Jean. "Gue bakal lakuin sesuai apa yang lo inginkan." lanjutnya.
Lisa balik menatap kakaknya tak percaya. "Bang kalo udah minim akhlak minimal jangan gila bisa?!" seru Lisa frustasi.
Dengan brengseknya Yoga, Deka, Aming, Bambam, Jihan menahan tawa. Rose dan Una masih plonga plongo sedangkan Mimi dah dag dig dug ser. Takut ada pertumpahan darah. Mengingat track record Jean adalah pemegang sabuk hitam taekwondo.
Jean natep Lisa sekilas sebelum beranjak mendekati Jevan. Lisa yang melihat itu pun langsung berdiri tepat di hadapan Jevan.
Jean natep tajam Lisa. "Minggir, Lis."
Lisa menggeleng. "Enggak." ucapnya mantap. "Gue gak bakal biarin elo nyentuh Jevan seujung kuku pun."
Jean tak pernah menyangka jika adiknya akan melindungi laki-laki yang sudah menyakitinya sedemikian rupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN 97 || New Version
Romansa#1 campus series -romcom- KKN kali ini lebih mirip ajang cari jodoh daripada Kuliah, Kerja, Nyata beneran. Apalagi, kalo yang kena sial malah ketemu mantan. Udah beda lagi. KKN lebih mirip di sebut Kuliah, Ketemu Mantan daripada nyari pengalaman...
